- kemarin dulu
KOMPAS.TV - Joao Angelo de Sousa Mota mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Agrinas Pangan setelah enam bulan menjabat. Agrinas merupakan badan usaha milik negara di bawah naungan Danantara.
Joao menyatakan pengunduran dirinya dilatarbelakangi perasaan tidak mendapat dukungan dari pembantu presiden.
Ia mengaku sudah tiga kali mengajukan pengunduran diri, namun Danantara belum juga menyetujui dengan berbagai alasan. Joao Mota diangkat pada 10 Februari 2025 berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN.
Lantas, apakah pengunduran diri Joao Angelo de Sousa Mota menjadi sinyal adanya masalah besar di balik Danantara dan sistem pangan Indonesia? Kompas Bisnis membahasnya bersama Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira.
Baca Juga Mundur, Ini Sederet Alasan-Kritik Dirut BUMN Agrinas Pangan soal Danantara | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/nasional/610911/mundur-ini-sederet-alasan-kritik-dirut-bumn-agrinas-pangan-soal-danantara-sapa-pagi
#danantara #bumn #agrinas #dirutagrinas
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/610914/full-bumn-agrinas-kritik-danantara-ekonom-presiden-harus-singkirkan-politik-konglo-penghalang
Joao menyatakan pengunduran dirinya dilatarbelakangi perasaan tidak mendapat dukungan dari pembantu presiden.
Ia mengaku sudah tiga kali mengajukan pengunduran diri, namun Danantara belum juga menyetujui dengan berbagai alasan. Joao Mota diangkat pada 10 Februari 2025 berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN.
Lantas, apakah pengunduran diri Joao Angelo de Sousa Mota menjadi sinyal adanya masalah besar di balik Danantara dan sistem pangan Indonesia? Kompas Bisnis membahasnya bersama Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira.
Baca Juga Mundur, Ini Sederet Alasan-Kritik Dirut BUMN Agrinas Pangan soal Danantara | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/nasional/610911/mundur-ini-sederet-alasan-kritik-dirut-bumn-agrinas-pangan-soal-danantara-sapa-pagi
#danantara #bumn #agrinas #dirutagrinas
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/610914/full-bumn-agrinas-kritik-danantara-ekonom-presiden-harus-singkirkan-politik-konglo-penghalang
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:01Anda menghasilkan segmen Kopas Bisnis bersama saya, Bria Baratena, ya Saudara.
00:05Joao Angelo de Sousamota mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Agrinas Pangan setelah 6 bulan menjabat.
00:13Agrinas adalah sebuah BUMN di bawah payung dan antara.
00:17Joao mengundurkan diri karena merasa tidak didukung pembantu Presiden.
00:21Ia bilang sudah tiga kali mengajukan pengunduran diri, namun dan antara belum juga menyetujui dengan berbagai alasan.
00:30Joao Angelo de Sousamota diangkat pada 10 Februari 2025 berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN.
00:36Terus terang, saya merasa sangat malu dan merasa sangat bertanggung jawab.
00:52Segala sesuatu yang terjadi selama ini, selama 6 bulan, kami tidak dapat mengwujudkan apa yang dicita-citakan oleh Presiden.
01:00Itu menjadi tanggung jawab saya. Oleh karena itu, saya dengan segala hormat, mohon maaf kepada Bapak Presiden bahwa saya gagal mengwujudkan apa yang beliau ini
01:14karena kami tidak mendapat dukungan maksimal dari semua pihak, sehingga apa yang Bapak Presiden rencanakan,
01:24saya harapkan dia dapat kami wujudkan dan bentuk tanggung jawab kami, kami menyampaikan pengunduran diri tadi yang sudah diterima oleh pihak dan antara.
01:34Alasan utama saya, saya begitu bersemangat, ingin berkonstribusi, ingin terlibat membantu membangun mesejahterakan petani,
01:43membangun pertanian kita, tetapi kami tidak didukung oleh pembantu-pembantu Presiden
01:50dengan membuat birokrasi yang sangat bertele-tele dan hampir tidak mungkin kita wujudkan.
