Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
KOMPAS.TV - Setelah Jokowi melempar pernyataan ada agenda besar politik di balik kasus ijazahnya, kini para relawannya lebih gamblang dengan menyebut ciri tokoh politik besar yang menyokong Roy Suryo cs: berbaju biru.

Lalu, apa motif bergesernya kasus hukum ijazah menjadi drama politik?

Kita bahas bersama analis politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, melalui sambungan Zoom.
Dan dua narasumber saya di studio: ada Sekjen TPUA, Azam Khan, dan juga Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina.

Baca Juga Panas! Debat Rismon VS Peradi Bersatu Soal Ijazah Jokowi: Ada Tekanan ke Mantan Rektor UGM? di https://www.kompas.tv/nasional/608812/panas-debat-rismon-vs-peradi-bersatu-soal-ijazah-jokowi-ada-tekanan-ke-mantan-rektor-ugm

#ijazahjokowi #bajubiru #tpua #yunartowijaya

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/608843/blak-blakan-reaksi-tpua-silfester-saat-yunarto-sebut-nama-tokoh-baju-biru-dalang-ijazah-jokowi
Transkrip
00:00...besar politik dibalik kasus ijasahnya, kini para relawannya lebih gamblang dengan menyebut ciri tokoh politik besar yang menyokong Roy Surya CS berbaju biru.
00:10Lalu apa motif bergeserah kasus hukum ijasah menjadi drama politik?
00:14Kita bahas bersama analis politik, carta politika, ada Yunarto Wijaya melalui sambungan Zoom dan dua narasumber saya yang sudah ada di studio,
00:22ada Sekjen TPUA Azamkan dan juga Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Bung Silvester Matutina.
00:28Bapak-bapak, selamat petang semuanya.
00:30Selamat petang.
00:32Saya ingin ke Bung Silvester dulu, Pak Jokowi bilang ada agenda besar politik, tokohnya sudah diketahui publik.
00:38Bung Ade Darmawan bilang, klunya baju biru. Siapa tokohnya?
00:43Kalau kita melihat, memang saya juga dari awal-awal bicara seperti hal yang sama.
00:49Jadi sebenarnya isu pemaksulan dan isu ijasa palsu ini kalau kita lihat tidak mempunyai dasar-daksar hukum dan juga fakta-fakta konstitusi yang benar ya.
01:02Baik isu pemaksulan maupun ijasa palsu.
01:05Isu ini seperti yang dikatakan oleh Prof. Jimli Asyidiki bahwa hanya untuk menghancurkan lawan politik dengan tidak beradab ya.
01:15Dan ini memang kita lihat bukan hanya di situ isu pemaksulan, isu ijasa palsu.
01:21Bahkan kalimat-kalimat yang menyudutkan secara pribadi atau head hominem itu selalu dilakukan.
01:29Pak Jokowi PKI lah, Gibran Fufufafa lah, Gibran Pelonga-Pelongo lah, gak mau dipimpin oleh monyet lah.
01:37Ini kan udah terjadi nih.
01:38Memang untuk menghancurkan karakter.
01:40Dan semuanya ini pastinya bukan hanya saya ataupun Pak Jokowi, bahkan Pak Prabowo mengetahui itu.
01:47Artinya siapa tokoh politiknya?
01:48Tokoh politiknya bisa jadi adalah yang kemarin kalah Pilpres tentunya.
01:54Kalah Pilpres.
01:54Ya kan yang kedua yang tidak mau Prabowo Gibran berhasil kalau bisa putus di tengah jalan.
02:00Atau yang nantinya untuk konsumsi 2029.
02:04Klub Biru ini artinya partai politik?
02:07Ya bisa jadi partai politik.
02:08Dan memang kita udah tahu ya kan saat ini pun mereka sudah mulai mempersiapkan calonnya.
02:14Sudah mementuk elemen-elemen di berbagai daerah.
02:18Sudah gitu loh.
02:20Tapi Anda berani menyebutkan, Bung Silvestr, partai politik mana yang menjadi tokoh agenda besar ini?
02:25Saya pikir saya gak perlu sebutkan, masyarakat udah tahu itu ya kan.
02:29Yang kita lihat juga bahwa ada beberapa komentar daripada partai biru ini mengenai jasa palsu.
02:37Mereka mengatakan bahwa Pak Jokowi tidak perlu melaporkan rakyatnya.
02:40Ini kan konyol, ngapain sih Anda sampai mengatakan itu?
