Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
KOMPAS.TV - Kuliner Lontong Tuyuhan merupakan kuliner legendaris khas Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kuliner ini berbahan dasar lontong dengan campuran kuah opor ayam yang kaya akan rempah.

Yang menarik, Lontong Tuyuhan ini berbentuk segitiga dengan pengait di bagian ujung-ujungnya. Konon, Lontong Tuyuhan ini dulu merupakan sarana syiar agama dari seorang ulama besar yang ada di Kabupaten Rembang. Tuyuhan sendiri diambil dari nama salah satu desa yang ada di kabupaten ini.

Selain itu, lebih dari 20 ribu pekerja di Kepulauan Bangka Belitung menerima bantuan subsidi upah atau BSU. Sejak mulai 4 Juli lalu, warga memadati kantor pos setiap hari untuk mencairkan bantuan ini.

Para pekerja menyerbu Kantor Pos Pangkalpinang. Mereka datang untuk mencairkan Bantuan Subsidi Upah atau BSU dari Kementerian Ketenagakerjaan senilai Rp600 ribu. Sejak pagi hari, para pekerja terlihat antusias menunggu giliran. Mereka membawa KTP asli dan kartu BPJS Ketenagakerjaan sebagai syarat pencairan.

Sementara itu, bagi sebagian orang, ulat merupakan hewan yang menjijikkan. Namun, seorang pria di Pangkalpinang sukses menjadi peternak ulat maggot, dan meraup jutaan rupiah dari hasil budidaya tersebut.

Siapa sangka, dari halaman rumah, seorang pria di Pangkalpinang mampu mengubah limbah menjadi cuan. Didik Sugianto sukses membudidayakan ulat maggot sejak tahun 2021. Awalnya, ia hanya ingin memberi makan ikan lele peliharaan. Kemudian, ia tertarik dan belajar untuk membudidayakan maggot di pekarangan rumahnya.

Namun siapa sangka, kini ia bisa memanen hingga 20 kilogram setiap harinya. Maggot biasanya digunakan sebagai pakan ternak seperti ayam, ikan lele, patin, hingga burung.

Adapun harga maggot bervariasi, mulai dari Rp8.000 per kilogram untuk maggot hidup, dan Rp15.000 per 50 gram untuk maggot kering. Tak hanya itu, kotoran maggot juga dijadikan tanah kompos untuk pertanian dan dijual Rp5.000 per kilogram.

Baca Juga Libur Panjang, Begini Suasana Wisata Kuliner Pagi Hari di Pasar Ngasem Yogyakarta di https://www.kompas.tv/lifestyle/602652/libur-panjang-begini-suasana-wisata-kuliner-pagi-hari-di-pasar-ngasem-yogyakarta

