Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 22/6/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan bukan sosok yang gemar mencitrakan dirinya atau membuat dirinya sempurna di depan kamera.

Pramono menuturkan sudah terbiasa bekerja di balik layar saat bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri atau menjadi menteri di kabinet Joko Widodo.

Tak jarang, ia justru menyerahkan kepada Wakil Gubernur Rano Karno untuk bicara di depan media.

"Saya nggak mau kalau terlalu overacting, bikin konten.. Enggak mau," katanya.

"Tapi kan punya bakat Wakil Gubernur-nya?", tanya Rosi.

"Mas Pram ini tipe pekerja, bukan pesolek. Saya mungkin pesolek. Tapi memang udah 60 tahun bekerja. Jadi filosofi kerja buat kami," imbuh Wagub Rano Karno.



Selengkapnya saksikan di kanal youtube KompasTV.



https://youtu.be/ZTQsP2IJ_pM

#pramonoanung #ranokarno #jakarta

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/601068/gubernur-jakarta-pramono-anung-ogah-overacting-bikin-konten-rosi
Transkrip
00:00Ada gak sih Ibu harapan dari diri Ibu tersendiri buat Jakarta atau untuk ulang tahun Jakarta yang kali ini, di tahun ini?
00:15Harapan saya supaya bantuan sosial tuh lebih diutamakan untuk rakyat kecil.
00:22Terus kemacetan-kemacetan lalu lintas tuh segera akan, supaya gak macet gitu jalanan.
00:32Kebersihan nomor satu Bu, kita mesti mempertahankan kebersihan seperti negara-negara lain Bu ya.
00:37Jadi kebersihan di jalan-jalan harus kita pertahankan supaya kita juga melihat anak-anak kita, wah kota Jakarta bersini.
00:43Dan keamanan juga mesti dipertahankan.
00:46Dan masalah pendidikan Bu, kita butuh pendidikan anak-anak dari SD, SMP, SMA, kuliah.
00:51Kalau bisa tidak dimahalin harga-harga untuk khusus swastanya Bu.
00:57Selain negeri kan gratis nih, swastanya kalau bisa dimurahin harganya gitu.
01:01Ini aja sih harapan buat Jakarta, tahun ini tuh kayak macet gitu.
01:06Mengurangi macet-macet dari proyek yang sedang dibangun itu kan di jalanan kan.
01:10Macet-macet dikurangin di jalanan yang itu.
01:12Terus juga banjir, banjir di Jakarta kan masih suka sering tuh.
01:16Pemerintah harus nons juga lah ke banjir itu.
01:18Jadi biar kita tuh para pengendara-pengendara motor tuh biar gak terkena banjir gitu aja sih paling.
01:24Terima kasih Anda masih di program Rosy Spesial dalam rangka hari ulang tahun Jakarta ke-498.
01:33Dua tahun lagi, 500 tahun.
01:37Usia Jakarta.
01:38Saya bersama Gubernur Jakarta Pak Pramono Anung dan Bang Dul sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
01:44Yang tadi saya sudah spill hasil survei Litbang Kompas.
01:47Citra dari Gubernur Mas Pramono Anung itu 88% dan Wakil Gubernur 90%.
01:55Dapat andok biasanya.
01:58Ini adalah galeri foto-foto dari mereka yang pernah memimpin Jakarta.
02:06Saya selalu ingat tadi Bang Dul mengatakan bahwa Mas Pram ini kan selalu ingin mengabsorb semua yang baik.
02:14Supaya dalam pembangunan itu tidak cut off.
02:18Ganti pejabat, ganti kebijakan.
02:21Dan ingin merangkul semuanya.
02:23Mas Pram, tapi kalau misalnya ingin meneruskan semua, kira-kira menurut Mas Pram apakah itu tidak terlalu ideal?
02:33Tidakkah Mas Pram juga tetap harus punya prioritas?
02:36Pasti terlalu ideal.
02:38Jakarta ini sebenarnya kan sudah lama banget ininya.
02:42Kenapa saya bilang yang baik dari Gubernur sebelumnya kita perbaiki, kita sempurnakan, kita lanjutkan.
02:47Karena peninggalan salah satu problem bangsa ini adalah ego pemimpin.
02:51Begitu pemimpin katakanlah saya menjadi Gubernur, saya ingin dilihat di potret seakan-akan hanya dialah yang membuat Jakarta lebih maju.
03:00Padahal dengan melanjutkan beberapa program dari Gubernur sebelumnya, dan kemudian kita memberikan apresiasi kepada Gubernur itu,