02:45Padahal ini kan proses hukum, kenapa?
02:47Orang menuduh tanpa bukti, makanya Pak Jokowi dan kami teman-teman itu melaporkan ada pencemaran nama baik,
02:56ada fitnah, ada penghasutan gitu loh.
02:59Dan kan tidak perlu gitu loh mereka berkomentar gitu.
03:02Ada juga dari pengurus partai biru itu mengatakan bahwa ini hanya untuk pengalian isu.
03:08Baik, kita sudah tangkap poinnya, Bung Silvestr.
03:10Saya ingin ke Mas Soto dulu, Mas Soto tadi kan dibilang bahwa klunya ini baju biru.
03:14Kemudian juga partai politik yang kalah pilpres.
03:17Menurut Anda siapa partai politiknya?
03:19Karena kan kalau dilihat, yang warna biru ini kan bukan yang masuk ke dalam pemerintahan.
03:22Bukan yang kalah pilpres ya, maaf ya.
03:23Yang di dalam koalisi kami lah.
03:26Oke, silahkan Mas Soto.
03:27Nah, lebih jelas lagi itu.
03:28Ya, menurut saya isunya kan akhirnya menjadi politik ya.
03:32Ketika kemudian memang dimulai dengan Pak Jokowi juga memberikan sebuah clue.
03:38Ada tokoh besar dibalik isu ijasa palsu, mengenai juga pemakzulan.
03:44Lalu dijabarkan lebih spekulatif lah dan teknis menurut saya oleh Bang Silvestr atau Bang Ade Darmawan.
03:50Mengarahnya kalau kita lihat ini kan kalau hanya dua, kalau partai yang warna biru dan dalam barisan koalisi barusan Bang Silvestr mengatakan hanya demokrat atau PAN.
04:01Kalau mau berspekulasi lebih lanjut terkait dengan apa yang misalnya punya korelasi dengan pihak-pihak yang teriak-teriak tentang ijasa palsu.
04:10Dalam konteks ini Roy Suryo sudah mengeluarkan sebuah statement tandingan.
04:13Karena dia merasa dia dulunya demokrat.
04:16Jadi kalau dengan rentetan variable tadi bukan tidak mungkin, arahnya adalah kepada partai demokrat.
04:22Apalagi ada kalimat menginginkan anaknya menggantikan.
04:26Setahu saya misalnya Bang Sulkifli Hasan, anaknya tidak sampai level sana.
04:31Kalau kita bicara demokrat mungkin saja berbicara ahai dan mungkin bisa saja dikaitkan dengan masa lalu demokrat.
04:38Dengan Pak Jokowi terutama dalam konteks perebutan kursi ketua umum demokrat kan memang tidak terlalu baik.
04:44Ada nuansa konflik di masa lalu.
04:46Tapi menurut saya ini entah apapun kebenarannya kita kan nggak bisa ya kemudian membuktikan ini.
04:53Tapi yang jelas kalau benar ini terjadi, menurut saya yang paling jatuh adalah kewibawan Pak Prabowo.
05:00Ketika kemudian Pak Prabowo seakan-akan tidak bisa berbuat apa-apa antar partai koalisinya, antar tokoh-tokoh terbesar dalam koalisinya.
05:08Apalagi ini menyangkut nama SBE dengan Pak Jokowi loh.
05:12Dua orang mantan presiden yang setahu saya Pak.
05:14Prabowo sangat menjaga hubungan dengan semuanya bahkan dengan Ibu Mega sekalipun walaupun masih menjadi oposisi.
05:20Pertanyaannya adalah kenapa sih kalau betul itu terjadi dalam konteks keduaan teman-teman, lalu kenapa nggak disetraikan oleh Pak Prabowo?
05:27Dan ini yang menyampaikan pertama kali adalah Pak Jokowi, Mas Toto.
05:31Apa yang pesan ingin disepatkan oleh Pak Jokowi?
05:33Begini, Pak Jokowi tidak pernah menyebutkan nama, merek, dan kemudian kode warngal.
05:39Pilihannya jadi dua.
05:40Apakah kalau betul Pak Jokowi punya kesamaan, prediksi dengan Bung Silvester,
05:48apakah ini adalah upaya Pak Jokowi untuk kemudian memberikan pesan kepada Pak Prabowo?
05:54Kalau iya pun pertanyaannya, katanya hubungannya baik.
05:57Kenapa tidak disampaikan saja kalau memang punya fakta?
