Perajin Tahu dan Tempe Bertahan Meski Harga Kedelai Melonjak

  • 3 tahun yang lalu
PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Suasana kampung tahu di Desa Babalan Lor, Kabupaten Pekalongan kini tidak seramai dulu. Sebelum harga kedelai melonjak hingga Rp 11 ribu per kilogramnya hampir sebagian besar rumah warga memproduksi tahu dan tempe.

Namun kini hanya beberapa saja seperti salah satu rumah ini yang tetap memproduksi tahu meski harga kedelai tinggi. Sejak ramadhan hingga dua pekan setelah lebaran, belum ada tanda-tanda harga kedelai impor menurun.

Mohammad Hadi salah seorang perajin tahu mengatakan, kenaikan harga kedelai dari delapan ribu sampai Rp 11 ribu merupakan kenaikan tertinggi. Untuk bertahan agar tetap mendapat untung,hadi memperkecil ukuran tahu pada tiap papan.

Tiap papan yang biasanya berisi delapan puluh buah tahu kini perajin memperkecil ukuran sehingga bisa 90 buah. Sementara perajin tidak berani menaikkan harga tahu per bijinya karena takut pembeli kabur.



Sementara pengurus paguyuban kampung tahu menjelaskan hanya tersisa tujuh perajin tahu dan tempe saja di Desanya. Dari semula mencapai 25 sampai 30 perajin saat harga kedelai tidak tinggi. Mereka kini beralih pekerjaan karena selalu rugi menjual tahu dan tempe. Para perajin berharap pemerintah mengerti apa yang dialami para perajin tahu tempe atas kenaikan harga kedelai impor.