03:08saya yakin ini akan berdampak yang sangat baik bagi Jakarta.
03:11Maka dalam membangun Jakarta, saya sudah sampaikan juga ke Pak Wagub, Bang, kita di tahun pertama ini, kita selesaikan hal-hal yang belum selesai dari Gubernur-Gubernur yang sebelumnya.
03:22Tetapi berikutnya, kita harus membuat banyak terobosan baru.
03:27Salah satunya yang tidak pernah dilakukan oleh Gubernur sebelumnya, misalnya Jakarta Collaboration Fund.
03:32Itu adalah cara baru untuk membuat Jakarta mempunyai income yang selama ini hanya bergantung pada pajak, dividen, dan restitusi.
03:41Sekarang Jakarta mempunyai Jakarta Collaboration Fund.
03:44Itu sama dengan Inavan di Omerita Pusat, karena kebetulan waktu itu saya ikut membidani untuk itu.
03:51Dan kemudian beberapa BUMD Jakarta, ini saiznya sebenarnya sudah bisa nasional dan kita kepublikan.
03:56Bahkan, Bank DKI, kami akan betul-betul rebranding, rubah menjadi bank bukan lagi hanya melayani orang Jakarta, terutama birokrasi Jakarta, tapi menjadi bank internasional.
04:10Mas Pram, Bang Dul, dari sisi citra, Anda berdua suruh valid Bank Kompas menunjukkan angka yang bisa dibilang bagus sekali.
04:20Tetapi dari tingkat kepuasan itu 64 persen.
04:25Iya, bisa dibilang cukup baik gitu.
04:27Tapi saya ingin bedah.
04:29Begini, Mas Pram.
04:31Saya mengenal Mas Pram sudah sejak lama, Bang Dul juga begitu.
04:35Dan Mas Pram selalu bilang, saya ini orang yang selalu biasa di dapur.
04:39Panggung belakang.
04:40Meracik semuanya, sekarang ada di panggung depan.
04:43Yang menarik dari hasil survei Litbang Kompas itu adalah ketika ditanya kelebihannya seorang Pramono Anu, 50 persen nggak tahu.
04:54Dan hal sebaliknya juga, apa kekurangan seorang Pramono Anu lebih dari 54 persen itu nggak tahu.
05:02Jadi Mas Pram, ada ketidaktahuan publik tentang apa yang sedang dikerjakan oleh seorang Pramono Anu?
05:10Yang paling utama dan terutama, Rosy, saya ini bukan orang yang kemudian kalau ada kamera,
05:16saya mencoba untuk membranding atau membuat diri saya kelihatan lebih sempurna,
05:22kelihatan lebih mengetahui segala hal.
05:25Padahal, seperti yang Rosy sampaikan, saya ini kan orang terlalu lama di belakang layar sebagai dapur.
05:33Lima tahun dengan Bu Mega, sepuluh tahun dengan Pak Jokowi.
05:36Dan menjadi pekerja keras untuk itu.
05:38Maka dengan demikian, pasti sifat itu sudah terbentuk dalam diri saya.
05:43Sehingga seringkali, bahkan ketika dengan banyak media, saya bilang,
05:48Bang, bang, abang aja. Saya ada di samping, bang, lho.
05:51Dan itu adalah hal yang sudah inherent.
05:54Hal yang sudah ada di dalam.
05:55Kan politik itu pencitraan, politik itu persepsi, Mas Pram.
05:58Mungkin nggak banyak orang yang, walaupun saya sekarang sudah di balai kota dan saya kerja keras untuk itu.
06:05Tetapi saya bukan orang yang kemudian memanfaatkan ini untuk, ya mohon maaf,
06:10mungkin juga sudah ada, saya ini kan orang Jawa, udah cukup lah.
06:15Menjadi pejabat 25 tahun lebih, tambah 5 tahun, 30 tahun.
06:18Ngapain lagi?
06:19Udah punya cucu, udah waktunya dengan cucu.
06:21Dan itu benar-benar udah nancep dalam diri saya.
06:25Makanya kalau sebelum saya maju sebagai gubernur, tiap hari Rosy pasti tahu,
06:29posting saya cucu, main sepedaan, nggak ada urusan politik sama sekali.
06:35Tetapi sekarang, nggak bisa lagi.
06:37Tetapi saya juga nggak mau, kalau terlalu apa ya, over.
06:41Over acting, bikin konten, bikin konten, nggak mau.
06:45Kan tapi punya bakat wakil gubernurnya.
06:47Ya saya bilang nggak mau bandul, ya itu bandul aja.
06:49Mbak, kalau Mas Pram ini tipe pekerja, dia bukan pesolek.