01:56Sehingga saya mengambil langkah demi kehormatan saya, demi menjaga nama baik teman-teman,
02:02dan saya bertanggung jawab terhadap ketidakberhasilan atau kegagalan kami selama 6 bulan ini
02:09untuk mendukung dan mengwujudkan petani sejahtera dan negara bisa berdaulat.
02:15Dirut Agrinas yang mundur juga bilang dan antara tidak memiliki sense of crisis
02:23bahwa kondisi pangan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
02:28Selama berproses, kami melihat bahwa pihak dan antara, ini sekali lagi saya ulangi lagi,
02:36tidak memahami atau tidak memiliki sense of crisis atau ultima rasio bahwa keadaan pangan kita
02:44tidak baik-baik saja dan tidak normal-normal saja.
02:50Sehingga kita perlu melakukan langkah-langkah terobosan dan langkah-langkah yang cepat
02:57untuk bisa mengwujudkan dan menjamin ketersediaan pangan bagi bangsa dan negara
03:04demi kelangsungan hidup bangsa untuk ke depan.
03:07Kami menemukan hambatan-hambatan yang membuat kami menjadi tidak berdaya.
03:11Ini sebetulnya ini bentuk daripada pengungkapan
03:17di mana ketidakperpihakan dan antara khususnya kota pemerintah
03:26dalam membantu dan mengwujudkan apa yang dicanangkan dan dibebankan kepada kami.
03:33Kepala Badan Pengelola Investasi dan Antara, Rosan Ruslani,
03:39merespons pengunduran diri Direktur Utama Agrinas.
03:47Roslan bilang, Saudara dan Antara Indonesia, menghormati keputusan pribadi
03:52Bapak Joao Angelo de Sousabota untuk mengundurkan diri
03:56dari Jabatan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara.
04:03Kata Rosan, Saudara, surat pengunduran diri Joao Bota
04:09akan diproses oleh dan antara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
04:13Keputusan ini kami hargai sebagai langkah profesional
04:16dan akan diproses sesuai dengan ketentuan
04:19serta tata kelola perusahaan yang berlaku, kata Rosan.
04:29Berikutnya, Saudara, Rosan juga bilang,
04:31layanan kepada mitra dan juga pemangkuk kepentingan
04:34akan dilaksanakan seperti biasa.
04:36Proses transisi kepemimpinan akan dilakukan secara tertib,
04:40terukur dan terencana untuk memastikan
04:43kelancaran program strategis
04:44serta kesinambungan arah dan tujuan perusahaan.
04:48Kemudian, Saudara, apakah pengunduran diri Joao Angelo
04:58di Sousa Bota, Direktur Utama PUMN Agrinas Pangan
05:02menjadi sinyal ada masalah besar
05:04dibalik dan antara dan sistem pangan Indonesia.
05:07Kompas bisnis akan tanya langsung kepada Direktur Eksekutif
05:10Selios Bima Yudistira.
05:11Selamat pagi, Mas Bima.
05:13Selamat pagi.
05:14Ya, tadi kita simak bersama-sama
05:16pernyataan dari dirut BUMN Agrinas Pangan Nusantara
05:19yang mundur gitu ya, ada berbagai kalimat
05:22yang kemudian keluar dari mulut Joao
05:25terkait dengan danantara.
05:27Apakah ini mungkin menjadi sinyal, Mas Bima?
05:29Tata kelola danantara ini belum rapi?
05:32Ya, ini saya pikir, satu saya mengapresiasi ya,
05:35mundurnya Direktur Utama dari Agrinas
05:39setelah enam bulan dan beberapa kali
05:41mengajukan mengundurkan diri
05:42ini merupakan hal yang cukup langka di Indonesia.
05:46Ada Direktur BUMN baru ditunjuk
05:49kemudian mengundurkan diri
05:50dan alasan-alasannya ini bukan terkait dengan alasan moral
05:53tapi alasan yang sangat profesional.
05:56Jadi ada alasan salah satunya
05:58menyebut beberapa kali soal darantara
06:01itu memperrumit, mempersulit birokrasi
06:04sehingga pengambilan keputusan
06:06misalnya Agrinas kan mengerjakan food estate
06:09itu luasnya 425 ribu ya
06:12dan akan diperluas lagi di beberapa daerah.
