Dampak COVID-19, Airy Tutup Operasional Mulai Akhir Mei
  • 4 tahun yang lalu
Pandemi Covid-19 ini menimbulkan dampak negatif di hampir semua sektor bisnis, terutama pariwisata. Industri travel dan perhotelan menjadi salah satu bisnis yang paling terpukul karena pandemi Covid-19. Apalagi setelah pemerintah mengeluarkan larangan bepergian dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).



Airy, agregator hotel melati di Indonesia, mengumumkan akan menghentikan operasinya secara permanen pada akhir bulan ini.  Airy menghentikan kerja samanya dengan para mitranya setelah mereka memutuskan untuk menghentikan semua operasinya secara permanen.



Airy mengakui, pandemi Covid-19 telah mengancam hampir semua sektor bisnis, terutama industri pariwisata yang terkait erat dengan fasilitas akomodasi. Perusahaan telah melakukan upaya terbaik untuk mengatasi dampak dari bencana internasional ini.



Perusahaan sempat mencari cara untuk meningkatkan profitnya karena dampak pandemi Covid-19.Namun, pada April lalu, Airy dilaporkan telah memberhentikan sekitar 70 persen karyawan. Didirikan pada 2015, Airy memiliki jaringan 2.000 properti dengan lebih dari 30.000 kamar. Startup ini juga diketahui merupakan mitra strategis Traveloka, salah satu unicorn Indonesia.



Selain Airy, Oyo dan Reddorz juga tengah menghadapi keadaaan yang sulit. Oyo yang sempat mengalami penurunan 50 persen hingga 60 persen pendapatan, terpaksa harus menerapkan pemotongan gaji dan cuti untuk karyawannya. Sementara, RedDoorz juga sempat menawarkan cuti sementara kepada para stafnya dan memberhentikan kurang dari 10 persen dari total tenaga kerjanya.



Foto: Dok. Airy Rooms/ Instagram: reddoorzid,airyindonesia,oyo.indonesia/ Pexel


Dampak COVID-19, Airy Tutup Operasional Mulai Akhir Mei