Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Khansa Syahlaa adalah pendaki 104 gunung di Indonesia dan dunia.

Ia juga pernah mendapat tiga rekor MURI sebagai pendaki termuda untuk pendakian Puncak Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Rusia), dan Puncak Aconcagua (Argentina).

Beberapa gunung yang belum didaki Khansa yakni Gunung Everest, Denali, dan Vinson Massif. Ia menyebut sejak awal tahun ini sedang mempersiapkan diri untuk ke sana.

Khansa sudah mendaki Gunung Rinjani sebanyak tiga kali. Pengalaman pertamanya menginjakkan kaki di Rinjani yakni ketika berusia 7 tahun dan mencapai Plawangan Sembalun.

Khansa menuturkan yang dicari dari kesenangannya naik gunung adalah adalah pengalaman.

Menurutnya, ada proses yang harus dijalaninya dan ia banyak belajar hal baru dari situ, seperti keberanian, survival skill, ilmu mountaineering, dll.

Inilah yang membentuk dirinya hingga sekarang.

"Pastinya butuh antisipasi, pasti butuh persiapan juga dalamnya. Dan persiapannya butuh yang mata mulai dari tadi pengalaman, ditemenin oleh orang yang berpengalaman, lalu persiapannya juga, fisiknya juga dan enggak usah takut enggak nyampai puncak. Ataupun enggak usah takut malu atau bisa sampai puncak, karena gunungnya tetap akan di sana, gunungnya bakal tetap nungguin kamu. Yang penting keselapan tetap nomor satu juga," katanya.

Selain itu, menurutnya taman nasional juga harus memberlakukan peraturan yang ketat. Operator dan guide sudah harus bersertifikat.



Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/eQ7QQLqspdM



#rinjani #julianamarins #pendaki

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/603313/cerita-khansa-syahlaa-pendaki-termuda-indonesia-taklukkan-104-gunung-di-dunia-rosi