06:15Jadi kalau food estate ini adalah
06:16program prioritasnya presiden
06:18dan penunjukan dirut dari Agrinas ini juga
06:21atas restu presiden langsung
06:23justru kehadiran danantara mempersulit itu
06:27sehingga birokrasinya Agrinas
06:29ke kementerian teknis
06:31misalnya kementerian pertanian dia koordinasi
06:33kemudian ke kementerian BWPMN
06:35tapi juga harus ke danantara
06:37karena ini merupakan hal yang dari awal
06:40kita khawatirkan soal danantara
06:42danantara ini tidak melakukan bisnis efisiensi
06:46tapi justru memperrumit koordinasi
06:48sehingga keputusan-keputusan strategis
06:51itu jadi lebih lambat reeskursinya.
06:54Itu merupakan hal yang menjadi pukulan pertama
06:57saya kira dari danantara.
06:58Kedua adalah pendanaan
07:02pendanaan dari danantara kepada Agrinas
07:05ini juga dipertanyakan
07:07danantara ini kan anggarannya sudah
07:10sangat besar dari dividen BWPMN
07:12yang harusnya di store KPBN
07:13sekarang dikumpulkan ke danantara
07:15dengan anggaran yang begitu besar
07:17kenapa program-program prioritas
07:20seperti masalah ketahanan pangan
07:21ini dikalahkan
07:23di nomor 2 kan
07:25bahkan bukan nomor 2, nomor sekian
07:26nomor pertamanya apa?
07:28melakukan konsolidasi Garuda dulu
07:30memberikan pinjaman untuk rekskulturisasi utang Garuda
07:34kemudian kereta cepat Jakarta-Bandung
07:36ini kan harusnya yang ke depan yang dilihat
07:39jadi jangan hanya memikirkan BWPMN
07:42ataupun operasional yang sedang bermasalah
07:44tapi yang ke depan ini loh
07:46misalnya soal Agrinas dan ketahanan pangan
07:48ini harusnya menjadi salah satu prioritas listnya dari danantara
07:52jadi danantara ini terlalu sibuk
07:54untuk melakukan rekskulturisasi dan konsolidasi dari BWPMN
07:59tapi tidak melihat ke depan
08:01padahal diharapkan danantara ini
08:03berbeda dari kementerian BWPMN
08:05dia lebih looking forward
08:07lebih melihat ke depan potensi-potensi ekonomi apa
08:10dan Pak Prabu paling tidak punya dua lah
08:12satu adalah ketahanan pangan
08:14yang kedua adalah ketahanan energi
08:16dan Agrinas salah satunya
08:17jadi Pak Ajo Ayo ini melihat bahwa danantara tidak serius
08:22men-support
08:23jadi kalau dananya tidak di-support
08:24mau apa?
08:26apa yang bisa dilakukan?
08:27yang mending menunjukkan begitu ya
08:29kemudian juga Kementerian Keuangan
08:31saya kira juga punya andil
08:32karena ada pembahasan soal PMN
08:358 triliun ke Agrinas
08:37yang sekarang pembahasannya masih di DPR
08:40jadi dari Kementerian Keuangan
08:42danantara ini dua pihak yang saya kira paling bertanggung jawab
08:46sehingga di RUT Agrinasnya mundur
08:48oke oke
08:48dan ini apakah juga kemudian mendukung
08:51pernyataan dari Pak Yoaw
08:52bahwa danantara dibilang tidak punya sense of crisis nih
08:55saat kondisi pangan kita lagi tidak baik-baik saja
08:58apakah ada bukti lainnya nih Mas
09:00yang mendukung kira-kira pernyataan Pak di RUT Agrinas ini?
