Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 7/21/2024
Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

KITA TIDAK INGIN KASUS INI DAN PEGI SETIAWAN TERJADI DI REPUBLIK INI!!!

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Balinggi Akademi di Tepian Danautoba yang indah, hadir
00:08Sore hari ini, jadi kita sembari menunggu
00:13Memori PK diajukan oleh Pak Uto Hasibwan, kita iris-iris lagi ya
00:18Statement-statement penipuan dari para prekayasa di depan publik
00:23Seperti ini, Krishnamurti, General Penipu, manipulatif
00:29Seolah-olah apa yang dilakukannya benar, beserta Muhammad Manuel Hazar dan Christopher Hariman Rianto
00:37Dan Tito Karnavian, padahal apa yang dilakukan adalah jauh dari kata jujur, jauh dari kata saintifik
00:45Mana ada yang jujur atau saintifik itu kalau dia malah merusak resolusinya, membuat
00:55Kabur sebuah peristiwa pidana ya kalau ada, tetapi
01:00Yaitulah ya, supaya peristiwa pidana itu seolah-olah ada, mereka kabur-kaburkan itulah
01:05Niat dari mereka, si otak
01:10Prekayasa video CCTV ini ya, yang sudah menikmati General Bintang 2 hasil prekayasanya dia
01:18Kasus kofisiennya dia
01:21Ya jadi, di foto ini ya jelas ya, dia sangat terlibat dalam rangka memanipulasi jalannya persidangan
01:32Sehingga outcome atau keputusan hatim sesuai dengan kepentingan mereka ini ya
01:39Di sini persiapan, 9 Agustus, satu hari sebelum
01:44Penipu ini, Mohamad Nualazar dan Christopher Harimantianto menyajikan penipuannya di depan publik, ratusan juta publik ya berkoordinasi
01:53Jadi, sangat mustahil kalau dia tidak tahu ya, playlist di tangan jaksa itu berubah, justru dari dia itu
02:01Timnya ya, playlist di tangan jaksa berubah
02:06Baik folder maupun isi folder, jadi mereka berkoordinasi bagaimana memenangkan pertara dengan cara merekayasa
02:13Karena bonusnya ada nanti ya, semua mereka ini naik jabatan
02:18Kecuali mungkin si apa ini, ya bukan PNS Christopher ya, tapi mungkin dikasih projek-projek di kepolisian, pengadaan barang, pelatihan, dan lain-lain ya
02:28Tentu dapat bonus dia dari penipuannya juga
02:30Bukan hanya para jaksa yang naik pangkat atau polisi, tetapi dia juga, yakin saya itu
02:38Oke, mari kita dengarkan penipuan dari si apa ini, si Krishnamurti, general penipu manipulatif ini ya
02:47Penipu akut, penipu ulung, di depan para hakim tinggi
02:52Ada kelas, apa namanya, pelatihan atau apa itu, inspirasi katanya di Youtube, coba kita lihat
03:00Dalam kasus Jessica, yang kami buktikan, bukan kami buktikan dia gerakan mencurigakan
03:09Yang kami buktikan bahwa Myrna mati karena berdasarkan dokter forensik, mati karena oksigennya habis, tersedot cyanida
03:19Dan di organ tubuhnya bukti cyanida, pertanyaannya adalah cyanida itu datang dari mana?
03:27Cyanida itu datang dari kopi yang diminum Myrna, pertanyaan berikutnya adalah
03:31Siapa yang memasukkan cyanida ke dalam kopi, dan itulah yang nanti akan dicari tahu oleh hakim
03:39Jadi drama di luar silahkan jadi drama, saya fokus kepada itu karena itulah yang akan ibu bapak sekalian buktikan, betul tidak?
03:47Nah itulah ya, jadi fokusnya dia katanya mencari tahu siapa sesungguhnya
03:54Yang memasukkan cyanida itu ke dalam kopi ya
04:00Nah itulah omongan buah dan penipuan dari si jenderal sampah masyarakat ini
04:06Jenderal penipu manipulatif di depan para hakim tinggi di mahkamah agung sana
04:12Ya seolah-olah apa yang dilakukan itu benar adanya ya, mencari siapa yang memasukkan
04:18Sesungguhnya siapa sih yang memasukkan cyanida itu ke dalam kopi, kalau benar itu kopi
04:25Itu bersianida kan, tapi caranya bagaimana dia mencari tahu?
