Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam konflik Iran dan Israel. Pada agenda daring, Rabu (18/6), Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha menyampaikan 42 WNI yang sempat tertahan kini telah diamankan. (ANTARA/Setyanka Harviana Putri/Irfansyah Naufal Nasution/Denno Ramdha Asmara/Ludmila Yusufin Diah Nastiti)
00:00Kementerian Luar Negeri Kemlu RI memastikan tidak ada korban warga negara Indonesia WNI dalam konflik Iran dan Israel.
00:11Hal itu disampaikan Direktur Pelindungan WNI Kemlu, Yuda Nugraha, pada konferensi pers-daring Rabu 18 Juni.
00:19Ia mengatakan bahwa 42 WNI yang tertahan di sekitar wilayah konflik akibat terganggunya jalur penerbangan telah dibantu KBRI aman untuk berpindah dan sudah berhasil kembali ke Indonesia sejak kemarin.
00:36Dapat kami sampaikan bahwa dalam komunikasi KBRI aman dan juga KBRI teran dengan para WNI hingga saat ini tidak ada bagaimana negara Indonesia yang menjadi korban.
00:48Dalam konflik Iran dan Israel.
00:51Namun untuk WNI yang melakukan perjalanan singkat, beberapa mengalami stranded karena wilayah udaranya yang tertutup dan kemudian mengganggu jalur penerbangan.
01:04Ia menambahkan terdapat 386 WNI yang mayoritas pekerja dan mahasiswa berada di Iran dan tercatat 194 WNI di Israel yang mayoritas mengikuti magang dan pendidikan.
01:18Di kota Rafah bagian selatan Israel.
01:21Ia pun menyampaikan dalam mengantisipasi ekskalasi yang meningkat, rencana kontingensi telah disusun dan status siaga 2 telah ditetapkan sejak tahun lalu dan memastikan Kemlu selalu memantau situasi menyiapkan proses evakuasi hingga dapat menaikkan status menjadi siaga 1 jika ekskalasi meningkat.
01:42Kemlu pun mengimbau WNI yang berada di wilayah konflik untuk meningkatkan kewaspadaan, memantau situasi dari media resmi dan KBRI, menghindari keluar rumah, dan segera menghubungi KBRI.
01:55Sementara bagi WNI yang berencana ke negara-negara tersebut diimbau untuk menunda perjalanan.
02:01Dari Jakarta, Setian Kaharfiana, Irfan Syah Nasution, Kantor Berita Antara, mewartakan.