Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 18/6/2025


KOMPAS.TV - Ditjen Imigrasi menangkap satu WN Australia yang terlibat penembakan di Bali. Pelaku ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta saat akan meninggalkan Indonesia.

Pelaku ditangkap saat akan bertolak ke Singapura dengan tujuan akhir Kamboja. Pelaku terjaring lantaran indikator pintu otomatis di Imigrasi bandara menunjukan warga merah, lantaran Interpol Indonesia telah mengeluarkan surat pencekalan.

Pelaku kemudian menjalani pemeriksaan lanjutan. Pelaku kemudian diserahkan ke Kepolisian Resor Badung, Bali.

Baca Juga Polisi Cari Pelaku Penembakan WNA di Bali, Penjagaan Bandara Dan Pelabuhan Diperketat di https://www.kompas.tv/regional/600022/polisi-cari-pelaku-penembakan-wna-di-bali-penjagaan-bandara-dan-pelabuhan-diperketat

#WNA #penembakanwna #bali #kriminologUI

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/600321/full-kriminolog-adrianus-meliala-soroti-soal-motif-pelaku-penembakan-wna-di-bali
Transkrip
00:00Terjebit tersebut bisa kami keluarkan.
00:30Pol Indonesia telah mengeluarkan surat pencekalan.
00:33Pelaku kemudian menjalani pemeriksaan lanjutan.
00:36Pelaku diserahkan ke kepolisian Resor Badung, Bali.
00:47Polisi menangkap tiga orang kasus penembakan warga negara Australia di Badung, Bali.
00:53Tiga pelaku kini tengah diperiksa untuk mengungkap motif penembakan.
00:57Pemeriksaan awal diketahui tersangka merupakan warga negara Australia.
01:02Ketiganya ditangkap di lokasi berbeda yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta
01:07dan dua lainnya ditangkap di luar negeri.
01:10Polisi menyita barang bukti berupa mobil, sepeda motor yang digunakan saat beraksi dan kabur
01:16serta selongsong peluru.
01:18Penembakan terjadi pada Sabtu dini hari mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu lainnya terluka.
01:25Sementara tersangka dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
01:32Tiga tersangka dari luar negeri.
01:43Yang pertama pukul 19.00, yang kedua pukul 21.00, sekitar pukul 21.00, yang terakhir pukul 12.00.
01:51Dan sekarang sedang dalam pendalaman, pemeriksaan, dan pengembangan terhadap perkara-perkara tersebut.
02:04Jadi saat ini perkara-perkara 18.00, Juli 2025 sudah diamankan tiga tersangka dan beberapa barang bukti yang diduga dipakai untuk melakukan perbuatan penembakan tersebut.
02:22Penembakan warga negara sekali, saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolda, saat ini sudah diamankan.
02:40Kapolri Jenderal Rizio Sigit Prabowo memberi perhatian khusus pada kasus penembakan dua warga negara Australia yang satu di antaranya meninggal dunia.
02:47Tiga tersangka telah ditangkap dan diperiksa polisi.
02:51Menurut Kapolri, pengukapan merupakan kerjasama Barat Skrimpolri, pihak imigrasi dan kepolisian federal Australia.
02:57Menempelkan warga negara sekali, saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolda, saat ini sudah diamankan.
03:08Satu sudah ada di Jakarta, satu lagi dalam perselangan dari luar negeri.
03:12Keluarga korban telah mendatangi RSUP Profesor Ngurah Den Pasar untuk menandatangani persetujuan otopsi terhadap korban Zivan Ratmanovic yang tewas ditembak.
03:38Rencananya otopsi akan dilakukan Kamis 19 Juni 2025 mendatang.
03:44Sudah datang ke Boresik Rumah Sakit Kurah untuk sangkat tangan menyertai dilakukannya otopsi terhadap orang-orang suaranya.
03:54Kepulah nanti rencana jam 9 hari Kamis tanggal 19.
04:0219 ya.