04:30Caranya dengan mengaburkan video CCTV, itulah caranya si penipu
04:39Si krisna murti ini ya, untuk mencari tahu siapa yang memasukkan cyanida itu
04:48Ke dalam kopi dengan cara mengaburkan kamera 7, kamera 9, kamera 4, 3, 2, 1
04:5615 di pantry, semua dia kaburkan, itulah cara si penipu ini mencari tahu
05:04Siapa sesungguhnya yang memasukkan cyanida itu, itulah caranya dia yang menurut dia itu hebat ya
05:13Jujur, dan dengan kemunafikannya itu ya, bayangkan
05:18Cara mencari tahu siapa yang memasukkan cyanida ke dalam kopi
05:25Dengan menghancurkan resolusi yang tajam kamera 7, 9, dan lainnya yang 19, 20, 10, 80
05:33Yang 50 meter pun harusnya bisa dapat pergerakan itu
05:37Malah dihancurkan resolusi frame-nya, dimensi spasialnya, maupun laju temporalnya
05:43Dari 2 juta pixel per frame menjadi setengah jutaan pixel per frame
05:48Dari 25 frame per detik menjadi 10 frame per detik
05:50Inilah penipuannya si general sampah masyarakat ini ya
05:55Itulah bayangkan ya, seolah-olah dia di depan hakim tinggi itu adalah makhluk mulia, makhluk malaikat
06:03Tetapi apa yang dia lakukan adalah
06:06Sesungguhnya adalah kebalikan dari ucapannya itu ya
06:11Biarkan drama di luar
06:14Terjadi entah bagaimana
06:16Pokoknya kami fokus mencari tahu siapa yang memasukkan cyanida ke dalam kopi
06:22Dengan cara apa?
06:23Dengan menghancurkan resolusi video CCTV, itulah si munafik, penipu, manipulatif, pathological liar ya
06:32Dia menuduh Jessica memiliki kepribadian ganda
06:37Kau kepribadian 10 mungkin kah?
06:40Psikopat
06:42Mencari tahu siapa yang memasukkan cyanida ke dalam kopi
06:47Dengan cara kau kaburkan semua objek diem dan objek bergerak
06:51Sehingga kau edit sana-sini dengan tim yang kau susun
06:54Diketuai oleh tim editingnya
06:57Nanti harus diperkarakan orang ini
06:59Siapa yang mereka suruh ya
07:02Untuk mengedit-ngedit itu saya yakin bukan
07:05Mohamad Al-Azhar dan Christopher ya
07:07Mohamad Al-Azhar dan Christopher itu
07:10Teknisnya pasti dikerjakan oleh tim lain untuk mengedit-ngedit itu
07:14Inilah atas perintah si penipu manipulatif general sampah ini ya
07:18Harus disidang orang ini
07:20Bagaimana manipulatifnya orang ini
07:23Dalam kehidupan profesinya ya
07:26Kalau kehidupan pribadi kita enggak ngurus itu
07:31Ya inilah caranya si apa ini
07:34Si general sampah ini mencari tahu siapa yang memasukkan cyanida ke dalam kopi
07:40Hancurkan resolusinya, kaburkan peristiwa
07:43Apapun kejadian di Kafe Ulebiye
07:46Itulah caranya si penipu ini ya
07:48Ya padahal di keputusan pun
07:50Bukan hanya di poin 27 Mohamad Al-Azhar ya
07:53BAPDS 192180 ya
07:56Di keputusan, di naskah keputusan juga
07:59Di metadata, apa, metadata yang ada di tangan
08:03Si Kristoffer juga dicantumkan ini ya
08:06CH7-557-7S17 inilah resolusinya 192180 ya
08:11Ya, laju frame 25, kanal 3 berarti berwarna
08:15Ya sesuai dengan poin 27 Mohamad Al-Azhar
08:18Tapi itulah diancurkan
08:20Ya pada saat
08:22Menganalisa posisi pengaduk tangannya Myrna ya
08:27Pada saat mengambil sedotan atau tidak dari atas meja mereka hancurkan
08:32Si Kristina Murthini, itulah caranya dia untuk mencari tahu kan
08:37Nah metadata lain juga semua dia hancurkan dengan downscaling dari 2 juta menjadi
