Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 16/6/2025
Pada 17 Juni 1948, sejarah mencatat bahwa Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, meminta sumbangan pesawat terbang kepada rakyat Aceh. Sehari sebelumnya, yakni pada 16 Juni 1948 (ada yang menyebut 15 juni 1948), untuk pertama kalinya Presiden Soekarno menginjakkan kaki di Aceh.
Soekarno berpidato di Kutaraja yang kini menjadi Banda Aceh, meminta rakyat menyumbang untuk Republik Indonesia. Dengan bantuan dan pengaruh dari Tengku Muhammad Daud Beureueh, dalam waktu tak begitu lama terkumpullah dana 120.000 straits dollar emas sebanyak 20 Kg (ada yang menyebut dengan jumlah lain). Uang itu cukup untuk membeli 2 pesawat jenis Dakota (Douglas DC-3) yang diberi nama Seulawah RI-001, Seulawah adalah nama sebuah gunung yang terdapat di perbatasan Aceh Besar dan Kabupaten Pidie yang memliki arti Gunung Emas. Nantinya, pesawat ini mengalami pergantian nama menjadi Indonesia Airways dan menjadi cikal bakal terbentuknya maskapai udara Garuda Indonesia.
#shorts
Transkrip
00:00Kamis 17 Juni 1948, dalam kunjungan pertamanya di Aceh,
00:05Presiden Indonesia saat itu Soekarno berpidato di Kutaraja
00:09untuk meminta kesediaan rakyat Aceh membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
00:14Dengan bantuan dan pengaruh dari Tengku Muhammad Daud Beuriwe,
00:18dalam waktu dekat terkumpul dana 120 ribu strates dolar dan emas sebanyak 20 kilogram.
00:24Dana tersebut lalu digunakan untuk membeli pesawat angkut pertama Indonesia berjenis Douglas DC-3
00:30yang bernama Dakota RI-001 Seulawah.
00:33Nama Seulawah yang memiliki arti Gunung Emas ini diberi oleh Soekarno sebagai apresiasi atas bantuan rakyat Aceh.
00:41Pesawat yang memiliki peran penting dalam awal perjuangan Indonesia ini
00:45merupakan cikal bakal berdirinya Indonesian Airways yang di kemudian hari berubah nama menjadi Garuda Indonesia.
00:51Kini, pesawat tersebut dimuseumkan di Taman Mini Indonesia Indah.

Dianjurkan