Tentara Pelajar, Kesatuan yang Dibentuk pada Masa Perang untuk Mempertahankan Kemerdekaan

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Latar belakang berdirinya tentara pelajar tidak bisa dilepaskan dari Ikatan Pelajar Indonesia (IPI).

Ketika pemerintahan pusat dipindahkan ke Yogyakarta, pengurus IPI juga turut hijrah.

Kala itu IPI diketuai oleh Tatang Machmud.

Banyak anggota IPI yang menginginkan agar memiliki pasukan tempur sendiri.

Hal itu kemudian terwujud dengan dibentuknya IPI Bagian Pertahanan, yang kemudian berganti nama menjadi Markas Pertahanan Pelajar (MPP).

MPP terdiri dari tiga resimen sebagai berikut.

Resimen A Jawa Timur, diketuai Isman

Resimen B Jawa Tengah, diketuai Soebroto

Resimen C Jawa Barat, diketuai Mahatma

Selanjutnya, Mayor Jenderal dr Moestopo, atas perintah Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat mengukuhkan pasukan menjadi Tentara Pelajar.

Ketika menghadapi Agresi Militer II Belanda, Soekarno memasukkan Tentara Pelajar dalam satuan otonom TNI, yaitu Brigade 17 TNI.

Kesatuan

Setelah resmi melebur dengan TNI pada 1948, Tentara Pelajar berada di bawah kendali Markas Besar Komando Djawa.

Kesatuan pelajar ini dibagi menjadi 4 detasemen yang memiliki sebutan berbeda.

Detasemen I Jawa Timur, kesatuan ini dikenal dengan nama tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang berada di bawah pimpinan Isman.

Detasemen II Solo, Semarang, dan sekitarnya dipimpin oleh Achmadi.

Detasemen III Yogyakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan, dan sekitarnya, dipimpin Martono.

Detasemen IV Cirebon dna Jawa Barat dipimpin Solichin.

Detasemen Khusus Teknik, Tentara Genie Pelajar (TGP), dikomandoi Hartawan.

Di Jawa Timur, TRIP Memiliki 5 bataliyon sebagai berikut.

Bataliyon 1000 berkedudukan di Mojokerto terdiri dari pelajar di Karesidenan Surabaya meliputi Mojokerto dan Jombang, dipimpin oleh Gatot Koesoemo.

Bataliyon 2000 berkedudukan di Madiun terdiri dari pelajar di Karesidenan Madiun dan Bojonegoro, dipimpin oleh Surachman.

Bataliyon 3000 di Kediri terdiri terdiri dari pelajar di Kediri, Tulungagung, dan Blitar, dipimpin oleh Sudarno.

Bataliyon 4000 di Karesidenan Jember yang melliputi pelajar di Besuki, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi ,dipimpin oleh Mukarto.

Bataliyon 5000 berkedudukan di Malang meliputi Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang, dipimpin oleh Susanto.

Dianjurkan