09:04ya jadi danantara ini sepertinya sedang
09:07salah fokus atau kehilangan fokus
09:10mana yang harusnya didorong prioritas
09:13mana yang kemudian bisa di prioritas akhir
09:17jadi salah satu contohnya tadi menyelamatkan Garuda
09:21kemudian Krakatau Steel
09:23ada lagi masuk ke kereta cepat Jakarta-Bandung
09:26itu rencananya
09:26jadi kalau dilihat dari beberapa list prioritas
09:29sebenarnya yang harusnya masuk list prioritas pertama
09:32itu adalah masalah ketaran pangan
09:34itulah akan mencerminkan
09:36danantara punya sense of crisis
09:38bahwa sektor pangan ini penting
09:41dan Prabowo kan berkali-kali bahwa
09:43ini ada surplus produksi beras dan lain-lain
09:45infrastruktur berasnya juga harus didukung
09:48pergudangan, bulog, dan lain-lain
09:50artinya ekosistem masalah pangan ini
09:52harusnya menjadi fokus utama danantara
09:54kalau danantara fokusnya berbelok arah
09:57dan ini ya dengan alasan uji kelayakan dan lain-lain
10:00ini saya kira juga akan bertentangan dengan visi besar dari Presiden Prabowo
10:05dan ini harusnya menjadi catatan
10:07kenapa? saya bilang begini karena
10:09di root agrinas ini
10:11ini bukan orang sembarangan
10:12ini adalah orang yang sangat dekat dengan Pak Prabowo
10:15dan punya track record panjang di sektor pertanian pangan
10:19bahkan sebelum Pak Prabowo menjadi Presiden sekarang
10:22jadi kalau orang link satunya Pak Prabowo
10:24itu sudah komplain secara langsung terbuka bahkan
10:28soal danantara
10:29saya kira ini masalah yang cukup serius
10:32bahwa program utama ketahanan pangan tidak mendapatkan support dari danantara
10:37nah ini dia nih
10:38mas Bima yang dibilang sama Pak Joao
10:40juga dia berkali-kali ini sangat belak-belakan ngomong gitu ya
10:43tidak mendapatkan dukungan dari pembantu Presiden
10:46nah ini apa artinya memang
10:48kalau soal ketahanan pangan ini itu cuma cita-cita Pak Presiden aja
10:51tapi bukan cita-cita dari eksekutif di bawah Presiden
10:55ya itu betul sekali betul
10:57itu kalau dilihat ya
10:58antara glorifikasi dan juga narasi besar dari Pak Presiden Prabowo
11:04soal ketahanan pangan
11:05itu dengan spesifikasi teknis di lapangan
11:08kita bisa lihat lah
11:09apa yang terjadi dengan berbagai proyek food estate
11:12itu food estate banyak yang bisa dikatakan tidak berhasil
11:17memakirkan anggaran atau
11:19menggunakan anggaran dalam jumlah yang cukup besar
11:22petani juga tidak terlalu banyak dilibatkan
11:25jadi artinya antara ide cita-cita ketahanan pangan
11:28itu dengan yang ada di realita di lapangan
11:31dalam eksekusi program
11:33itu bagi bumi dan langit
11:35dan ini yang tercermin langsung
11:37kalau misalkan yang bicara adalah
11:39kita ya sebagai masyarakat ya
11:42ataupun sebagai akademisi kan
11:44mungkin akan dibilang
11:47obias dari sisi tidak mengetahui secara teknis di lapangan dan lain-lain
11:51tapi ini yang bicara adalah mantan dirut dari Agrinas
11:55yang dipilih oleh Presiden
11:57sehingga bobot kritiknya bahwa ada sense of crisis yang hilang
12:01teknis lapangan yang kemudian tidak dipahami bahkan oleh dan antara
12:06ini saya kira masalah yang cukup serius
12:08dan kita khawatir bahwa
12:10tangan yang dipersepsikan atau diklaim supus dalam jangka pendek ini
12:15ini ke depan sudah menimbulkan berbagai permasalahan
12:18jadi masalah utama pangan apa sih masalahnya salah satunya adalah
12:22intensifikasi pertanian
12:24regenerasi anak-anak muda biar betah di sektor pertanian
12:27nggak pindah profesi
12:28kemudian sektor pertanian butuh pembiayaan yang lebih terjangkau
12:32nah ini bisa dilakukan sebenarnya dengan Agrinas
12:36itu sebenarnya cita-citanya
12:37tapi kalau di lapangan tidak mendapatkan support
12:41program tidak dieksekusi dengan baik
12:42nanti akan mencoreng nama Pak Prabowo sendiri
12:46sebagai orang yang punya misi besar
12:48dalam kampanyenya
12:50dalam berbagai bidatonya
12:51soal ketahanan pangan itu nomor satu
12:53oke
12:54oke mas Wilma ini kita bicara soal anggaran
12:56ini kan Pak Yohau juga sempat bilang
12:59sempat ada tuh tawaran memang 8 triliun
13:02untuk Agrinas gitu ya
13:04dan kemudian sebelumnya kan anggaran 8 triliun ini
13:07katanya memang dari Kemenkeu
13:08untuk 3 Agrinas yang ada
13:10tapi kemudian karena memang Agrinas ini di bawah danantara
13:13kemudian dananya ya dari danantara
13:15seperti itu
13:16tapi kemudian sepertinya dipersulit gitu ya
13:19mereka harus ngirim laporan studi kelayakan sampai 4 kali
13:23bahkan belum cair-cair sampai sekarang
13:25ini berarti ada apa nih mas?