05:59Atau pilihan kedua, jangan sampai teman-teman yang lawan Jokowi ini karena terlalu sayang sama Jokowi,
06:05offside menafsirkan secara berlebihan sesuatu yang Pak Jokowi sendiri belum tentu bisa judge.
06:13Bahwa itu betul terkait dengan Partai Biru, apalagi terkait dengan Partai Lama, Mantang Ketinggi Partai, dan lain-lain.
06:19Kalau itu yang terjadi, hati-hati loh.
06:21Nanti Pak Jokowi akan menambah musuh di masa penasih ini.
06:24Baik, saya ingin ke Bung Azam. Bung Azam, tadi kan disebutkan bahwa ada partai politik berwarna biru yang membackingi tim Anda.
06:31Tanggapan Anda seperti apa?
06:32Jadi kalau kita, ada Gium ya, Duralek, Setlek.
06:37Gium ini menegaskan bahwa proses sekarang ini bukan politik, yaitu penegakan hukum tanpa ada pandang buluh.
06:45Tanpa ada di spesial lah, dikhususkan lah, diistimewakan lah, itu dulu.
06:52Yang terjadi itu.
06:54Nah kalau narasi apa yang tadi disampaikan,
07:01sebenarnya narasi itu muncul dari Pak Jokowi yang mengatakan bahwa ada agenda besar.
07:08Nah, bahasa seorang mantan presiden tentu ditangkaplah sama publik ya.
07:14Mau tokoh, mau profesional ya, mau urusan akademisi, pasti ada apa ini kan begitu kira-kira.
07:20Nah sebenarnya dalam konteks ini sederhana kok.
07:24Artinya jangan menabur sebuah narasi politik yang seolah-olah Bapak Presiden mantan ketujuh ini mengatakan bahwa ada agenda.
07:33Tunjuk ajalah langsung.
07:35Nah kalau kita bicara berbaju biru, berbaju biru ada di pendukung beliau semua.
07:43Artinya Anda ingin mendorong bahwa Pak Jokowi sebut aja siapa tokohnya?
07:46Mudah, sederhana.
07:48Beliau ini mantan presiden.
07:51Berarti masih melekat ya.
07:54Artinya melekat yang dimaksud itu orang-orang dia dibin, dibais, dan semua itu tau lah kira-kira.
08:01Kan tinggal tunjuk aja, saya merasa agenda ini besar, ini terus terang aja.
08:07Saya, akhir-akhir begitu.
08:09Saya ini sekarang ini dikepung oleh sebuah kekuasaan politik namanya ini.
08:14Baik, kita akan lanjutkan lagi dialog terkait dengan tudingan ijasa palsu Jokowi.
08:20Usai jidah berikut ini, tetaplah bersama kami di Kompas Petang.
08:23Kami lanjutkan terkait dengan tudingan ijasa palsu Jokowi, dialog yang sedang kita lakukan.
08:29Saya ingin langsung ke Bung Silvester.
08:31Tadi Bung Azam menantang Anda untuk kemudian menyebutkan secara langsung,
08:34Pak Jokowi jangan memberikan metafora.
08:36Siapa sebenarnya tokoh dibalik tudingan ijasa palsu, Bung Silvester?
08:39Jadi gini Bang, ya Bang Dipo.
08:42Intinya bahwa tuduhan ijasa palsu ini sebenarnya sama dengan tuduhan mengenai pemaksulan.
08:47Terus tuduhan matahari kembar.
08:52Dan kemarin isu Indonesia gelap itu.
08:55Ini kan dimainkan oleh, ya saya bilang tadi,
08:59para petinggi negara ini yang dulu orang-orangnya kalah di Pilpres.
09:08Terus yang kedua adalah orang-orang yang diberangus nih,
09:11organisasi terlarangnya HTI, FPI, termasuk yang orang ingin bermain di 2029.
09:19Tapi ini ada buktinya, Bung Silvester?
09:21Ada.
09:21Kalau umamak kayak isu matahari, apa ya, sorry,
09:24isu demo-demo Indonesia gelap, sudah terbukti.
09:29Sudah ada aliran dana dari para koruptor.
09:31Jadi ada koruptor juga.
09:32Ada.
09:33Yang ke manajer pemerintahan JAK TV dan salah satu ketua baser itu,
09:41udah ada dan mereka udah ditahan.
09:42Tapi untuk ijasa dan ini belum ada.
09:44Ya, jadi karena begini.
09:46Karena para bohir di belakangnya ini gak bersatu, Bang.
09:51Gitu loh.