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Saya masih bersama pendaki 104 gunung di Indonesia dan dunia,
00:03serta pernah mendapat tiga rekor muri sebagai pendaki termuda Kansa Syahla.
00:07Sudah 104 gunung.
00:09Yang ada di mindset, Kansa itu apa sih yang dicari memang?
00:14Menurut aku yang aku cari pastinya pengalaman itu sih.
00:17Dan aku ngeliatnya adalah proses yang aku jalanin itu.
00:21Bukan pun cekit tapi prosesnya sebenarnya.
00:23Karena dari proses-prosesnya, aku banyak dapat pelajaran baru.
00:26Misalnya aku bisa belajar keberanian aku, kemendirian aku,
00:30ketemu teman-teman baru dari dari yang berbeda-beda juga.
00:33Bisa tahu cara survival-survival skill, ilmu-ilmu memontori dari orang-orang yang berbeda-beda.
00:37Jadi hal-hal itu yang bisa nge-build aku jadi diri aku yang sekarang sih.
00:40Meskipun itu berisiko, bahkan di lokasi yang berisiko itu bisa bertaruh nyawa kan, Sa?
00:46Bisa bertaruh nyawa.
00:46Dan itu aku banyak banget pengalaman-pengalaman yang jadi pelajaran untuk hidup aku juga untuk ke depan.
00:51Selain dapet rekor muri, tapi naik gunung ini kan mengantarkan beasiswa juga untuk kan saya.
00:57Betul banget.
00:58Jadi memang selain jadi hobi aku juga dari kecil,
01:01alhamdulillahnya sekarang pendekian gunung menjadi prestasi juga untuk aku.
01:04Aku bisa mendapatkan jadwal prestasi dalam universitas aku juga yang sekarang, di UI juga.
01:09Aku dari SMP sama SMP selalu dapet beasiswa dari pendekian gunung juga.
01:12Dan jadi brand ambassador Eger, Duta UI, dari pendekian gunung juga.
01:16Tapi kan gak ada yang instan.
01:18Gak ada yang instan.
01:19Itulah kenapa saat ada sekarang FOMO naik gunung seperti yang kita bahas sebelumnya,
01:26apa yang kan saya mau pesankan ke kawan-kawan yang baru mau memulai misalnya naik gunung di usia yang sekarang,
01:33misalnya yang gak muda lagi, misalnya 19 tahun baru memulai, kalau kan saya kan udah dari kecil gitu.
01:38Nah apa-apa yang mau dipesankan untuk yang baru mau memulai?
01:41Mungkin aku bisa tekankan lagi kalau gunung itu meliputi bahaya objektif dan berjudi agitif, banyak banget bahaya-bahaya di dalamnya.
01:48Pastinya butuh antisipasi, butuh persiapan juga dalamnya.
01:52Dan persiapan yang butuh yang mata, mulai dari tadi pengalaman dan ditemenin oleh orang yang berpengalaman.
01:58Lalu persiapannya juga, fisiknya juga.
02:00Dan gak usah takut gak nyampe puncak, ataupun gak usah takut malu atau misalnya gak nyampe puncak,
02:07karena gunungnya tetap akan di sana, gunungnya bakal tetap menungguin kamu, yang penting keselapan tetap nomor satu juga.
02:11Jadi harus step by step juga ya?
02:13Step by step.
02:13Kansa tadi mendaki Rinjani aja bolak-balik?
02:16Bolak-balik, aku butuh waktu sekitar 4 tahun baru nyampe di puncak mungkin.
02:19Karena yang harus ada di pikiran adalah bukan nyampe puncak secepat mungkin, begitu ya kan saya?
02:25Tapi prosesnya, karena kalau misalnya kita nyampe di puncak, tapi kita turun terseok-seok, kita dalam keadaan sakit,
02:31akan perjuman juga, bukan itu esensi yang naik gunung, tapi prosesnya.
02:34Dan kalau dibandingkan dengan Kansa pernah naik gunung di lokasi lainnya, apa yang paling berbeda sih?
02:41Apakah di sana lebih tegas peraturannya?
02:43Misalnya kalaupun konten-konten di tempat tertentu, gak bisa sembarangan kita ngambil video.
02:48Benar, apalagi kalau banyak banget ya, kayak misalnya kayak Gunung Rinjani, contohnya Gunung Rinjani itu sangat-sangat berbahaya lagi medan-apalagi untuk menyampe ke puncak.
02:56Menurut aku sih sangat-sangat tidak disarankan untuk mengambil konten atau mengeluarkan HP di saat lagi perjalanan menuju puncak.