#kulinerrembang #BSU #maggotberomzet

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/605056/kuliner-legendaris-rembang-hingga-budidaya-maggot-yang-beromzet-jutaan-kompas-siang
Transkrip
00:00Saatnya kita simak sejumlah cerita menarik dalam cerita Nusantara.
00:04Saudara kali ini, giliran kawan-kawan dari Biro Kompas TV Semarang, Jawa Tengah dan Pangkal Pinang, Bangga Belitung.
00:12Sudah bersiap, jurnalis Kompas TV, Novelia Hasana dan juru kamera Deddy Setio serta Meita Janiarti dan Nanda Ardiansyah di Pangkal Pinang, Bangga Belitung.
00:24Selamat siang, Mbak Novelia apa yang menarik hari ini?
00:30Selamat siang, Putu dan juga Saudara.
00:35Informasi yang menjadi sorotan kami dalam cerita Nusantara dari Semarang, Jawa Tengah.
00:41Yaitu jika Anda sempat berkunjung ke Rembang, Jawa Tengah kurang lengkap rasanya apabila belum mencoba kuliner yang satu ini.
00:50Yaitu Lontong Tuyuhan.
00:52Lontong Tuyuhan merupakan perpaduan antara Lontong dengan kuah opor ayam yang kaya akan rempah.
01:00Berikut liputannya untuk Anda.
01:02Kuliner Lontong Tuyuhan merupakan kuliner legendaris khas Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
01:09Kuliner ini berbahan dasar Lontong dengan dicampur kuah opor ayam yang kaya akan rempah.
01:16Yang menarik Lontong Tuyuhan ini berbentuk segitiga dengan pengait di bagian ujung-ujungnya.
01:22Konon, Lontong Tuyuhan ini dulu merupakan sarana syiar agama dari seorang ulama besar yang ada di Kabupaten Rembang.
01:32Tuyuhan sendiri diambil dari nama salah satu desa yang ada di Kabupaten Rembang.
01:38Saat ini banyak pedagang Lontong Tuyuhan menjajakan dagangannya di sepanjang jalan Japerojo, kecamatan Pamotan.
01:46Rasanya yang khas menjadikan makanan ini banyak digemari.
01:49Kalau Lontong Tuyuhan sama Lontong Ayam Biasa itu memang ada, perbedaannya ada di rasa.
01:59Kalau Lontong Tuyuhan dia kuahnya itu cenderung ada manisnya, manis gurih.
02:05Kalau Lontong Ayam Biasa dia rasanya gurih saja.
02:10Sering makan Lontong Tuyuhan?
02:13Ya saya beberapa kali kalau makan Lontong Tuyuhan langsung ke sini, sentra Lontong Tuyuhan di sini.
02:22Itu yang jadi salah satu yang legendnya memang di sini, di sentra Lontong Tuyuhan, di desa Tuyuhan Pancur.
02:32Menurut Roi Sang Penjual, kuah Lontong Tuyuhan merupakan perpaduan dari aneka macam rempah.
02:40Sementara daging ayamnya merupakan daging ayam kampung asli.
02:44Rasanya yang pedas dan agak manis menjadikan Lontong Tuyuhan berbeda dengan opor ayam pada umumnya.
02:51Nah, bedanya opor dan tuyuhan itu hampir sama mas, cuma ada lain bedanya, cuma tentuannya itu ada manisnya.
03:00Karena dulu kan ada masukan-masukan dari jenis, puncah diganti, ditambahkan di sidik.
03:06Masalah bubuk itu semua komplit, pemutawan mulai dari Lombok, Merico, Laos, Kunir, Kencur, Godong Jeruk.
03:19Tidak ada, terus salman, Godong Jeruk, terus jahe, terus tumbar cintang.
03:27Bagi Anda yang penasaran untuk mencicipi, satu porsi Lontong Tuyuhan hanya dijual dengan harga Rp17.000 per porsi.
03:37Megananda, Kompas TV, Rembang, Jawa Tengah.
03:40Ya, saudara, itu tadi informasi yang menjadi sorotan kami dalam cerita Nusantara dari Semarang, Jawa Tengah hari ini.
03:52Kembali ke Putu di studio.
03:54Baik, dari Semarang kita bergeser ke Pangkal Pinang.
03:58Sudah ada jurnalis Kompas TV, Meita Janiarti dan juru kamera Nanda Ardiansyah.
04:02Ada cerita menarik apa dari sana?
04:06Baik, Putu dari Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Blitung, ada dua cerita menarik yang akan kami sampaikan untuk cerita Nusantara pada hari ini.
04:16Yang pertama terkait lebih dari 20.000 pekerja di Kepulauan Bangka Blitung yang menerima bantuan subsidi upah atau BSU.
04:24Nah, sejak mulai dicairkan 4 Juli lalu, warga memadati kantor pos setiap hari untuk mencairkan bantuan ini.
04:32Berikut informasi selengkapnya.
04:39Para pekerja menyerbu kantor pos Pangkal Pinang.
04:43Mereka datang untuk mencairkan bantuan subsidi upah atau BSU dari Kementerian Ketenagakerjaan senilai Rp600.000.
04:50Sejak pagi hari, para pekerja terlihat antusias menunggu giliran.
04:55Mereka membawa KTP asli dan kartu BPJS ke Tendaga Kerjaan sebagai syarat pencairan.