09:51Mereka bermain sendiri-sendiri.
09:53Maksud Anda tuduhan ijasa palsu ini dilemparkan oleh TPUA dan kawan-kawan ini didanai?
09:57Ya, pastinya.
09:58Siapa yang gak mendanai yang begini-begini, gitu loh.
10:00Saya ingin langsung ke Bung Azam.
10:01Bung Azam, investigasi yang tim Anda lakukan, pengusutan yang Anda lakukan disebut didanai.
10:06Betul, Bikin?
10:07Itu salah, Bung Silvester, jangan itu ucapan itu cabut.
10:10Tidak ada seorangpun yang mendanai ini.
10:13Kami masing-masing.
10:14Tidak ada.
10:14Tolong cabut itu.
10:16Supaya gak berkembang kemana-mana.
10:17Dan itu bias, gitu.
10:19Jadi, sama sekali bergerak dari, bukan cuma TPUA itu kan gabungan, gitu ya.
10:24Artinya gabungan sejak tahun 2002.
10:272002 itu mulai dari penangkapan Gurs Nur Bambang,
10:30yang diketuai oleh Bang Egy, ya.
10:34Sampai sidang tidak ada pembuktian.
10:36Hanya fotokopi, tapi tetap dipidana.
10:42Dan terus berlanjut sampai ada gugatan ke PN Pusat, gitu ya.
10:46Jadi, sama sekali itu berjalan.
10:49Saya sebut nama Allah ya, karena saya Muslim.
10:51Demi Allah, demi Rasul, tidak pernah ada yang namanya orang yang membiayai.
10:55Oke.
10:56Jadi, tolong juga, Bung Sifat, jangan membuat narasi yang berkembang kurang sehat, lah.
11:02Artinya, kalau Anda maknai ketika proses hukum sedang berjalan,
11:05tetapi digeser ke ranah politik, arahnya kemana menurut Anda?
11:08Kita kan sudah jelas, ini persoalan hukum.
11:11Yang menyeret politik ini siapa?
11:13Oke.
11:13Nah, tadi kan sudah disebutkan oleh Pak Jokowi, bahwa ini ada agenda besar.
11:19Oke.
11:19Nah, maksud saya, nggak apa-apa.
11:21Artinya, Pak Jokowi, karena menurut feelingnya ada agenda besar,
11:26karena ada ijasa palsu dan pemakzulan Sapa Gibran,
11:30tunjuk aja, nggak apa-apa.
11:31Pasti ya, maksud saya, rakyat akan mendukung kalau memang itu benar.
11:37Saya minta tanggapan pembuka asam, Anda diminta mencambut statement.
11:41Enggak, kalau yang lainnya enggak.
11:43Kenapa?
11:43Sudah terbukti isu Indonesia Gelap itu didanai dan ditahan.
11:48Sudah ada.
11:49Jadi saya nggak boleh cabut.
11:50Tapi kalau untuk Bang Asam, oke lah.
11:52Saya mengharga itu, Bang.
11:53Jadi, jangan biarkan saya punya pengetahuan saya mengenai itu,
12:01itu juga nggak bisa saya bilang nggak ada yang mendanai.
12:04Ada isu-isu ini, Bang.
12:06Tapi kalau Bang Asam bilang nggak, saya harga itu.
12:08Tapi kalau yang saya bilang tadi,
12:10Abang, sudah jelas-jelas Pak Prabowo sendiri juga mengatakan bahwa
12:15Indonesia Gelap itu dibiayai oleh koruptor yang dalam hal ini koruptor sawit itu.
12:20Dan aliran dananya ada, Bang.
12:22Iya, beda nih.
12:22Tapi kan kalau kembali ke ijasa ini.
12:24Berbeda dengan TPUA itu.
12:25Oke, begini.
12:26Baik saya, silahkan.
12:28Mas Soto.
12:29Iya, begini.
12:30Jangan salah paham dulu ya, Bang Silvero.
12:32Saya termasuk orang yang mengkritisi Jokowi ketika Mas Gibran maju.
12:37Saya tetap kritis sampai sekarang.
12:39Tapi saya tidak terlalu nyaman, sebetulnya dengan isu ijasa palsu.
12:42Tapi silahkan, teman-teman yang mengkritisi dari cara lain.
12:45Yang saya kritisi dari Bang Silvero dalam konteks merespon ke kritik-kritik seperti ini adalah
12:52Jangan campur adukan dengan istilah yang tadi Bang Silvero sudah sebutkan sendiri, ad hominem.