03:02Bahkan ada yang meng-apply peraturan bahwa selama menuju ke puncak Rinjani, gak boleh ada yang bikin konten, gak boleh ngeluarin HP.
03:08Tapi ngeluarin HP di puncak aja, saking berbahayanya menuju ke puncak Rinjani.
03:12Karena yang berbahaya itu bukan di puncaknya, tapi menuju ke sananya ya, medannya.
03:16Medan-nya sangat-sangat berbahaya.
03:18Nah, artinya kan untuk terutama sekarang banyak komunitas-komunitas baru, pendaki gunung, atau hobi-hobi untuk pendaki gunung.
03:26Tidak bisa sembarangan orang, tapi semua orang punya kesempatan yang sama kan?
03:29Mereka punya kesempatan.
03:30Lebih ke kitanya, ingin mau mempelajari lebih, ingin mempersikap diri kita lebih atau enggak.
03:34Karena gunung itu butuh banget ilmu-ilmu monitoring, ilmu-ilmu survival skill, karena kita gak akan tahu apa yang akan terjadi di sana nanti.
03:41Butuh dipersiapkan dulu dalam diri lebih matang lain.
03:43Apa sih ilmu survival skill yang memang harus dimiliki setiap kita mau naik gunung yang berisiko?
03:50Apalagi Kansas sudah mencapai 4 dari 7 Seven Summit di dunia kan?
03:54Iya.
03:54Pastinya banyak banget sih, mungkin dari antisipasi penyakit-penyakit dulu seperti hipotermia, atau penyakit acute mountain sickness, penyakit ketinggian.
04:00Dan disipasi dengan kita harus aklimatisasi, misalnya kita mau naik gunung Rinjani di ketinggian 3700, kita harus aklimatisasi dulu.
04:07Misalnya dari gunung ketinggian 2900, di gunung gede, lalu naik lagi ke gunung Selamet di ketinggian 3500.
04:13Jadi kita nih tubuhnya tuh udah siap sama kondisi gunung Rinjani nantinya.
04:17Udah kita udah siap sama dingin yang ada di sana, kita udah siap sama ketinggian yang ada di sana.
04:21Jadi dipersiapkan dulu step by step.
04:23Jadi aklimatisasi, lalu untuk dinginnya juga kita latihan juga, untuk persiapan peralatan-peralatan juga.
04:28Kalau bisa tahu di Rinjani misalnya sulit, terus medan-medan yang batuan, kita coba latihan dulu bisa pengenalan-pengenalan alat.
04:35Misalnya seperti helm, harness-nya, webbing-webing-nya.
04:38Kalau mau naik-naik gunung-gunung yang es, misalnya kita harus belajar juga cara pakai double boots-nya, pakai helm, pakai harness, pakai tali-talinya.
04:45Walking together, jadi banyak banget ilmu-ilmu di pendekian gunung yang harus kita pelajari, tergantung sama gunung-gunung yang akan kita daki.
04:51Termasuk perbekalan apa yang prioritas harus dibawa, itu gimana untuk menentukannya, Kamsa?
04:56Untuk melihat misalnya gunung ini, medannya seperti ini, apa yang harus dibawa, yang wajib.
05:01Sementara kan yang harus dibawa ke atas itu terbatas pasti kan?
05:04Benar-benar, memang itu sih yang harus kita pelajari lagi.
05:07Makanya itu tadi, gunung itu nggak bisa salah-salah, kita butuh orang yang berpengalaman untuk ngasih tahu kita apa aja ini sih.
05:13Gunung itu seperti apa, biar kita tahu ini kita butuh bawa apa aja.
05:15Kayak misalnya kerinjani, untuk in case-nya misalnya dari operator aku kemarin akan bawa tali juga, akan bawa webbing tambahan.
05:23Kita pasti bawa helm juga dari awal, karena tahu kondisinya seperti itu di sana.
05:27Waktu aku gunung semeru juga, misalnya karena aku tahu batuannya sangat-sangat lepas, batuannya juga licin juga, aku pakai helm.
05:32Nggak apa-apa kalau menurut orang-orang kayak lobay banget sih pakai helm.
05:34Tapi benar-benar itu penting, karena itu untuk keamanan aku juga.
05:37Jadi tetap mau gimana pun alat-alat sangat penting dibutuhkan kita bawa, ada makanan-makanan juga, jangan lupa sih buat energi.
05:44Paling sulit dimana?
05:45Paling sulit pendekiannya.
05:47Menurut aku di Gunung Kartens Piramid di Papua.
05:49Kenapa?
05:49Karena itu medan-nya tebing, bukan kita jalan tapi kita gelentungan di tebing pakai tali.