05:02Total sebanyak 22.555 penerima di Pulau Bangka menerima BSU melalui kantor pos Pangkal Pinang.
05:11Pihak kantor pos Pangkal Pinang juga menyediakan kuota pencairan bagi pekerja luar daerah yang sedang berada di Bangka Blitung.
05:20Kalau untuk di kantor cabang pos Pangkal Pinang itu ada Rp22.555 penerima.
05:32Namun kami di pos itu kan kita open payment.
05:34Artinya misalkan alokasi dari kantor cabang lain seperti Belitung, Jakarta, di seluruh Indonesia yang memang lagi di sini,
05:44kita masih tetap bisa bayarkan.
05:46Jadi kita bisa membayarkan lebih dari Rp22.555.
05:50Ya, kita bisa membayarkan. Jadi kita terkoneksi ke seluruh kantor pos di Indonesia ya.
06:00Seorang penerima mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut.
06:04Mengingat kondisi ekonomi di masyarakat saat ini masih sulit.
06:08Alhamdulillahnya sangat terbantu.
06:12Ini juga rencananya mau saya manfaatkan untuk pembelian sembahku, bantui ibu di rumah.
06:18Harapan saya sih mudah-mudahan ada gates keduanya.
06:32Untuk yang kecerahan BSU ini mungkin paling 3 bulan ke depan ya.
06:36Tidak tahu cair lagi dan mudah-mudahan yang sama gitu.
06:38Karena sangat mempermudah bagi masyarakat yang kerja sosial seperti kita.
06:42Hingga saat ini tercatat penyaluran dana BSU telah mencapai 60 persen.
06:53Penyaluran akan dilakukan hingga 31 Juli mendatang.
06:58Diharapkan dengan adanya BSU ini mampu menopang daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi yang terjadi.
07:04Nanda Ardiansa, Kompas TV, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung
07:10Saudara, bagi sebagian orang ulat merupakan hewan yang menjijikan.
07:17Namun seorang pria dari Pangkal Pinang sukses menjadi peternak ulat malgot dan merauk butaan rupiah dari hasil budidaya tersebut.
07:26Siapa sangka, dari halaman rumah seorang pria di Pangkal Pinang mampu mengubah limbah menjadi cuan.
07:36Didik Sugianto sukses membudidayakan ulat malgot sejak 2021.
07:43Awalnya, ia hanya ingin memberi makan ikan nele peliharaan.
07:48Kemudian ia tertarik dan belajar untuk membudidayakan malgot di pekarangan rumahnya.
07:52Namun siapa sangka, kini ia bisa memanen hingga 20 kilogram setiap harinya.
08:00Maggot biasanya digunakan sebagai pakan ternak seperti ayam, ikan nele, patin, hingga burung.
08:07Ada pun harga maggot bervariasi, mulai dari 8.000 rupiah per kilogram untuk maggot hidup
08:14dan 15.000 rupiah per 50 kilogram untuk maggot kering.
08:18Tak hanya itu, kotoran maggot juga dijadikan tanah kompos untuk pertanian
08:24dan dijual 5.000 rupiah per kilogramnya.
08:27Jadi sangat-sangat membantu untuk pembudidaya-pembudidaya lele bahkan persenak ayam
08:37untuk pertanian, untuk pertaniannya kita bisa pakai kaskot.
08:43Kaskot itu kotoran dari maggot.
08:45Jadi limbah organik yang masuk ke maggot itu sudah zero waste.
08:50Jadi sudah tidak ada lagi yang terbuang.
08:53Kaskot tadi sudah berapa lama Pak, budidaya maggot?
08:55Budidaya maggot dari 2021 dibentuk sama DLH untuk KSM-nya itu di 2022.
09:10Budidaya maggot dimulai dengan panen telur, lalu ditetaskan selama 4 hari.
09:16Saat berumur 8 hari, maggot dipindahkan ke biopot dan mulai diberi makan dari sisa makanan.
09:22Di usia 20 hari, maggot pun siap panen.
09:27Maggot dari hasil budidaya didik masih dipasarkan di pasar lokal.
09:33Dari usahanya, didik mampu merauk omset setidaknya 4 juta rupiah per bulan.
09:40Ia berharap budidaya maggot ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mengelola sampah,
09:46sekaligus membuka peluang usaha baru yang ramah lingkungan.
09:50Nanda Ardiansyah, Kompas TV, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
09:58Saudara Demikian, informasi yang dapat kami sampaikan dari Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
10:07untuk cerita Nisantara hari ini.
10:10Terima kasih laporan Anda, Mita Janiarti, dan juga Juru Kameran Anda, Ardiansyah,
10:16dari Pangkal Pinang Bangka Belitung.
10:18Dan tadi sebelumnya sudah ada laporan dari Semarang, Jawa Tengah,
10:22Jurnalis Kompas TV, Novelia Hasana, dan juga Juru Kameran Dini Setio.
10:25Terima kasih, selamat melanjutkan tugas Anda kembali.

Dianjurkan