12:57Bahwa ketika ada sebuah isu, ingin kita uji bersama, baik sifatnya hukum atau sifatnya politik,
13:03langsung dikaitkan dengan pihak yang kalah pilpres.
13:07Saya pernah berdebat keras dengan Bang Silvero terkait dengan isu pemakzulan dari Forum Purnah Yurawan
13:12itu dikaitkan dengan yang kalah pilpres.
13:15Tadi saya jadi bingung sendiri nih.
13:17Berbeda lagi aktornya.
13:18Karena yang dikatakan bukan yang kalah pilpres, tapi yang ada dalam bagian koalisi.
13:24Warnanya biru, mantan petinggi negeri, anaknya ingin dijadikan pengganti.
13:28Kan kemudian orang mengarah kepada Partai Demokrat.
13:31Tetapi apapun itu, Bang Silvero, ketika kemudian narasinya seperti itu, yang hasil Pak Prabowo.
13:38Ini kan seakan-akan meragukan kapasitas pemimpinan seorang Prabowo
13:42untuk menjaga kondusivitas antara aktornya.
13:45Untuk kemudian bisa menegur pihak-pihak yang ada sebagai musuh dalam selimut.
13:52Ini yang akhirnya bisa merenggangkan hubungan antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo.
13:56Kalau Bang Silverster atau teman-teman lain yang menuding seperti itu,
14:00itu dianggap sebagai representasi suara Pak Jokowi, ini sangat tidak Pak Jokowi.
14:04Kalau memang yakin bahwa ijazah Pak Jokowi asli,
14:07hadapi secara hukum, otomatis nanti ujungnya akan menjadi sebuah kemenangan kok.
14:11Kalau cara Pak Jokowi juga menurut saya masih elegan yang dilakukan hari ini misalnya.
14:15Tapi Pak Jokowi begini, Mas Otto.
14:18Tapi Pak Jokowi bilang sebelumnya bahwa toko ataupun aktor besar politik ini
14:22dibalik tudingan ijazah palsu sudah diketahui oleh publik.
14:26Ya, itu juga menurut saya sebuah blunder dari Pak Jokowi
14:29yang biasanya sebagai seorang presiden gaya berpolitiknya nggak seperti ini.
14:34Pak Jokowi itu biasa menggunakan pihak ketiga
14:36untuk menyuarakan sebuah fakta atau informasi yang beliau ketahui.
14:41Saya agak kaget Pak Jokowi mengomentari seperti ini
14:44dan kemudian diteruskan dengan bahasa yang lebih spekulatif oleh para relawannya.
14:49Yang terjadi adalah sekarang seakan-akan Pak Jokowi punya musuh baru lagi menambah.
14:53Entah yang namanya Partai Biru, mantan petinggi negeri,
14:56anaknya yang dituduh untuk menggantikan.
14:58Dan jangan sampai lho, orang sudah pensiun akhirnya dipenuhi oleh energi untuk menjawab isu-isu seperti ini
15:06apalagi harus menambah musuh.
15:08Itu saya pikir masukkan buat teman-teman relawan Jokowi.
15:10Saya ingin ke Bung Silvestra lagi.
15:12Bung, ini kan artinya proses hukum sedang berjalan,
15:14tapi digeser dalam tanah kutip kerana politik.
15:16Apakah ini membuktikan ataupun menjadi sinyal?
15:19Pak Jokowi juga agak takut nih,
15:20karena Bung Roy dan koleganya punya hal-hal baru mungkin tiap minggu bahkan.
15:25Pak Jokowi dan kami semua tidak takut satu persen pun.
15:30Dan Pak Jokowi epi-epi aja.
15:33Saya hanya mau highlight sedikit bahwa hubungan Pak Jokowi dengan Pak SBI ini sangat baik.
15:38Kita lihat waktu Demokrat dibegal, waktu itu,
15:42Pak AHY dipanggil oleh Pak Jokowi,
15:45dan akhirnya Mas AHY pun dijadikan menteri oleh Pak Jokowi.
15:50Itu yang saya bilang tadi.
15:52Terus mengenai ad hominem, Bang,
15:55Abang harus tahu bahwa makian terhadap Pak Jokowi
15:58oleh para purnawirawan dan penunduh ijazah palsu,
16:01ini udah sangat-sangat-sangat keterlaluan.
16:04Jadi kembali lagi,
16:06jangan menuduh orang,
16:07tapi yang sebelah ini memaki-maki Pak Jokowi,
16:12Adili Jokowi,
16:13sampai bilang PKI,
16:15nggak mau dipimpin oleh monyet.