05:53Oh sepanjang perjalanan?
05:55Sepanjang perjalanan menuju ke puncak.
05:56Sekitar 800 meter kurang lebih dengan posisi yang sangat-sangat miring, hampir vertikal juga, kita harus pakai gelentungan di tali.
06:03Berapa lama waktu itu mendaki?
06:06Lumayan lama, aku berangkat sekitar jam 3, jam 4 malam sampai di puncak sekitar jam 2 siangan.
06:12Dan itu kita kena hujan salju juga, hujan es juga, dengan berkabut full seharian juga.
06:19Makanya menurut aku itu pendekian yang sangat-sangat challenging juga karena mentally ke drain juga, fisically ke drain juga.
06:25Apalagi risiko hipotermia sudah pasti ya, dengan ketinggian begitu, dengan cuaca yang demikian.
06:30Belum lagi medannya pula.
06:32Betul, dan apalagi semakin tinggi kita mendaki kan oksigennya semakin nipis ya, jadi akan bisa aja muncul-muncul pusing, mual, ya makanya itu dianticipasi dengan aklimatisasi di awal.
06:42Persiapannya berapa lama? Kalau mendakinya berapa lama kan tergantung ya, tapi persiapan kesananya berapa lama?
06:48Waktu kemarin ke Kartens, aku persiapan sekitar 7 bulan sampai 1 tahun kemarin.
06:52Aku latihannya panjang banget, karena aku tahu gunungnya itu berbeda di gunung-gunung lainnya, karena di tebing, aku latihannya bolak-balik ke tebing Citatah,
07:00berkali-kali latihan tali menali, peralatannya gimana-gimana, kalau jatuh kayak gimana latihannya, kalau misalnya keringinan kayak gimana, itu juga kasih tahu juga selama persiapan.
07:08Jadi jangan pernah tanya berapa lamanya saja, tapi persiapan sebelumnya itu berapa lama, bukan berapa lama naiknya, tapi berapa lama persiapannya karena itu ya.
07:16Nah target dalam waktu dekat ke mana lagi?
07:19Target dalam waktu dekat mungkin aku akan melanjutkan ke Seven Summit dunianya, karena sudah 4 gunung, terus sisa 3 gunung lagi, yaitu Gunung Denali di Alaska, Fincher Masif di Antartika, dan Everest di Himalaya.
07:29Semoga bisa tercapai untuk ke-3 gunung.
07:32Amin, kapan targetnya?
07:33Amin, semoga insya Allah di akhir tahun ini.
07:35Berarti persiapannya sudah dari berapa lama?
07:36Selanjutnya di persiapkan.
07:38Sudah berapa lama tuh persiapan yang menuju ke situ?
07:40Mulai dari kemarin, awal-awal tahun sudah beri persiapan juga.
07:44Nah apa yang mau disampaikan sama Kansa, kita tahu tadi kasusnya diarinjani, bagaimana peran dari tim SAR, tapi apa juga yang dari sisi pendaki harus diperbaiki dalam pendakian secara sistemnya di berbagai titik di Indonesia khususnya?
08:01Menurut aku itu tadi, mulai dari persiapan dari diri kita juga harus matang, lalu untuk taman nasional-taman nasional gunungnya,
08:07dari juga harus memperlakukan peraturan yang ketat juga untuk operator-operatornya dan guide-guidnya sudah harus bersertifikat juga,
08:14enggak bisa asal-asalan, beneran tadi dibilang harus punya ilmu-ilmu mountainering, ilmu-ilmu survival, harus tahu bagaimana cara yang nge-manage orang waktu lagi di gunung,
08:21karena akan berbeda situasinya di gunung dan di kota juga, jadi memang banyak banget aspek-aspek dan manusia-manusia yang dibutuhkan dan bantuan-bantuan yang dibutuhkan saat lagi di gunung.
08:30Persiapannya harus matang, bukan persiapan instan semalam, tapi butuh latihan fisik, mental, dan kesabaran.
08:36Dan sekali lagi hakikat pendakian adalah kembali ke rumah dengan selamat, keselamatan tetap nomor satu.
08:42Hakikat pendakian adalah kembali ke rumah dengan selamat.
08:45Terima kasih Kansa sudah hadir di program Rosi.
08:49Terima kasih Anda telah menyaksikan Rosi, kita jumpa lagi Kamis depan hanya di Kompas TV, independen terpercaya.
08:55Selamat malam, sampai jumpa.
08:56Terima kasih.

Dianjurkan