08:42Apa ya, setengah juta piksel per frame-nya
08:46Ini semua ini kamera 7, kamera 9 ya
08:49Belum lagi dibuang frame semenang-menang ya
08:53Dari CH17 96.000 frame
08:56Dari kamera 9 100 frame
08:58Dari kamera 7 itu 50 frame
09:01Inilah caranya si general penipu ini ya
09:05Mencari tahu siapa yang memasukkan cyanida dengan cara mengacak-acak bukti digital
09:11Menurunkan resolusi, membuang frame
09:16Ya
09:17Bekerja sama dengan para jaksa pengkhianat rakyat itu
09:20Ardi Tomoar diisi folder berubah terus, jumlah folder berubah terus
09:26Ya kalau di sini kita punya data uji ya
09:30Data uji 2 ya, cara mengetahuinya secara visual tanpa lihat BAP juga sudah paham ya
09:36Bagi mereka yang sering membuat aplikasi ya tentu metadata itu sangat penting
09:41Metadata itu semacam digital marker atau informasi
09:45Yang kita simpan sehingga pengguna itu bisa memakainya ya
09:50Pengguna atau produk output dari aplikasi kita ya
09:53Nah inilah ada 2 kita kasih
09:55Nah ini
09:58Nah ini kan dari metadata-nya 2 apa namanya
10:03960H, 96576 ya
10:06Di sini di metadata-nya itu nah ini ya ada ya 96576
10:12Terus yang kedua 1080p, di sini metadata-nya
10:18Nah ini dia, 9 source image width sama source image height ya
10:24Kalian bisa download exit tool GUI ya
10:27Jadi bisa kita baca metadata maupun exit metadata-nya
10:32Atau bisa boot juga dengan programnya
10:35Gampang juga sih sebenarnya ya
10:38Nah inilah kalau kita lihat 2 sampel ini, bagaimana ketika dibuka ya
10:44Di sini ada 2 apa namanya
10:472 file, di inilah kalau di klik ya double click
10:51Nah inilah harusnya tajam dan langsung membuka ke ukuran laptop ya hampir memenuhi
10:57Ini saya ulang informasinya siapa tau ada yang belum
11:01Paham ya, ketika dibuka double click dia membaca metadata-nya
11:05Ya kalau 1920x1080 ya bukan hanya tajam tetapi dia langsung melebar
11:10Dan meninggi ya hampir memenuhi ukuran laptop
11:13Tapi kalau 960H ya itu 96576 kan hanya kecil seperti ini ya
11:18Nah seperti itu
11:20Terus kita coba dengan decoder lain misalnya sama aja ya
11:24Jadi kalau 1080p dibuka langsung memenuhi ukuran laptop dia
11:30Ini juga 960H
11:33Maka dia
11:35Nah hanya kecil ya karena dia membaca metadata-nya ya
11:38Membaca metadata terus menampilkan sesuai dengan dimensi atau resolusi yang ada di dalam
11:44Metadata tersebut, jadi secara visual sebenarnya
11:47Si Mohd. Azhar dan Christopher Harimandrianto ini udah tertangkap basah ya
11:52Melakukan rekayasa itu ya dengan cara menurunkan resolusi frame
12:00Inilah beberapa screenshot ya bagaimana Mohd. Azhar itu
12:06Kalau di kamera 01 CH17 di kasir itu
12:11Pembuatan kopi di Guridong
12:13Itu Mohd. Azhar
12:15Dua resolusi ya pada waktu yang bersamaan ya pada waktu 1620-an
12:22Ketika dibuka ini 1620, ini juga begitu, atas bawah ini
12:27Yang pertama itu 1920 dia biarkan gitu, tetapi ketika
12:31Mau menganalisa kopi, bersiapkan rangka, dia langsung resolusinya double click gitu langsung cuak segini ya
12:38Jadi bukan hanya kamera 7 ya punya dua resolusi yang berbeda
12:43Ini juga kamera 01 CH17 di Guridong itu memiliki dua resolusi yang berbeda ya, di double click
12:51Ini langsung penuh ya 1920x1080 di laptop dia, kalau yang ini double click cuma seperti empatnya aja