13:27emang dipersulit oleh danantara
13:29atau memang dari misalnya Agrinasnya sendiri
13:32belum menyiapkan rencana yang matang seperti itu?
13:36saya melihat bukan Agrinas tidak memiliki rencana yang matang
13:39rencananya itu jelas
13:40bahwa kalau kita lihat ya dari awal
13:42apa sih sebenarnya Agrinas dibentuk
13:44kemudian tugasnya apa
13:46bahkan sebelum berdiri Agrinas
13:48itu kan sudah diserahkan 425 ribu lahan produktif
13:52yang diklaim lahan produktif food estate itu
13:55jadi artinya Agrinas tidak dengan modal yang kosong sama sekali
13:59soal lahannya
14:00permasalahannya adalah soal pengoperasian lahannya
14:03soal masalah produksi dari lahan itu butuh uang
14:07butuh dana
14:08nah disinilah transisi dari kementerian keuangan
14:12karena asetnya sudah dipisahkan
14:14di BUMN ini di bawah danantara
14:16ini menimbulkan banyak kebingungan
14:18tapi kebingungan itu satu hal mas
14:20ada masalah teknis
14:22danantara haruslah melakukan evaluasi soal tim visibility studies
14:26atau uji kelayakannya
14:27kriterianya apa?
14:28jadi bahkan kita dari publik saya nggak tahu
14:31kriteria dari danantara itu milik proyek itu apa
14:3418 proyek yang disodorkan kementerian SDM itu kriterianya apa
14:38coba ini publik lihat websitenya danantara
14:42nggak ada itu keterangan soal kriteria proyek yang akan dipilih oleh danantara
14:47itu satu kesalahan masalah teknis
14:50tapi satu hal lagi saya kira ini ada masalah yang terkait dengan ekonomi politik
14:55bahwa proyek-proyek yang dipilih itu memang proyek yang tidak menjadi prioritas secara politis
15:01nah jadi secara politisnya siapa?
15:03Pak Presiden pengennya ketahanan pangan
15:05danantaranya lari ke proyek-proyek yang nggak ada kaitannya dengan ketahanan pangan
15:09nah ini saya kira menjadi catatan
15:11oke ini prioritas dari danantara yang menjadi catatan oleh Selios gitu ya
15:15tapi kemudian ada juga pernyataan dari Dirut Agrinas yang bilang ada barbarisme di sistem pangan Indonesia
15:20kemudian ada eksploitasi di sana
15:22nah kira-kira siapa yang disebut melakukan eksploitasi?