04:03Kriminolog Universitas Udayana, D.M.D. Suardana menduga korban dan pelaku saling mengenal, diduga motif penembakan balas dendam dan telah direncanakan.
04:15Sebab terlihat dari pelaku yang mengetahui betul di mana lokasi menginap dan posisi korban saat itu.
04:20Saya melihat bahwa motif yang dilakukan oleh pelaku ini yang jelas pertama itu jelas balas dendam.
04:27Yang kedua adalah bagaimana caranya untuk menghabisi orang tersebut.
04:32Nah kalau kita perhatikan tata cara atau cara-cara yang dilakukan itu merujuk kepada satu perbuatan yang sudah mereka atur sebelumnya.
04:40Dan mereka rencanakan sebelumnya artinya bahwa mereka tahu di mana lokasi korban, di mana dia menginap, dan sampai pada posisi dia sempat sampai menembak.
04:51Nah itu juga termasuk salah satu daripada cara-cara yang dia lakukan.
04:56Polisi telah menangkap tiga pelaku penembakan yang merupakan warga negara Australia.
05:01Hingga kini polisi masih memeriksa tersangka untuk mengungkap motif penembakan ini.
05:10Kita akan membahas bagaimana penanganan kasus pembunuhan warga negara asing di Badung, Bali.
05:16Sudah bersama kami Adrianus Meliala, kriminolog dari Universitas Indonesia.
05:22Bung Adrianus, terima kasih sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
05:26Bung Adrianus, apa yang Anda bisa lihat dari kasus ini?
05:31Korban dan pelaku sama-sama warga negara asing, warga negara Australia.
05:36Yang pertama justru yang saya ingin respon adalah bahwa hal ini dikomentari oleh Kapolri.
05:44Ini tidak biasa ya.
05:46Namun saya juga bisa memahami itu, mengingat kemungkinan kepolisian Australia segera mengontak kepolisian Indonesia,
05:54secure Kapolri, dan Kapolri lalu memberi perhatian yang khusus.
05:59Mengingat dalam hal ini memang ada hubungan yang baik antara Indonesia dan Australia dalam hal kepolisian.
06:04Itu yang pertama.
06:06Yang kedua, juga jangan lupa ya bahwa dalam hal ini pelaku dan korban adalah sama-sama orang Australia.
06:14Lokusnya di Indonesia.
06:16Jadi dengan kata lain, kita melihat pada adanya dua yurisdiksi yang terlibat, yurisdiksi Indonesia dan Australia.
06:24Nah maka memang dalam hal ini kemungkinan ke depan akan kita lihat misalnya apakah ada yang namanya MLA dilakukan.
06:31Mutual legal assistance atau dengan kata lain semacam kerjasama pertukaran, pertukaran informasi, bahkan itu pertukaran narapidana misalnya.
06:41Kita belum tahu ke depan ya, namun itu bisa terjadi.
06:44Dan yang ketiga, kalau melihat daripada eksekusinya, maka ini memang model pembunuhan eksekusi nih.
06:51Ya model mafia killing nih ya, kemungkinan si korban misalnya terlibat dalam hutang pihutang dengan kelompok organisasi tertentu.
07:03Lalu kemudian atau membawa lari narkotika, nah kemudian lalu dieksekusi oleh kelompok itu.
07:08Begitu.
07:08Ya, tapi kalau dilihat dari tipikologi kriminalitas yang terjadi antar sesama warga negara Australia yang dilakukan ketika mereka berada di Bali, apa tipikologinya?
07:20Dan motifnya menurut Anda seperti apa?
07:24Saya kira bisa dimengerti ya, karena di Australia pun juga terdapat geng war juga gitu ya, atau geng fight juga.
07:30Dengan kata lain, konflik antar geng-geng, terutama geng narkotika, yang memperbutkan misalnya wilayah penjualan.
07:39Dengan kata lain, hal itu amat mungkin.
07:40Dan mengapa kemudian lalu dieksekusi di Bali, ya jangan lupa bahwa bagi orang Australia, Bali adalah rumah keduanya.
07:48Menyak banyak sekali orang Australia yang berlibur di Bali.
07:51Dan itu mungkin sudah diketahui oleh kelompok yang akan mengeksekusi.