12:58Sesuai dengan BAP dia, 96576 masih long scaling semua jadi kabur seperti ini ya
13:05Terus untuk kamera 3 inilah ya double click langsung cuma seperti ini
13:13Harusnya full ya full size
13:15Atau hampir ini kamera 7 pertama dibuka 1557-17 begini nih ketaknya
13:24Ini kan sudah ketangkap bahasa Mohd. Azhar ini ya, terus ini kamera 7 untuk 17-17 ya
13:30Sampai 18-berapa itu? 18-39 ya
13:35Nah itu ya, cuma dua potong di tangannya Mohd. Azhar itu, inilah
13:41Cuma seperempat ya, kalau dia benar 1920x1080
13:45Yang autentik ya harus full size dan harus tajam
13:49Luar biasa inilah
13:54Ini caranya si siapa si
13:58Si apa ini, Krishnamurti mencari tau siapa yang masukkan copy dengan cara menghancurkan resolusi semua ya
14:07Ini kamera 9 disini
14:09Pada saat, ya
14:11Pada saat dibagi dua juga oleh Mohd. Azhar
14:15Pada saat dia menganalisa copy ya, warna copy yang disajikan oleh Agus Rono dia hancurkan juga resolusinya
14:22Double click cuma kotaknya seperti ini ya
14:24Terus ini juga disajikan dia ya
14:27Pada saat kamera 9 menampilkan pergerakan Jessica menggaru tangan, menggaru paha
14:32Itu semua sudah rekayasa dia ya, double click
14:35Itu semua sudah setengah, seperempat ya secara spasial, seperempat ukuran laptopnya ya
14:42Kalau yang disini dia kamera 1 CH17 tidak ada yang dianalisa dia jadi dibiarkan autentik, dia langsung tajam dan memenuhi ukuran laptop
14:52Nah ini juga ya, ketika dia diminta oleh Pak Oto Asibuan ya
14:58Memutarkan video CCTV 7
15:01Yang bukan dari playstation manual Azhar tapi playstation yang di tangan Caksa juga seperti itu
15:07Cuma di double click oleh dia atau operatornya ya, cuma seperti ini, baru setelah itu di tekan
15:13Apa namanya, di klik kotak disini untuk zooming ya
15:16Ini juga untuk kamera 9 juga seperti itu ya
15:21Jadi sudah hasil rekayasa semua dari tampilan ketika di double click pertama kali dibuka
15:27Ya, aplikasi itu ya apapun itu kita bacakan metadatanya sehingga disitu ada resolusinya
15:35Lebar, tinggi, terus laju frame, terus apa namanya ruang warnanya apa
15:44Kalau mereka yang senang dengan apa namanya dulu TV analog, TV digital atau orang yang bekerja di multimedia harusnya paham ya
15:53Dengan mengurangi apa namanya dimensi, maka PPI nya atau pixel per inch kuadratnya ya
16:03PPI kuadrat ya, PPI kuadratnya itu ya tentu mengecil ya
16:08Artinya jumlah pixel per inch kuadrat tentu mengecil hasil downscalingnya ya
16:14Kalau untuk 1920 x 1080 ya, kalau ditampilkan laptop usul ukuran 17 inch diagonalnya
16:22Dengan lebar 15 inch tinggi 9 inch ya
16:26Untuk resolusi 1920 x 1080 maka 15.360 pixel dalam 1 inch kuadrat
16:33Kalau 960 x 576 jadi tinggal sepempatnya aja ya, hampirnya 4096
16:39Dengan turunnya PPI kuadrat atau pixel per inch kuadrat itu, maka dia menyebabkan objek-objek menjadi kabur ya
16:47Ketika di upscaling, untuk memenuhi ukuran laptop maka dia harus mengalami upscaling atau zooming atau pembesaran
16:57Jadi terjadi replikasi citra
17:00Nah inilah dia ya, caranya menghitungnya gampangnya 1920
17:06Jumlah pixelnya 1920 x 1080 dibagi 15 dibagi 9, sama juga seperti ini
17:13960 x 576 dibagi 15 dibagi 9 ya
17:18Untuk laptop 17 inch diagonalnya, inilah ya turun seperempatnya hampir ini