15:24mas Bima tapi jangan dijawab dulu kita akan bahas usai jendela berikut tetap di Kompas Bisnis
15:28kembali di Kompas Bisnis saudara
15:38tidak hanya bilang danantara yang berbelit dan pembantu Presiden yang tidak berpihak
15:43Direktur Agrinas yang mundur juga mempermasalahkan sistem kerja di sektor pertanian yang barbar
15:49jadi barbarisme ya kalau bahasa saya ya maaf kalau agak kasar
15:55eksploitasi yang luar biasa oleh para penggiling padi besar
16:03padi yang besar-besar terhadap petani kita yang hanya dijadikan buruh
16:09dan mereka pun berani dan nekat menjual beras yang sama sekali banyak yang tidak layak dan kita ditipu
16:19dengan melakukan oplosan-oplosan yang tidak sesuai dengan standar gitu
16:23jadi kalau kita bicara beras broken yang saya pahami
16:29broken 5% itu adalah ukuran maksimum yang diberikan dalam pasar internasional
16:37sebagai bentuk daripada menghindari ada return
16:43karena proses distribusi yang panjang dan proses transport yang beberapa kali berpindah itu menimbulkan pecahan
16:54itu yang dikategori sebagai broken
16:57itu menurut penafsiran saya bukan broken yang dicampurkan sampai 20% atau lebih
17:03itu adalah sudah kategorinya maaf itu bukan lagi food tapi itu adalah feed gitu
17:10atau pakan bukan pangan
17:13ya saudara masih bergabung bersama kami di root eksekutif
17:20direktur eksekutif selios Bima Yudisira Mas Bima
17:23kita tadi simak bersama-sama pernyataan Pak Yau
17:25bahwa bilang ada barbarisme nih di sistem pangan Indonesia
17:29eksploitasi besar-besaran oleh penggiling padi ke petani gitu ya
17:33nah ini kira-kira yang dimaksud siapa nih yang melakukan eksploitasi
17:36apakah memang kemarin perusahaan yang sudah kemudian ditetapkan sebagai perusahaan yang terlibat beras oplosan gitu Mas?
17:45ya salah satunya ya dan kita lagi menanti kejelasan beras oplosan ini gimana gitu kan
17:51karena kalau beras oplosan kemudian tetap berjalan bisnis as usual
17:55yang dirugikan kan konsumen
17:57tapi juga pernyataan Pak Yau cukup menarik
18:01karena penggilingan padi skala besar dia menyalahkan itu
18:05tapi di sisi-sisi lain juga ada masalah infrastruktur
18:08nah ini adalah hal yang sejak awal
18:10sebenarnya puluhan tahun yang lalu harusnya segera diselesaikan
18:15karena itu menjadi akar permasalahan
18:17mulai dari beras ya yang kemudian banyak pecahannya
18:22itu karena sistem logistik sistem transportasinya kita mahal bermasalah
18:28jadi nilai tukar petani
18:30kalaupun naik, naiknya juga nggak signifikan
18:33artinya nilai tambah yang dirasakan oleh petani itu tidak signifikan
18:37lebih baik mereka jual sawahnya
18:39pindah profesi jadi ojek online atau pedagang informal
18:42daripada jadi petani apalagi menjadi buruh tani misalnya
18:46itu situasi yang real memang
18:49nah tapi dari mana pertanyaan besarnya kan gini
18:51itu masalah pertanian yang sifatnya fundamental
18:53dari mana?
18:55maka jawabannya hanya dari political will
18:58dari Pak Presiden dan juga pembantu-pembantu Presiden
19:01untuk menyelesaikan masalah ini
19:03berarti agrinus ini kan harusnya koordinasi intens
19:07Menteri Pertanian, kemudian Menko Pangan
19:10tapi juga di Kementerian Teknis Bidang Infrastruktur
19:13jadi ini yang menjadi skala prioritas
19:17sebenarnya dari awal Pak Prabowo menunjukkan
19:20nggak serius misalkan soal IKN
19:22karena ada prioritas lain
19:24kemudian juga ada wacana kereta cepat
19:27Jakarta mau jadi Surabaya
