BPN Akan Lapor ke Bawaslu Soal Tabloid Indonesia Barokah

  • 5 tahun yang lalu
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUN-VIDEO.COM - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya akan melaporkan kepada Bawaslu terkait peredaran tabloid Indonesia Barokah.

Riza menyebut isi tabloid tersebut konten kampanye hitam yang menyerang paslon nomor urut 02.

"Ya kami sudah mendengar bahwa ada tabloid yang berisikan black campaign yang dengan sengaja membuat berita hoaks dan kampanye hitam yang menyudutkan dari pada Lak Prabowo dan Sandi," ujar Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1/2019).

"Itu satu tindakan yang tidak terpuji dan tidak baik dan kami dari BPN sedang menyiapkan untuk gugatan dan keberatan untuk melaporkan hal tersebut kepada Bawaslu," sambung Riza.

Riza pun mendorong agar Bawaslu segera memeriksa isi dari tabloid tersebut yang disinyalir terdapat kampanye negatif dan kampanye hitam.

Penegak hukum, harap Riza, juga segera memproses aktor beredarnya tabloid Indonesia Barokah.

"Kami harapkan para penegak hukum khususnya Bawaslu dan kepolisian bisa bertindak adil bisa bertindak netral tegas tidak tebang pilih dan menyikapinya secara bijaksana dan menghukum siapapun yang bersalah," harap Riza.

Senada dengan Riza, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera berharap para penegak hukum segera menindak aktor di balik beredarnya tabloid Indonesia Barokah.

Karena menurutnya, kampanye hitam yang ada di dalam tabloid itu merusaka tatanan demokrasi.

"Seperti ini kami mohon agar segera penegak hukum memprosesnya karena inilah yamg merusak demokrasi kita ketika kedua belah pihak mencoba untuk menghadirkan demokrasi yang cerdas yang beradab tiba-tiba ada tabloid seperti ini," jelas Mardani.

Lebih lanjut, Mardani yakin masyarakat semakin cerdas menyikapi berita bohong atau hoaks yang dituduhkan kepada kubu Prabowo-Sandiaga.

Dia menyebut, hal itu tak akan menurunkan eletabilitas Prabowo-Sandiaga.

"Isu-isu seperti ini bukannya menurunkan elektabilitas malah menumbuhkan awareness (kesadaran) 'memang ada apa sih?', nah dengan pertanyaan itu mestinya pihak kami di BPN bisa mengoptimalkan seperti apa counter ya penjelasannya sehingga publik malah jadi simpati," jelas Mardani.(*)