17:24PPI kuadrat ya, pixel per inch kuadratnya dari 15 ribuan menjadi 4 ribuan ya
17:29Jadi hampir turun 3 per 4 itu, kerapatan pixel per inch itu, yaitulah yang menyebabkan
17:36Yang seperti ini, kabur yang diputar oleh Mohd. Manoel Hazar ya
17:40Ya justru bukan membuat jelas sebuah peristiwa yang dianalisa mereka, tetapi membuat kabur
17:47Membuat kabur sebuah peristiwa, itulah caranya si penipu
17:54Krishnamurti ini mencari tahu siapa yang memasukkan kopi, sianidat ke dalam kopi dengan cara mengaburkan peristiwa
18:04Supaya bisa direkayasa, inilah general paling penipu manipulatif
18:10Harusnya orang seperti ini, kalau tidak bisa dihukum mati harusnya diseltih ke sumur hidup ya
18:17Supaya jangan diulangi oleh general-general lain
18:20Yang ingin jadi general memanipulasi peristiwa ya
18:25Bukan membuat terang sebuah peristiwa, tetapi malah menghancurkan
18:30Mengaburkan inilah sampah masyarakat, penipu manipulatif, pathological liar, psikopat ini orang mungkin ya
18:40Screenshot itu sebenarnya saya kumpulkan dengan video yang saya kolase dari ketika memaknum menyajikan penipuan
18:50Itu ini dia, dari sini ya
18:52Ini CH17 kamera 1 ya, ketika dibuka coba lihat ini, untuk 16-20an
18:58Nah double click, langsung memenuhi ukuran laptop dan tajam dia, coba lihat ini
19:06Nah itu, langsung penuh dia ya, di laptop dia ya, saya kira sekitar 17 inci itu diagonalnya laptop yang dia gunakan ya
19:14Jadi PPI-nya, pixel per inci kuadratnya tajam
19:23Terus untuk 16-20an, coba lihat ini double click, jadi kecil dia
19:28Jadi ada dua versi itu, CH17 di tangan Mohd. Nual Hazar, si penipu itu ya, coba lihat ini
19:37Double click harusnya memenuhi ukuran laptopnya ya, sekitar 17 inci itu
19:46Kita percepat aja
19:53Nah, ini dia ya, cuma segitu dia, padahal CH17 ya, kamera yang sama punya dua resolusi berbeda
20:0216-20an ini juga baru saya tau kayaknya ya, kamera 17, eh CH17, kamera 1
20:10Bentang waktu yang sama, dua versi berbeda resolusinya si penipu ini
20:14Luar biasa, inilah si penipu Krishnamurti ini ya, sampah masyarakat
20:26Nah inilah
20:29Nah ini kamera 3 ya, double click, dia membaca metadata-nya kan enggak full ini, inilah
20:36Rekayasa si apa itu
20:38Terus ini kamera 7, ya, 1557-1717 ya
20:45Ini juga, ini kamera 9 juga, ketika di double click, pada saat menganalisa
20:51Kopi, warna kopi, Agustriono, malah dihancurkan juga resolusinya
20:58Ya
21:00Nah ini pada saat dia menganalisa, ditanya oleh si penipu, jaksa penipu Haribowo
21:07Pergerakan-pergerakan Jessica ini enggak dianalisa dengan yang sudah direkayasa ya
21:13Si Mohd. Mahmoud Al-Azhar ini ya
21:15Dan Christopher Ney kan double click, betul, kecil ya
21:18Inilah semua hasil rekayasanya si Krishnamurti ini ya
21:22Jadi ini adalah produk dari animasi ya
21:26Produk dari rekayasa mereka, karena ketika di double click aja ini
21:30Kamera 9 ya
21:34Nah ini kan double click, semuanya sebegitu
21:36Itulah ukuran sebenarnya, di dalam metadata-nya itu, inilah
21:41Sudah hasil rekayasa semua, pergerakan tangan Jessica menggaruk
21:45Tangan, paha, ya
21:47Jari malampir
21:49Jari malampir itu menyatu karena hasil downscaling
21:56Fitur-fiturnya ya
21:58Nah ini sudah ada hasil rekayasa, ini karena apa?