07:54Jadi, makanya tadi seperti yang dikatakan oleh Pak Mada Suwardana, tinggal dicari saja, ditunggu, dan kemudian dieksekusi. Begitu.
08:02Jadi menurut Anda, dalam kasus pembunuhan ini, ada background kasus kriminal lainnya yang perlu ditelusuri oleh Kepolisian Indonesia?
08:11Eh, tepat sekali. Jadi saya kira ini kita nggak bisa naif ya dengan mengatakan bahwa pembunuhnya lebih bersifat spontan, atau sekadar asmara misalnya.
08:20Tidak, pasti ada kontes ekonomi, di mana kontes ekonomi itu berasal atau merupakan satu akibat daripada perbuatan jahat yang lain.
08:29Apakah itu tidak pidana narkotika, pencucian uang, demikian juga mungkin misalnya yang bersifat racketeering atau penggelapan ya, kita nggak tahu.
08:37Justru kemudian, justru dalam hal ini pasokan data dari AFP atau Polisi Federal Australia itu menjadi penting untuk kemudian kita menge-establish apa sebetulnya motif dan tujuan dari pembunuhan ini.
08:48Lalu bagaimana, baik itu pihak Kepolisian Indonesia dan juga Australian Federal Police untuk mengungkap kasus besar di balik pembunuhan ini?
09:01Dan apakah ini ada bagian dari kriminalitas yang terorganisir?
09:07Saya menunggu begitu, tapi untuk Indonesia kan dalam hal ini perannya terbatas.
09:10Mas kita hanya ke bagian lokasi saja dengan kata lain, maka sepanjang pelaku langsung atau pelaku utamanya kemudian sudah dilidik-sidik dan kemudian lalu difonis,
09:23maka sebetulnya tugas Indonesia selesai.
09:25Nah, tapi tentu kemudian apa yang kita lakukan itu seyoganya menjadi satu asupan atau input bagi Polisi Federal Australia
09:32untuk lalu melakukan satu upaya yang lebih sistematis dan komprehensif untuk membongkar kejahatan ini.
09:38Sebab tadi saya sih menunggu bahwa ini bukan satu periswa tunggal, ini ada kaitannya dengan hal-hal yang lain.
09:44Apakah misalnya terkait dengan lawnsherking, dengan judi, dengan gambling, dengan narkotika, dengan perdagangan senjata, kita nggak tahu ya.
09:52Yang mana juga mungkin sekali terjadi di Australia, dan tadi imbasnya ke Indonesia ketika ada di antara mereka yang berkhianat kah,
10:00atau membawa lari uang kah, atau mungkin juga menjadi satu double agent misalnya dan selanjutnya,
10:06sehingga kemudian Indonesia ke ketempatan untuk sebagai tempat lokasi kejahatan.
10:10Oke, tapi kalau menurut dugaan Anda, Bunga Adrianus, background kasus besar di balik pembunuhan ini,
10:17apakah dilakukan di Indonesia, atau justru di negara para pelaku dan juga korban ini di Australia?
10:26Itu saya nggak tahu ya, tapi jangan lupa bahwa kalau kita mengandai-andai bahwa di Indonesia ini tidak hanya kebagian tempat lokasi pembunuhannya,
10:35tapi juga lokasi kejadian kejahatannya, maka kita juga misalnya pernah melihat bahwa ada kasus WNA-WNA di Bali misalnya,
10:44yang misalnya membeli properti, yang mengadakan jual-beli berbagai macam hal, atau juga mengadakan transaksi narkotika di Indonesia.
10:54Nah, apakah lalu kemudian juga melibatkan pihak-pihak yang terlibat ini?
10:59Itulah yang juga perlu ditelusuri oleh pihak kepolisian Polda Bali misalnya, untuk kemudian menge-establish.
11:05Jangan-jangan memang benar bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tempat lokus delikti,
11:10tapi juga sebetulnya menjadi satu rangkaian dari kejahatan-kejahatan yang lain dilakukan oleh mereka.
11:15Baik, terima kasih Bung Adrianus Meliala, kriminolog dari Universitas Indonesia,
11:20sudah berbagi perspektif di Kompas Petang. Selamat sore.

Dianjurkan