Prestise All England dan Kesuksesan Atlet Bulu Tangkis Indonesia
  • 3 tahun yang lalu
All England Open Badminton Championship atau dikenal dengan All England adalah salah satu turnamen bulu tangkis paling bergengsi.

Ajang All England merupakan turnamen paling tua di dunia olahraga yang pertama kali dihelat di Guildford pada tahun 1898, kemudian berlanjut pada 4 April 1899.

Awalnya hanya tiga nomor yang dimainkan yaitu ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Nomor tunggal putra dan putri baru ditambahkan di tahun 1900.

Selama sejarah penyelenggaraannya, All England sempat terhenti dua kali diselenggarakan karena Perang Dunia I (1915 - 1919) dan Perang Dunia II (1940 -1946).

Tahun 2007, All England menjadi bagian dari turnamen BWF Super Series.

Ajang ini begitu prestisius karena tak banyak pemain bulu tangkis yang dapat bertanding di kategori Super 1000 sekaligus turnamen tertua di dunia.

Sepanjang sejarah penyelenggaraan turnamen All England, Indonesia telah mengoleksi 48 gelar. Raihan gelar tersebut membuat Indonesia berada di peringkat keempat dalam daftar negara dengan gelar All England terbanyak setelah Inggris (189), Denmark (88), dan China (85).

Gelar pertama Indonesia di All England dipersembahkan oleh Tan Joe Hok di nomor tunggal putra. Pada tahun 1959, untuk pertama kalinya terjadi all Indonesian final. Tan Joe Hok berhasil mengalahkan Ferry Sonneville pada pertandingan puncak di Wembley Arena, London.

Tahun 1968, Rudy Hartono menjadi juara All England termuda di usia 18 tahun dalam kategori tunggal putra. Ia merajai tunggal putra All England dengan koleksi delapan gelar juara, tujuh di antaranya diraih secara beruntun sejak 1968-1974, dan satu gelar di 1976.

Selain Rudy Hartono, Indonesia juga memiliki atlet dengan prestasi legendaris lainnya di All England, yaitu:

Tjun Tjun/Johan Wahyudi 6 gelar (1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980)

Susi Susanti 4 gelar (1990, 1991, 1993, 1994)

Liem Swie King 3 gelar (1978, 1979, 1981)

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 3 gelar (2012, 2013, 2014) (*)

Motion Grafis: Agus Eko

Dianjurkan