22:01Ya tidak sesuai
22:03Sudah hasil pengaburan, hasil downscaling itu ya
22:06Tadi pada saat dibuka itu
22:09Ini juga sama
22:19Nah ini ukuran hasil rekayasa juga ya
22:22Ketika Mohamad Noah Lazar diminta untuk memutarkan flash disk yang ada di tangan Jaksa, sama
22:28Ketika di double click dengan Windows Media Player
22:32Sama ya
22:34Dibuka
22:36Tunggu bentar, nah ini
22:38Nah kamera 7 kalau tidak salah
22:41Nah kan segitulah, sebelum di double click ini ya
22:46Di klik yang kotak ini untuk upscaling ya, algoritma pembesaran bekerja yaitu
22:51Berhenti sebentar, dia baru di klik disininya
22:55Itulah ukuran sebenarnya ya, kamera 7 dan kamera 9 nanti diminta diputarkan ya
23:00Sudah hasil rekayasa semua
23:03Nah ini juga untuk kamera 9
23:06Nah itulah
23:16Kamera 9, padahal disini
23:19Dituduhkan Jessica menggaru-garu, menggaru paha segala macem-segala macem
23:24Sudah hasil rekayasa mereka ya makanya
23:26Data digital itu tidak boleh disentuh
23:28Karena kalau sudah kau turunkan resolusi maka ada motivasimu
23:34Untuk apa? Untuk menganimasi, memotong, membuang, segala macem ya
23:39Inilah caranya si
23:42Jenderal penipu pengkhianat rakyat manipulatif ini
23:46Menggiring opini publik, menggiring opini hakim
23:52Agar keputusan hakim itu atau jalannya pengadilan itu sesuai dengan narasi yang mereka persiapkan
24:00Inilah ya, padahal tadi di depan para hakim tinggi itu dia
24:05Seolah-olah manusia yang paling malekat ya
24:09Malekat iblis ternyata dia ya, malekat maut
24:15Oke kita lanjutkan bualan si penipu jenderal sampah masyarakat ini ya
24:22Nah, kemudian kami bicara motif, ga ketemu motif
24:28Motif ga ketemu
24:30Ahli psikologi forensik, psikiatri forensik
24:34Mampu menjelaskan bahwa dia mempunyai dua keperbadian di polar
24:37Ditambah kami terbang ke Australia
24:40Melakukan MLE, mutual legalization penyelidikan
24:42Di Australia, kami mendapatkan fakta-fakta di kantor dia
24:48Di komputer dia
24:50Bahwa dia browsing sianidang
24:52Dia browsing tentang racun
24:55Yang kemudian kami sedot, tapi kami tidak diizinkan oleh sidang
25:01Eh oleh pengadilan, karena kita ya pengadilan Australia
25:04Tidak diizinkan oleh kantornya
25:06Tidak boleh digunakan dalam sidang peradilan
25:09Mati saya
25:11Apa yang harus saya lakukan?
25:12Saya lobby jaksa, ini lho pak, memang tidak pro-justicia
25:16Tapi kami dapat fakta
25:18Kami buktikan, ini proses-prosesnya, kami tunjukkan videonya kami
25:23Kami datangi hakimnya
25:25Pak ini di luar sidang pengadilan, tapi ini yang kami punya pak
25:29Kami tidak sembarang orang menetapkan sebagai tersangka
25:33Dan ini kebenaran material yang mungkin secara formil agak sulit
25:40Ini ya
25:42Itulah ya
25:43Manusia yang jelas-jelas ya, digital evidence yang tersedia saja, dia rekayasa
25:49Ya, apakah bisa omongan penipu ini dipercaya ya
25:54Browsing artifacts atau internet search history saja
25:58Tidak bisa katanya dihadirkan di persidangan
26:01Ngapunya dari pengadilan Australia yang melarangnya ya
26:06Jadi oleh karena larangan itu
26:09Jadi dia menggunakan browsing internet history atau browsing artifacts itu
26:15Sebagai bahan dia untuk mendekati jaksa, terutama hakim ya
26:20Di luar pengadilan
26:22Itu bahaya sekali itu ya
26:24Bahan yang menurut pengakuannya tidak diuji di persidangan, apalagi dia penipu
26:31Pengakuan itu jelas itu, pasti penipuan itu
26:35Kenapa?
