Kisah Heroik Tentara Pelajar saat Perang Kemerdekaan

  • 3 years ago
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus rutin dirayakan dengan suka cita oleh segenap lapisan masyarakat momentum tersebut juga menjadi pengingat atas jasa para pejuang yang turut merebut kemerdekaan bagi bangsa Indonesia

Dari sekian banyaknya pejuang republik yang turut mengusir para penjajah ada segelintir yang masih hidup hingga saat ini salah satunya adalah Meini Hartoso, usianya yang telah menapaki angka 91 tahun membuat kondisi kesehatannya menurun

Meini tampak berjalan tertatih-tatih memakai tongkat yang di bantu anaknya menuju beranda rumahnya di jalan Arjuna 35 Semarang

Meini merupakan mantan gerilyawan tentara pelajar yang masuk dalam personel Brigade 17 Detasemen II Kompi 1 Kota Solo, yang ditugasi menyimpan dokumen-dokumen rahasia milik para tentara republik, ia pun masih memiliki memori yang tajam tatkala mengingat kembali agresi militer Belanda di Solo

Kala itu ia berusia 14 tahun tergerak ikut bergerilya ke desa-desa/ ia bertugas mengumpulkan dokumen-dokumen rahasia milik para pejuang laki-laki yang terlibat pertempuran di medan perang, dokumen-dokumen penting mulai peta wilayah perbatasan strategi gerilya sampai urusan surat menyurat semuanya di simpan dengan rapi, agar tidak di ketahui oleh musuh

Di dalam tugasnya ia menyimpan kisah yang heroik, ia kerap membawa dokumen perang sampai berjalan menerobos sungai dan menyelinap di hutan-hutan mulai dari hutan weleri, pekalongan dan sekitarnya, semua ini di lakukan untuk membantu perjuangan bangsa Indonesia

Ketika pertempuran mereda dokumen tersebut sebagian besar diserahkan kepada Pemerintah INDONESIA untuk disimpan di Kantor Arsip Nasional, pemerintah pada akhirnya memberikan tanda jasa gerilya kepada Meini

Setelah masa pergolakan meini menikah dengan seorang anggota angkatan laut dari hasil perkawinannya ia dikaruniai tiga anak dan lima cucu

Berkat bantuan dari pemerintah meini pun bisa bekerja sebagai pegawai negeri di dinas sosial jawa tengah hingga pensiun sekitar tahun 1980, di hari tuanya Meini Hartoso mengandalkan hidup dari tunjangan uang veteran dan tunjangan pensiun PNS

Recommended