16:17Itu kan oleh ad hominem gitu.
16:19Jadi, jangan menuduh kami,
16:21tapi kami ini hanya membalas gitu loh.
16:24Daripada tuduhan-tuduhan ini.
16:26Jadi jangan membela,
16:27membabi buta juga,
16:28karena Anda termasuk bagian dari situ.
16:31Baik, saya ingin ke,
16:32mohon maaf,
16:32saya ingin ke Bung Azam dulu,
16:33karena sebenarnya yang dituduh adalah
16:35TPUA dan Roy Surya CS.
16:36Tapi Bung Sylvester juga merasa tertuduh.
16:38Tanggapan Anda?
16:39Nggak, saya pikir,
16:40makanya kalau ini masalah ijazah,
16:43biarlah hukum yang berjalan.
16:45Itu clear.
16:46Jadi nggak usah ditarik kemana-mana,
16:48terlalu jauh gitu loh maksud saya.
16:50Termasuk karena politik ya?
16:51Iya, karena politik gitu loh.
16:53Apalagi tadi Bung Sylvester juga mengatakan bahwa,
16:57jam pembegalan demokrat,
17:00pembegalan demokrat itu,
17:02coba KSP, ketua KSP siapa?
17:05Waktu itu.
17:06General Muldoko.
17:08Muldoko.
17:09Itu yang ingin,
17:10General Muldoko sekarang ada di mana?
17:13Tapi itu pribadinya Pak Muldoko, Bang.
17:15Saya tahu persis,
17:17saya sudah menanyakan Pak Muldoko.
17:19Saya tanya Pak Muldoko,
17:21Anda di order Pak Jokowi?
17:22Tidak.
17:23Pernah nggak Pak Jokowi?
17:25Dan Pak AHY dipanggil Pak Jokowi di Istana Bokor.
17:29Makanya AHY dikasih menteri Pak Jokowi.
17:31Silahkan, silahkan.
17:32Tolong diperlukan.
17:33Kita kembali ke isu.
17:35Pak Muldoko sudah melakukan itu.
17:37Siap, siap.
17:38Tapi kan ada pembiaran.
17:39Baik, baik.
17:40Itu di jaman siapa saya mau tanya?
17:41Saya minta...
17:42Ini penting juga.
17:43Saya minta tambahkan Mas Toto.
17:44Silahkan Mas.
17:45Bung Dipo.
17:46Siap.
17:46Ini isinya sudah berbeda.
17:47Makanya jadi kemana-mana.
17:48Masukan saya tadi itu simpel.
17:51Ad hominem itu bukan dalam konteks Anda tidak boleh membalas sebuah isu.
17:56Poin saya adalah ketika ada sebuah isu yang Anda bisa kemudian counter secara hukum, counter secara politik dengan objektif dan bijaksana, tapi Anda generalisasi kemudian misal.
18:09Oke, yang bicara pemaksulan Anda yang kalah pilpres.
18:12Yang kalah pilpres banyak.
18:13Dan tidak semua berpolitik.
18:16Yang kalah pilpres sedang bekerja.
18:18Meneruskan kemudian pekerjaannya dan mungkin mengkritisi dengan nalarnya.
18:22Yang kedua, ketika Anda berbicara mengenai isu ijasa palsu, lalu dikaitkan dengan partai politik warna biru, mantan petinggi negeri.
18:31Poin saya adalah Anda kok seakan-akan, mungkin karena rasa cinta yang luar biasa pada Joko untuk membela, tapi kemudian bersikap melebihi bahkan Pak Prabowo sendiri yang sangat menghormati seluruh mantan petinggi negeri dan bahkan menghormati siapapun yang kalah pilpres.
18:49Itu poin saya.
18:50Oke, baik.
18:50Terima kasih.
18:51Terima kasih, Mas Loto. Terima kasih, Bung Azam. Terima kasih, Bung Silvester.
18:55Kita berharap bahwa proses hukum terus berjalan, dan kita hargai itu.
18:58Harapan kita jangan dicampur aduk.
19:00Baik.
19:00Benar, katakan.
19:01Itu poinnya.
19:01Intinya ucapan saya ini selaras dengan Pak Prabowo dan Pak Jokowi.
19:05Itu saja. Kalau tidak, mereka pasti protes lah.
19:07Baik, terima kasih, Bapak-Bapak semua.

Dianjurkan