26:37Karena apa yang tersedia saja ya, bukti video cctv yang tajam saja
26:43Dia nyatanya antara rekayasa apalagi cuma pengakuan ya
26:46Pengakuan dari pengadilan Australia
26:50Tidak boleh ditampilkan di persidangan ya, cuma browsing artifacts saja
26:57Jadi bahan itulah, dia pengaruhi hakim di luar pengadilan padahal bahan itu yang dia akui itu
27:04Harusnya kan harus diuji di persidangan
27:06Masa boleh seorang polisi mendekati hakim di luar pengadilan
27:11Dengan barang bukti yang tidak diuji di pengadilan
27:16Ini kan harusnya bin Sargultum Partai Tulusu TAPEA
27:19Dan Kisworo ini harus dipecat juga ini
27:23Bagaimana dia bisa menerima seorang polisi
27:27Didekati dengan barang bukti
27:30Yang belum terverifikasi dan tidak diuji, tidak dihadirkan di persidangan
27:36Untuk menjadi bahannya
27:40Mau saja, berarti kan berkomplot itu si bin Sargultum Partai Tulusu TAPEA
27:46Ini terbukti dari omongannya si Krishnamurti
27:49Kok bisa mereka bertemu di dekatanya si Krishnamurti
27:54Di luar pengadilan
27:55Dengan bahan atau bahan uji yang pengakuan dia
27:59Kan kita perlu uji itu
28:01Apa sih cuma browsing artifacts saja
28:04Bullshit itu dilarang pengadilan Australia
28:07Karena kita sudah buktikan orang ini penipu
28:11Prekayasa
28:12Ya pasti itu omongannya itu penipuan juga
28:15Dari mulutnya ini semua penipuan ini
28:17Video CCTV saja yang terjelas
28:20Malah direkayasa
28:24Browsing history kan isinya cuma begini-gini saja ini
28:28Nanti apa yang dikunjungi
28:32Ini beli apa atau apalah terus searching termnya
28:37Apa pencariannya dan kapan kemana dia dilakukan pencarian
28:41POM apa yang dia isi
28:43Itu kenapa kayak gini aja gak bisa dihadirkan di persidangan
28:48Penipu kamu Muhammad Noah Lazar
28:49Cuma browsing artifacts saja
28:52Kau ingin memengaruhi hakim di luar pengadilan dengan bukti yang tidak terpenifikasi
28:58Boroboro browsing internet
29:01Browsing artifacts atau browsing history
29:04Di BAP-nya
29:07Franciscus Aretonan
29:09SHMH
29:10Yang mengekspor
29:12HP-nya
29:14Jessica
29:15Pake celebrity-nya itu
29:17Itu log history atau call history aja tidak ada
29:20Itulah scientific abel-abel ala Krishnamurti penipu ini
29:25Call history saja tidak ada
29:27Bayangkan itu
29:29Dia sudah pake celebrity
29:33Para browsing internet historinya kok tidak ada
29:36Di HP-nya si apa
29:40Ditampilkan oleh Franciscus Aretonan SHMA
29:43Sarjana hukum, margister hukum
29:45Ahli forensik, ya kan
29:47Ahli forensik lulusan SHMH
29:49Kursus celebrity
29:51Tiga minggu, jadi itu ahli forensik
29:56Jadi kalau artifact seperti itu dia ngaku ga boleh di pengadilan
30:02Jawaban saya
30:04Video CCTV saja nyata-nyata dia rekayasa
30:07Apalagi cuma pengakuan
30:09Apalagi cuma pengakuan
30:11Itu aja kesimpulan saya
30:13Kesimpulan saya adalah CCTV saja kok rekayasa
30:16Apalagi cuma pengakuan
30:18Manusia manipulatif seperti kau ini
30:22Setiap detik itu berbohong
30:24Krishnamurti
30:26Semoga
30:28Dengan sidang PKI ini
30:30Kita buktikan rekayasa
30:32Dan kau harus dituntut kau
30:34Berikut dengan titok karnavian
30:36Muhammad Nazar, Krishnamurti
30:38Dengan genam jaksa pengkhianat
30:40Penipu itu
30:42Hardi Tomwardi, Sandian Dika
30:44Sugi Karpalo, Haribowo, Maleni Wubung
30:46Dan Wahyu Octavian
30:48Di agar kalian masuk penjara
30:50Karena telah merendahkan wibawa
30:52Wibawa hakim, wibawa pengadilan
30:54Dengan menyajikan
30:56Memanipulasi bukti digital
30:58Padahal statementmu tadi
31:00Di depan para hakim
31:02Siapa
31:04Mencari tau siapa yang memasukkan
31:06Zenida ke dalam kopi
31:08Seolah-olah malaikat kau
31:10Ternyata kau malaikat iblis
31:12Mencari tau
31:14Siapa yang memasukkan
31:16Zenida ke kopi kok dengan mengabur-ngaburkan
31:18Itu kan
31:21Apa itu ya
31:23Mahanya iblis yang
31:25Melakukan
31:27Di luar
31:29Berkebalikan dengan apa yang dikatakannya
31:31Oke pemirsa sampai jumpa di video kami selanjutnya
31:33Dari Bali Gekademi
31:35Ditubuhkan dari tuba yang tidak
31:37Horas

Recommended