Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 27/5/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20 sampai 21 Mei 2025 memutuskan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen.

Suku bunga deposit facility juga turun sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 6,25 persen.

Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5 persen, plus minus 1 persen.

Kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan.

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, melalui akseptasi pembayaran digital serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur sistem pembayaran.

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, Bank Indonesia terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasaran dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental.

Lebih lengkap, kita bahas bersama Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Firman Mochtar.

Baca Juga Ketidakpastian Global Meningkat, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen di https://www.kompas.tv/ekonomi/588949/ketidakpastian-global-meningkat-bi-pertahankan-suku-bunga-acuan-di-level-5-75-persen

#bankindonesia #sukubunga #ekonomi #inflasi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/595791/full-respons-kondisi-ekonomi-terkini-bi-turunkan-suku-bunga-jadi-5-5-persen
Transkrip
00:00Bersama saya Brewa Ratenaya, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20-21 Mei 2025
00:10memutuskan menurunkan BI rate sebesar 25 basis point menjadi 5,5 persen.
00:20Suku bunga deposit facility juga turun sebesar 25 basis point menjadi 4,75 persen.
00:26Suku bunga lending facility turun 25 basis point menjadi 6,25 persen.
00:33Keputusan ini konsisten dengan perakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
00:45Kebijakan makro prudensial akomodatif terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
00:51dengan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan.
00:59Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mendopang pertumbuhan ekonomi khususnya sektor perdagangan dan UMKM
01:06melalui akseptasi pembayaran digital serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur sistem pembayaran.
01:14Memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar 25 basis point menjadi 5,5 persen.
01:30Demikian juga suku bunga deposit facility turun sebesar 25 basis point menjadi 4,75 persen
01:40dan suku bunga lending facility turun sebesar 25 basis point menjadi 6,25 persen.
01:49Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah
01:59dan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen
02:04upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya
02:10serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
02:16Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, Bank Indonesia terus mengarahkan kebijakan moneter
02:22untuk menjaga inflasi dalam sasaran dan stabilitas nilai tukar rupiah
02:26sesuai dengan fundamental.
02:28Lebih lengkapnya kita akan bergabung bersama Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi
02:31dan Moneter Bank Indonesia, Firman Mohtar.
02:34Selamat pagi Pak Firman.
02:37Selamat pagi Pak Bremana.
02:40Pak Firman, ini sebenarnya bagaimana asesmen Bank Indonesia terhadap resiko eksternal saat ini
02:45terutama berkaitan dengan kebijakan Fed Funds Rate dan juga negosiasi tarif?
02:52Terima kasih Pak Bremana.
02:54Dalam rapat Dewan Gubernur minggu lalu, secara umum kami melihat bahwa ketidakpastian
02:59perekonomian global sedikit meredah.
03:02Faktor ini dipengaruhi oleh bagaimana kesepakatan sementara antara Tiongkok dengan Amerika Serikat
03:09untuk menurunkan perang tarifnya yang secara umum ini akan berdampak positif terhadap perekonomian global.
03:15Kami melihat pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih baik dari perakhiran kami sebelumnya
03:20yang semula 2,9 menjadi 3,0.
03:24Perkembangan ini pula yang pada gilirannya berdampak bagaimana ketidakpastian di pasar keuangan
03:29menurut dalam beberapa kesempatan terakhir di mana aliran modal masuk ke negara berkembang
03:35yang sudah mulai terjadi dan ini termasuk ke Indonesia.
03:40Hubungannya dengan Vinfatrate kami masih melihat bahwa ruang penurunan masih akan terjadi
03:44di tahun ini sebesar 2 kali di September dan di Desember dan kami harapkan ini akan berdampak positif
