Jelang Ramadhan, Tradisi Berebut Gunungan Sumpil
  • tahun lalu
KENDAL, KOMPAS.TV - Gunungan berisi sumpil, makanan khas kaliwungu yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun bambu ini, disiapkan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Gunungan yang juga berisi aneka makanan ringan dan hasil bumi ini dibacakan doa bersama di makam Wali Hasan Abdullah atau Pakuwaja.

Usai berdoa bersama, warga kemudian mengarak gunungan yang berisi 1.000 sumpil, hasil bumi dan jajanan pasar, lalu keliling kampung diiringi dengan drum blek. Grebeg sumpil ini dilaksanakan warga untuk menyambut datangnya bulan puasa. Dengan harapan saat bulan puasa, dayang bisa menjalankan ibadah dengan baik.

Sesampainya di Bukit Jabal, gunungan kemudian menjadi rebutan warga yang sudah berkumpul. Warga rela saling dorong dan berebut sumpil yang sudah dikemas dalam wadah plastik ini, untuk mendapatkan keberkahan.

"Ini buat jajan di rumah, ya seneng mas dapat sumpil dan dapat berkah," ujar Wawan, warga.

Tradisi Gerebeg Sumpil dengan mengirab gunungan berisi makanan khas Kaliwungu, mengandung filosofi berupa keberkahan manusia dalam menjalani hidup yang harus seimbang. Sutikno, pengurus makam Eyang Pakuwaja mengungkapkan, gunungan ini sengaja diperebutkan warga, sebagai bentuk keberkahan dan saling berbagi dengan sesama manusia. Sumpil sendiri mengandung makna yakni menyerahkan diri kepada Sang Pencipta dengan ikhlas.

"Ya itu sumpil jajanan pasar dan hasil bumi, maksudnya gunungan ini untuk mengenang leluhur," kata Sutikno.

Selain menggelar Kirab Gunungan Sumpil, juga digelar kesenian tradisional, bazar makanan dan pengajian dalam rangka haul dan ruwahan massal di makam Eyang Pakuwaja.

#kendal #ramadan #grebegsumpil

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/385716/jelang-ramadhan-tradisi-berebut-gunungan-sumpil