Imam Salat Tarawih di Tambora Positif Corona, Jemaah Jadi ODP
- 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang warga Tambora, Jakarta Barat, dinyatakan positif corona atau covid-19. Warga yang positif tersebut diketahui menjadi imam salat tarawih, di Masjid Baitul Muslimin di kawasan Tambora pada Jumat (8/5/2020).
Akibatnya, sebanyak 28 warga di Tambora, Jakarta Barat, dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Camat Tambora, Bambang Sutama, mengatakan, warga yang positif virus corona tersebut selain imam salat tarawih masjid juga sebagai ketua RT setempat. Ia dinyatakan positif corona setelah ditest swab bersama anaknya.
Pertama anaknya cek di Puskemas positif, kemudian orang tuanya ikut melakukan tes swab pada Jumat (8/5) kemarin. Hasilnya dua-duanya positif COVID-19, ujar Bambang saat dihubungi, Rabu (13/5).
Nah malam itu masih memimpin tarawih, tambah Bambang.
Saat ini, warga yang sekaligus imam salat tarawih tersebut telah dievakuasi ke RSUD Tarakan. Proses evakuasi dibantu TNI dan Polri.
Minggu (10/5) pagi mereka mau dievakuasi ke RS Tarakan. Katanya mereka sebenarnya mau dievakuasi ke RS mana saja asalkan tidak ke RS Wisma Atlet, ujar Bambang.
Hingga saat ini 28 warga yang berstatus ODP dilarang beraktivitas di luar rumah. Mereka diminta isolasi mandiri selama 14 hari ke depan.
Akibatnya, sebanyak 28 warga di Tambora, Jakarta Barat, dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Camat Tambora, Bambang Sutama, mengatakan, warga yang positif virus corona tersebut selain imam salat tarawih masjid juga sebagai ketua RT setempat. Ia dinyatakan positif corona setelah ditest swab bersama anaknya.
Pertama anaknya cek di Puskemas positif, kemudian orang tuanya ikut melakukan tes swab pada Jumat (8/5) kemarin. Hasilnya dua-duanya positif COVID-19, ujar Bambang saat dihubungi, Rabu (13/5).
Nah malam itu masih memimpin tarawih, tambah Bambang.
Saat ini, warga yang sekaligus imam salat tarawih tersebut telah dievakuasi ke RSUD Tarakan. Proses evakuasi dibantu TNI dan Polri.
Minggu (10/5) pagi mereka mau dievakuasi ke RS Tarakan. Katanya mereka sebenarnya mau dievakuasi ke RS mana saja asalkan tidak ke RS Wisma Atlet, ujar Bambang.
Hingga saat ini 28 warga yang berstatus ODP dilarang beraktivitas di luar rumah. Mereka diminta isolasi mandiri selama 14 hari ke depan.