03:51dalam mendukung ketidakpastian.
03:52Tentunya Pak Bremana kondisinya masih sangat dinamis, negosiasi masih terus berlanjut
03:59dan Bank Indonesia akan terus mencermati dampaknya.
04:02Oke, dengan demikian Pak Firman, kalau Anda melihat dari ketidakpastian ekonomi
04:07yang mungkin sudah mulai meredah seperti itu ya,
04:09ini proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga triulan 4 tahun 2025 seperti apa Pak Firman?
04:15Perkembangan ini tentunya akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
04:21Dalam perkembangan terakhir di triulan ke-1 memang pertumbuhan ekonomi Indonesia
04:25tercatat 4,87 persen year on year sedikit menurun dibandingkan triulan ke-4 tahun 2024.
04:32Kami perkirakan di semester ke-2 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai meningkat,
04:38didukung tentunya oleh perbaikan kondisi global tadi dan juga bagaimana stimulus pemerintah
04:43yang akan semakin meningkat.
04:46Perkembangan ini ya tentunya perlu terus didorong Pak Bremana
04:49untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita.
04:52Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi di 2025 ini berada pada kisaran 4,6 hingga 5,4 persen.
05:01Oke, ini perbaikan kondisi eksternal dan juga tadi stimulus dari pemerintah.
05:04Tapi yang paling berpengaruh Pak Firman untuk stimulus pemerintah
05:08untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita di triulan ke-4 nanti Pak?
05:13Jadi sesuai dengan musiman ya, memang pemerintah di second semester akan lebih banyak
05:19memberikan pengoblanjanya dan terakhir kita juga mencermati bagaimana pemerintah
05:24terus memberikan berbagai stimulus dalam upaya mendorong konsumsi pemerintah
05:30dan pada gilirannya akan mendorong konsumsi rumah tangga.
05:34Inilah Pak Bremana kami perkirakan akan semakin menggulirkan pertumbuhan ekonomi ke depan.
05:39Oke, konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor yang mengaruhi pertumbuhan ekonomi.
05:44Kemudian, tapi kalau kita melihat nilai tukar rupiah yang memang menguat belakangan ini,
05:48Pak Firman, memang apa sih yang menyebabkan penguatan nilai tukar rupiah kita sekarang
05:53walaupun memang masih naik turun juga ya, masih belum stabil seperti itu?
05:58Faktor tentunya ini faktor bagaimana pandangan investor terhadap kondisi perekonomian domestik.
06:08Dalam satu hal, Bank Indonesia tentu konsisten dan komitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
06:15dan inilah terus menjaga persepsi dan konfiden pelaku investor global.
06:21Itu yang pertama. Yang kedua, Pak Bremana tentunya,
06:25saya sampaikan tadi, tidak pastian pasar keuangan global sudah mulai menurun
06:30dan aliran modal masuk ke negara berkembang termasuk ke Indonesia sudah mulai meningkat.
06:36Dalam beberapa pekan terakhir, kita mencermati bagaimana aliran modal
06:39kan hanya terjadi di pasar SBN, tapi juga sudah mengalir kepada pasar saham.
06:46Dan ini secara keseluruhan berdampak positif terhadap aliran modal ke kita.
06:50Nilai tukar perkembangan terakhir terus menguat dan kami lihat bahkan
06:56nilai tukar rupiah ini bukan hanya menguat terhadap dolar, Pak Bremana,
07:00tapi juga bagaimana kami melihat ini berdampak positif terhadap dibandingkan
07:04dengan mata uang negara berkembang, mitra dagang kita, dan juga negara-negara maju.
07:09Kembangan inilah yang berdampak terhadap perkembangan nilai tukar
07:14yang sampai kemarin ditutup di level 16.249,
07:20menguat dibandingkan awal-awal tahun lalu, di April bahkan 16.600.
07:25Oke, dibandingkan dengan kawasan Asia Tenggara lainnya juga ini termasuk yang cukup baik ya, Pak Firman ya.
07:30Dan bagaimana kemudian nanti BI bisa tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,
07:35jangan kemana-mana, saudara kita akan bahas di Kompas Bisnis usia jendela berikut.
07:50Masih di Kompas Bisnis, saudara kita lanjutkan kembali perbincangan bersama
07:54Kepala Kedepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Firman Mokhtar.
07:58Pak Firman, ini kan volatilitas rupiah diproyeksikan maka masih akan terus terjadi.
08:02Nah, ini gimana upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,
08:06dan kemudian mengapa kemudian akhirnya Bank Indonesia ini memutuskan menurunkan BI rate,
