Wayang dari Botol Bekas

  • 5 tahun yang lalu
Ada yang berbeda di pagelaran Wayang Sasak yang dipentaskan di Pekan Budaya Nasional di Istora Senayan beberapa waktu yang lalu. Wayang Sasak yang dipentaskan itu ternyata terbuat dari botol plastik bekas. Selain itu, cerita yang dipentaskan juga sarat makna.
"Sampah kecil dari rumah kita itu kalau ditumpuk bisa jadi hantu besar, bisa menjadi bagian dari isi perut paus yang mati, bagian dari isi hidung kura-kura yang mati di laut. Sampah kecil kita, kita anggap kecil, itu juga bisa jadi persoalan besar. Nah kami mau mencoba bahwa selesaikan persoalan sampah kecil itu di rumah kita masing-masing dulu. Salah satunya ini caranya. Baru kemudian kalau itu rumah-rumah sudah mulai, ada lingkungan juga yang sadar bagaimana mengelola sampah. Tentu saja kami tidak mau bilang bahwa ini solusi yang baik, tapi setidaknya yang kami dapatkan, anak-anak kami hari ini malu membuang sampah sembarangan," ujar Abdul Latief, dalang sekaligus Ketua Yayasan Pedalangan Wayang Sasak.
Sekolah dalang ini sendiri udah berdiri sejak tahun 2015 lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mulanya, sekolah ini didirikan Abdul untuk melestarikan tradisi Wayang Sasak yang peminatnya semakin berkurang dengan mendidik anak-anak menjadi calong dalang Wayang Sasak. Seiring dengan berjalannya waktu, muncullah berbagai inovasi dan kreatifitas yang lahir dari sekolah ini, salah satunya yaitu dengan memakai wayang yang terbuat dari botol plastik bekas.
Wayang Sasak adalah seni tradisi yang berfungsi sebagai media penyuluh, media pemberdayaan bagi masyarakat suku Sasak di Lombok. Semangat utama didirikannya Yayasan Pedalangan Wayang Sasak adalah upaya pelestarian seni pertunjukan Wayang Sasak agar generasi mendatang tidak kehilangan jejak budaya luhur mereka.
Yayasan Pedalangan Wayang Sasak memiliki visi: lestarinya Wayang Sasak sebagai suluh, media penyadaran dan pemberdayaan bagi masyarakat.
Karena itu, kata dia, untuk mencapai visi ini Yayasan Pedalangan Wayang Sasak memilliki misi, menyelenggarakan lembaga pendidikan sekolah pedalangan untuk mendidik dalang-dalang baru yang cerdas berintegritas.
Lalu, mengembangkan bentuk seni pertunjukan Wayang Sasak sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan Kebudayaan, serta memaksimalkan fungsi wayang Sasak sebagai media pemberdayaan dan media literasi berbasis budaya. Keren banget nih, bisa gabungin antara tradisi dan kesadaran biar ramah lingkungan. Udah gitu, audience yang disasar generasi muda. Kalau semua generasi muda kita terdoktrin sama wayang ini, bisa jadi mereka tumbuh jadi cinta lingkungan dan tradisi.