Jelang Ramadhan, Warga Gelar Tradisi Nyadran
- 3 tahun yang lalu
PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Dengan menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, warga Desa Kaibahan, Kesesi, Kabupaten Pekalongan melakukan nyadran dengan bersih-bersih makam, senin pagi. Warga melakukan bersih-bersih lingkungan makam dengan peralatan sederhana yang mereka bawa seperti cangkul, dan sapu lidi.
Usai membersihkan makam ratusan warga Desa Kaibahan ini berkumpul untuk kemudian memanjatkan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh Desa.
Pada puncak acara mereka mengambil gunungan nasi bungkus yang dibawa dari rumah masing masing. Nasi yang sudah didoakan oleh sesepuh Desa ini diperebutkan warga dan akan dimakan di rumah dengan anak-anak dengan berharap keberkahan. Karena masa pandemi, makan bersama di makam ditiadakan.
Tradisi nyadran ini sendiri merupakan warisan dari leluhur mereka sejak ratusan tahun yang lalu dan dilakukan setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Selain menjadi sebuah tradisi tahunan acara nyadran sendiri merupakan sarana untuk saling bersilaturahmi antar warga menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Diharapkan dengan terus dilakukannya tradisi nyadran semacam ini warisan budaya dari para leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun ini bisa terus terjaga keberadaannya.
Usai membersihkan makam ratusan warga Desa Kaibahan ini berkumpul untuk kemudian memanjatkan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh Desa.
Pada puncak acara mereka mengambil gunungan nasi bungkus yang dibawa dari rumah masing masing. Nasi yang sudah didoakan oleh sesepuh Desa ini diperebutkan warga dan akan dimakan di rumah dengan anak-anak dengan berharap keberkahan. Karena masa pandemi, makan bersama di makam ditiadakan.
Tradisi nyadran ini sendiri merupakan warisan dari leluhur mereka sejak ratusan tahun yang lalu dan dilakukan setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Selain menjadi sebuah tradisi tahunan acara nyadran sendiri merupakan sarana untuk saling bersilaturahmi antar warga menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Diharapkan dengan terus dilakukannya tradisi nyadran semacam ini warisan budaya dari para leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun ini bisa terus terjaga keberadaannya.