Ayat Alkitab : Kejadian 4:1-16 : KAIN & HABEL

  • 2 tahun yang lalu
Mengetahui persembahan Habel diindahkan Tuhan, sedangkan persembahannya sendiri tidak, hati Kain menjadi panas. Ia lalu membunuh adiknya. Menariknya, tidak tercatat Kain merasa menyesal. Ketika Tuhan bertanya, "Di mana Habel, adikmu itu?" ia berpura-pura tidak tahu. Bahkan sampai Tuhan mengungkap kejahatannya, dari mulutnya tidak terucap permohonan akan pengampunan. Permohonan Kain hanya satu, yakni supaya Tuhan meringankan hukumannya!

Ketika baru melakukan dosa, kecenderungan sebagian besar orang bukan merasa bersalah, melainkan khawatir besarnya hukuman yang ditanggungkan kepadanya. Misalkan ketika seorang pengendara motor menyerempet pengendara lain sampai jatuh terguling-guling di aspal, yang di pikirannya bukan keselamatan si pengendara, melainkan berapa ongkos ganti rugi yang harus dikeluarkannya. Rasa khawatir terhadap hukuman dapat memunculkan dosa-dosa baru! Pada Kain, dari tindakan pembunuhan, muncul kebohongan. Ketika Tuhan bertanya di mana adiknya berada, Kain menjawab, “Aku tidak tahu!” Selanjutnya, muncul upaya penyelamatan diri sendiri. Begitu palu hukuman Tuhan diketuk, berkatalah Kain, "Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung." Sampai di sini tidak juga Kain menyadari betapa besar kesalahan ia lakukan dan betapa hati Tuhan tersakiti.

Menerima konsekuensi dari sebuah kesalahan memang tidak enak. Mari belajar bertanggung jawab. Jangan karena mengkhawatirkan besarnya hukuman, kita menjadi pribadi egois yang hanya memikirkan penyelamatan diri sendiri. Andai kata kita melakukan kesalahan, mari memohon pengampunan kepada Tuhan. Selanjutnya, kita juga harus meminta maaf kepada orang yang kita rugikan.

PERASAAN YANG HANYA SELALU MENGKHAWATIRKAN HUKUMAN TIDAK AKAN PERNAH MENUNTUN SESEORANG KEPADA PERTOBATAN SEJATI

Dianjurkan