19:28tapi sampai sekarang belum ada kejelasan
19:31karena anggarannya dipakai untuk prioritas yang lain
19:33itu sebenarnya sudah jadi gesture
19:35untuk bilang bahwa pertanian ini tolong diurus dulu
19:38nah tapi ternyata sekali lagi
19:41political will itu belum cukup
19:43karena Pak Presiden sepertinya belum mampu
19:45untuk menertibkan mereka yang menjadi hambatan
19:48apakah dia adalah pelaku Kementerian Lembaga
19:53yang menghambat menghalangi danantara
19:55misalnya siapa di danantara
19:56satu lagi adalah dari sisi pelaku usaha
20:00yang menikmati sebenarnya
20:02konsesi-konsesi di era pemerintahan
20:04Pak Prabowo, era pemerintahan Pak Jokowi
20:07yang seharusnya konsesi itu dipakai
20:10untuk meningkatkan kesejahteraan petani
20:12tapi nggak manfaat dari konsesi
20:15lahan besar, HGU
20:17kemudian juga mengerjakan food estate
20:20itu dinikmati segelintir kelompok
20:22nah saya kira ini jadi momentum
20:24evaluasi dan juga refleksi
20:26bagi Pak Presiden
20:28untuk bisa menata ulang deh
20:31semua yang ingin membantu di sektor pertanian ini
20:34ditertibkan yang berlawanan dengan visi Presiden
20:36mau dia konglomerat
20:38mau dia kemudian menteri pejabat teknis
20:41partai politik
20:42ini saya kira sudah menjadi sinyal
20:44bukan lagi kuning nih
20:45tapi juga undurnya Jawa EO ini
20:47menjadi sinyal merah
20:48bahwa masalah pertanian
20:50masalahnya tahu
20:51solusinya tidak dijalankan
20:54oke oke
20:54Mas Bima ini yang menggelitik pertanyaan
20:56dari netizen juga nih
20:58kemudian ketika misalnya sudah ada nih
21:00di road agrinas yang mundur
21:02ini kan pertanyaan kemudian
21:03bakal ada nggak sih agrinas-agrinas yang lain
21:06misalnya nih
21:07ada BUMN yang kemudian
21:08dieksploitasi oleh kepentingan
21:10danantara dalam tanda kutip gitu ya
21:12misalnya kan kalau misalnya kita lihat
21:13Bang Himbara ini yang kemudian
21:15diminta untuk ngasih kredit
21:16ke Koperasi Desa Merah Putih
21:18Anda melihatnya ke depannya seperti apa Mas Bima?
21:19oh bukan cuman Bang Himbara
21:23tapi kita juga mendengar suara-suara
21:25dari teman-teman pekerja
21:27di sektor-sektor strategis
21:29khususnya sektor energi ya
21:30saya tidak bilang secara rinci gitu ya
21:33untuk melindungi mereka
21:34karena mereka juga pastinya
21:35kalau terbuka
21:37mengkritik danantara
21:38akan ada konsekuensi-konsekuensi
21:40terkait dengan
21:41masalah ketenaga kerjaannya
21:42jadi suara-suara ini itu
21:44sudah cukup banyak
21:46oleh karena itu
21:47kita akhirnya punya inisiatif Mas
21:49untuk membuat yang namanya
21:51platform danantaramonitor.org
21:54itu bisa diakses oleh publik
21:56disitu memuat rincian
21:58proyek-proyek apa
21:59kemudian informasi-informasi apa
22:02yang dibutuhkan publik
22:03termasuk pekerja dan manajer dari BUMN
22:06untuk tahu danantara ini ke depan mau apa
22:09apa yang sedang dikerjakan oleh danantara
22:11nah ini satu masalah transparansi dulu
22:15yang kedua adalah
22:16bagaimana konsolidasi
22:18yang ada di BUMN
22:19itu seharusnya
22:21baik direksi
22:22pekerja
22:24baik pekerja
22:25kontrak
22:26pekerja tetap
22:27di dalam BUMN
22:28sampai kemudian
22:30vendor-vendor yang terkait
22:31atau pihak terkait
22:32itu harusnya diajak rembuk
22:34ini loh
22:35cara melakukan konsolidasi
22:37ini selama ini danantara
22:38melakukan konsolidasi
22:40melakukan
22:42arahan
22:43instruksi
22:43itu sifatnya adalah top down
22:45tidak partisipatif