06:54Saya mungkin pesolek, tapi memang udah 60 tahun bekerja.
06:57Nah jadi filosofi kerja buat kami, bukan memperlihatkan kepada orang.
07:02Memang betul, kita harus kasih tahu hasilnya apa sih, Mbak.
07:05Kita datang ke Jakarta, kita datang ke Betawi, di saat anggaran sudah tersusun.
07:09Program sudah ada.
07:12Di tengah program inti, kita masukkan 100 hari program kita apa.
07:17Ini kita baru touch.
07:19Untuk yang for the next, saya minta waktunya beliau tampil.
07:23Menjadi leader Jakarta.
07:25Kasih lihat, apa rencana kita.
07:26Kita akan bikin kawasan apa, kita akan bikin taman seperti apa.
07:30Ekonomi, maaf Mbak, hari malam, kita baru memberikan apa ya,
07:34reward kepada pembayar pajak.
07:37Ini bulan kuartal kedua loh.
07:38Dan terpenuhi.
07:40Baik.
07:41Saya ingin sekali lagi menggali karena begini.
07:43Rasanya setiap kali bicara dengan para politisi dan kepala daerah,
07:47soal citra itu dan persepsi baik di masyarakat itu menjadi salah satu tujuan
07:53dari para politisi dan kepala daerah.
07:55Dan saya masih ingin mengulik lagi Mas Pram dan Bang Dul,
07:58karena tingkat ketidaktahuan itu juga oleh masyarakat Jakarta itu satu,
08:02karena dianggap jarang belusukan.
08:05Padahal belusukan.
08:07Padahal belusukan terus.
08:08Sampai berapa lama menurut Mas Pram dan Bang Dul,
08:12akan tetap ingin bekerja dan tidak tergoda untuk bikin konten dan melihat.
08:18Jadi gini,
08:18Tidak banyak pemimpin kita itu konsisten dengan apa yang dia kerjakan.
08:25Saya bersyukur, saya dan Bang Dul ini orangnya on time person.
08:29Kami berdua mulai rapat gak pernah terlambat.
08:32Hampir gak pernah terlambat.
08:34Itu satu.
08:34Yang kedua, yang paling utama adalah konsistensi terhadap apa yang kita putusin.
08:40Ketika saya bilang di balai kota bahwa saya tidak akan bawa orang dari luar,
08:43saya konsisten gak bawa orang dari luar.
08:46Dan ketika saya melantik mereka, 61 pejabat,
08:49sama sekali saya tidak ada urusan yang selama ini menjadi persepsi publik.
08:55Bahwa harus ada lobby, sesuatu.
08:57Tapi saya mau potong.
08:58Dari 61 orang yang dia pilih,
09:00dia tahu siapa yang tidak mendukung dia.
09:02Banyak.
09:03Tapi dia pilih juga.
09:04Kan itu hebat yang namanya prabona.
09:05Saya bilang, mas gak salah nih.
09:07Bahkan Bang Dul musuh, mas ini jangan diambil.
09:09Ini jangan ini.
09:10Enggak.
09:10Kita kasih kesempatan dia.
09:12Karena bagi saya...
09:12Kita paham siapa yang dukung kita di tempat ini.
09:15Dan kita tahu siapa yang tidak dukung.
09:16Terus kita mau berdendam.
09:18No, no, no, no.
09:19Dia punya tanggung jawab.
09:21Bagaimana anggaran dulu?
09:22Sampai sejauh mana pertanggung jawaban kalian?
09:24Itulah profesional.
09:26Kita mengajarkan mereka profesional.
09:28Saya respect beliau adalah pimpinan saya.
09:30Tapi di luarnya saya panggil beliau, mas.
09:32Nah itu.
09:33Tidak tergoda untuk membuatnya di sosmed supaya Anda berdua tampil heroik?
09:40Enggak.
09:40Sama sekali enggak.
09:41Bahkan dalam banyak hal, secara sadar, ketika saya misalnya turun ke masyarakat di kampung Melati.
09:49Sekarang boleh cek.
09:50Saya udah menurunin alat berat di kampung Melati yang tidak pernah disentuh sama sekali.
09:55Di sana kita turunnya spider, alat kecil.
09:58Yang untuk mem...
09:59Bahkan beli khusus, mbak.
10:01Karena orang sana enggak mau kasih tempat.
10:02Dan saya enggak mau kemudian dengan alat itu di video ini.
10:07Enggak.
10:07Yang dibutuhkan oleh warga Jakarta saya dan Bang Undo adalah pikiran saya.
10:13Yang dibutuhkan oleh warga Jakarta saya dan Bang Undo adalah dan Bang Undo.
10:14Yang dibutuhkan oleh warga Jakarta saya dan Bang Undo.
10:15Yang dibutuhkan oleh warga Jawa.

Dianjurkan