Suku Tengger Gelar Yadnya Kasada di Tengah Pandemi

  • 4 tahun yang lalu
PROBOLINGGO, KOMPAS.TV Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan masyarakat Suku Tengger di Lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, untuk menggelar perayaan Hari Raya Yadnya Kasada, Tahun 1942 Saka pada Selasa dini hari (07/07).

Namun perayaan tersebut digelar secara terbatas pada masa pandemi. Semisal, pelaksanaan ritual sembahyang di Pure Luhur Poten, yang berada di Kaldera Gunung Bromo, dilakukan secara tertutup.

Wisatawan, tamu undangan dan wartawan tidak boleh masuk ke dalam Pure tersebut. Bahkan jumlah Suku Tengger yang ikut sembayang di Pure tersebut dibatasi.

Kondisi ini tidak sama dengan tahuh-tahun sebelumnya, yang dilakukan secara terbuka, masyarakat umum dapat menyaksikan proses ritualnya.

Salah satu warga Suku Tengger, Heniwati mengaku pelaksanaan Yadnya Kasada lebih terbatas untuk mencegah penularan Covid-19 dari luar masyarakat Tengger.

Ritual Yadnya Kasada sendiri merupakan ritual sakral, yang harus digelar setiap tahun, bahkan meski kondisi Gunung Bromo sedang erupsi. Salah satu ritual yang paling ditunggu-tunggu adalah melarung sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo.

Dukun Pandita Tengger, Wageri menjelaskan bahwa Yadnya Kasada merupakan ritual untuk mengenang dan menghormati leluhur mereka, yakni Raden Kusuma. Raden Kusuma merupakan anak terakhir dari Roro Anteng dan Joko Seger.

Dalam cerita tersebut, kedua pasangan suami istri, Roro Anteng dan Joko Seger mengorbankan anaknya, Raden Kusuma, untuk dilarung ke dalam Kawah Gunung Bromo. Hal ini dilakukan untuk menepati janji mereka terhadap Sang Hyang Widi.

Dengan ritual tersebut, warga Suku Tengger berharap dapat hidup lebih tentram dan hasil pertanian lebih melimpah lagi.



#SukuTengger #YadnyaKasada #GunungBromo

Dianjurkan