22:47ini berkebalikan lah dengan
22:48kesetaraan
22:50berkebalikan dengan misi besarnya
22:51untuk melakukan kesejahteraan
22:53dan juga meningkatkan nilai tambah
22:55khususnya bagi BUMN
22:57jadi ini catatan
22:58yang pentingnya adalah
23:00danantara
23:01agar tidak ada
23:02agrinas-agrinas baru ke depan
23:04duit profesional
23:06duit dengan transparan
23:08dan juga
23:08partisipatif
23:10kalau tidak
23:11ini seperti puncak gunung es
23:13yang lain
23:14tidak punya keberanian
23:15seperti Pak Joyo
23:16untuk secara terbuka
23:18mengundang media
23:18bilang
23:19saya dengan hormat
23:20ingin mengundurkan diri
23:21karena tidak dapat support
23:22danantara
23:22tapi disana
23:24banyak sekali
23:25yang punya
23:26pemikiran yang sama
23:27dengan Pak Joyo ini
23:28saya pikir itu
23:29ini di level dirutnya
23:31yang sudah dipilih profesional
23:32saya sampai nyerah
23:33gitu ya Mas BIMB
23:33untuk menghadapi
23:34bagaimana
23:35kemudian danantara ini
23:36nah
23:36kalau misalnya
23:37sampai dirutnya
23:38sudah menyerah
23:39sudah
23:40oke angkat tangan
23:40saya mundur
23:41gitu
23:41terus bagaimana
23:42nasib swasemba
23:43depangan kita nih
23:43yang memang
23:44punya narasi surplus
23:46kemudian dibebankannya
23:47ataupun di
23:48apa ya
23:49kita kasih bebannya itu
23:50ke Agrinas gitu
23:51ini dirutnya
23:52sudah mundur
23:52seperti apa nih Mas
23:53nasib ke depannya
23:53ya
23:55saya pikir
23:56saya juga
23:58punya pesan ya
23:59kepada
23:59para manajerial
24:01dan juga
24:01staff di Agrinas
24:02ya
24:02bahwa
24:04ini masa krusial
24:05siapapun
24:06direktur baru
24:07direktur utama baru
24:09yang akan diangkat
24:10oleh
24:10danantara khususnya
24:11ini harus betul-betul
24:13dijaga
24:13dijaga itu
24:14dalam artian
24:15dipastikan
24:16dia selaras
24:17dengan visi presiden
24:18bukan kemudian
24:19dipilih danantara
24:20untuk mengganjal
24:21visi dari presiden
24:22untuk ketahanan pangan
24:23itu yang pertama
24:24kedua
24:25jaga integritasnya
24:26dan yang ketiga
24:27adalah
24:28masalah-masalah
24:29soal pangan
24:30masalah pangan ini
24:32Agrinas harusnya
24:33punya titik tekan
24:34kepada
24:35menteri pertanian
24:36dan juga
24:37menko pangan
24:38khususnya
24:39bulok juga
24:40bahwa
24:41ayo sama-sama bersama
24:42untuk melakukan
24:43masalah
24:44pangan ini
24:45diselesaikan secara cepat
24:46punya tengah waktu
24:47yang jelas
24:48karena kita lihat
24:49kedepan
24:50isu pangan ini
24:51masih menjadi
24:52salah satu
24:52momok
24:53untuk mengendalikan
24:54inflasi
24:54pertumbuhan ekonomi
24:56kemudian
24:57nilai tukar
24:58petaninya
24:58bisa lebih baik
24:59kedepan
25:00dan bisa meningkatkan
25:01ekspor
25:01sukur-sukur ya
25:02beras kita bisa
25:03di ekspor
25:03seperti yang
25:04dilakukan oleh
25:05Thailand dan
25:05Kamboja
25:06itu sementara
25:07keberapa
25:08baik mas
25:08kita nantikan
25:09siapa nanti
25:10dirut
25:10baru dari
25:12PT Agrinas
25:13pangan
25:14nusantara
25:14dan juga
25:15kita awasi
25:16lagi bersama-sama
25:17tata kelola danantara
25:17bersama-sama
25:18jangan sampai
25:19ada Agrinas-Agrinas
25:20lainnya
25:21yang dirutnya
25:21harus mundur
25:22karena tidak
25:22didukung oleh
25:23danantara
25:24terima kasih
25:24Mas Bima Yudistira
25:25Direktur
25:26Direktur
25:27Selios
25:27setelah bergabung
25:28bersama kami
25:28di Kompas Bisnis
25:29selamat pagi
25:30terima kasih
Dianjurkan
1:59
|
Selanjutnya
1:47:58
0:39
2:02