08:10meskipun ancaman volatilitas ini masih ada, Pak.
08:14Terima kasih, Pak Bremana.
08:16Tentunya perkembangan-perkembangan ini akan kami terus cermati terkait dengan kondisi global.
08:21Yang kami perkirakan ini akan menjadi semakin reda ketidakpastiannya,
08:26dan ini berpengaruh terhadap bagaimana nilai tukar ke depan.
08:29Dan nilai tukar ke depan kami berkirakan, Pak Bremana dalam perkembangan terakhir bahkan sudah menguat.
08:35Kami perkirakan akan tetap stabil, dan ini akan mendukung bagaimana kita melihat target inflasi kita ke depan.
08:41Terkait dengan pertanyaan mengapa kami melakukan penurunan Bank Indonesia rate,
08:46PIRIT kemarin dari 5,75 menjadi 5,0.
08:50Beberapa hal menjadi pertimbangan.
08:52Yang pertama, inflasi.
08:54Inflasi kami melihat memang perkembangannya makin terkendali,
08:58dan perkembangan terakhir di bulan April yang lalu,
09:01inflasi tercatat 1,95 persen,
09:04dan ini berada dalam rentangan target inflasi kita,
09:081,5 hingga 3,5 persen.
09:10Itu yang pertama.
09:11Yang kedua, adalah bagaimana kami juga melihat nilai tukar yang seperti kita diskusikan tadi,
09:17terus dalam tren membaik, volatilitasnya menurun,
09:21tekanannya juga berkurang,
09:22dan ini akan berpengaruh positif terhadap inflasi kita ke depan.
09:26Yang ketiga, yang menjadi perhatian adalah
09:28bagaimana kita perlu terus mendorong pertumbuhan ekonomi,
09:31yang seperti kita diskusikan di awal tadi,
09:33perlu kita terus dorong di tengah upaya kita ingin memperbaiki,
09:38terus memperkuat pertumbuhan ekonomi.
09:41Jadi gambaran-gambaran itu yang kami lakukan,
09:43sehingga kami di RDG yang kemarin menurunkan
09:47BI rate dari 5,75 menjadi 5,5.
09:52Baik, dari 5,75 sudah ke 5,5,
09:55tapi peluang ke depannya seperti apa, Pak?
09:57Akankah ada potensi penurunan suku bunga lagi di masa mendatang, Pak?
10:00Tentunya, Pak Bremana,
10:04kami akan terus mencermati berbagai perkembangan
10:06ekonomi global, ekonomi domestik,
10:09beberapa hal yang ingin kami sampaikan,
10:11arah ke depan, bagaimana kebijakan kita ke depan.
10:15Tentunya akan memperhatikan prospek inflasi ke depan.
10:18Kita harus tetap arahkan pada targetnya 1,5 hingga 3,5 persen.
10:22Kita harus tetap jaga nilai tukar agar stabil
10:26dan mendukung inflasi.
10:27Dan terakhir, kita akan terus cermati ruang-ruang
10:32untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
10:33yang harapannya seperti kami sampaikan tadi,
10:36kita harapkan akan terus meningkat di semester mendatang.
10:40Oke, kemudian terakhir, Pak Firman,
10:42ini apa saja nih langkah dari Bank Indonesia
10:43untuk mendorong pertumbuhan ekonomi?
10:45Tepatnya, ini bagaimana koordinasi dan juga sinergi
10:48dengan pemerintah?
10:48Sinergi, satu hal yang kami lakukan, Pak Bremana,
10:54tentunya kita akan terus perkuat ke kondisi stabilitas moneter
10:58dengan bagaimana konsistensi kami menjaga stabilitas rupiah,
11:03baik inflasi dan nilai tukar.
11:05Namun, satu hal yang dapat saya sampaikan juga,
11:07koordinasi ini juga kami tempuh dengan bagaimana memperkuat
11:10kebijakan makroprudensial dan kebijakan sistem pembayaran.
11:13Kebijakan makroprudensial, kemarin kami sudah turunkan
11:17rasio pinjaman luar negeri naikkan dari 30% menjadi 35%,
11:22sehingga ada kemampuan Bank untuk semakin memperkuat pendanaan.
11:26Kemudian kami juga sudah turunkan kebijakan PLN,
11:30penyangga likuiditas makroprudensial dari 5 menjadi 4%.
11:34Ini tentunya akan semakin memberikan kelewasaan
11:37dalam mengelola likuiditas.
11:39Dan tentunya, sisi lain, kebijakan sistem pembayaran
11:42akan kami lakukan berkuat dengan digitalisasi.
11:45Itu adalah dari peluang kebang Indonesia.
11:47Dan tentunya kami terus lakukan sinergi ini, Pak Brebana,
11:50dengan pemerintah mendorong pertumbuhan
11:53dan juga menjaga stabilitas dengan komite stabilitas sistem keuangan.
11:58Baik, kita harapkan kebijakan monitor dari BI,
12:00kemudian bersinergi dengan pemerintah,
12:02ini bisa menjaga inflasi pada sasarannya
12:03dan juga tentunya nanti mendorong pertumbuhan ekonomi.
12:06Terima kasih Pak Firman Mukhtar,
12:07Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monitor Bank Indonesia
12:09telah bergabung bersama kami di Kompas Bisnis.
12:11Selamat pagi, Pak.

Dianjurkan