Pria berselancar di atas penyu hijau yang terancam punah - Tomonews
- 7 years ago
PRIA AUSTRALIA BERSELANCAR DI ATAS PENYU HIJAU YANG TERANCAM PUNAH
Penyu hijau adalah spesies yang terancam punah, terdaftar rentan di Queensland, Australia.
Tapi itu tidak menghentikan pasangan ini dari menaiki seekor penyu dan mengambil sebuah gambar yang keren.
Ricky Rogers 26-tahun, yang menyebut dirinya seorang penyayang binatang, mengatakan dia dan teman-temannya sedang berada di sekitar Pulau Fraser pada akhir pekan,
ketika mereka melihat penyu, dan menepi karena mereka pikir penyu terjebak dan ingin membantu.
Setelah pemeriksaan lebih dekat, keduanya mengklaim penyu telah mati, dan ada suatu cairan hitam mengalir keluar dari mulutnya.
Daripada mengubur atau hanya meninggalkannya, mereka pikir mungkin bisa menjadi foto keren jika mereka menggunakannya sebagai papan selancar.
Ketika mereka memposting gambar, mereka tidak mengantisipasi semua reaksi yang kemudian mereka terima dari para pelestari alam.
Penyu sudah mati, apakah itu masalah besar? Nah, untuk satu hal, hanya karena mereka mengklaim
penyu tertentu sudah mati, foto masih merupakan penggambaran kekejaman pada hewan, yang merupakan masalah besar.
Kedua, ‘pecinta hewan’ yang menaiki bangkai penyu mati bukanlah cara yang tepat dalam menghormati kematian hewan langka.
Populasi penyu hijau hancur oleh kecelakaan baling-baling perahu, serta terjebak jaring oleh pukat nelayan.
Mereka juga diburu oleh manusia, secara ilegal, untuk daging dan telur, dan sarang mereka sering dihancurkan oleh gangguan manusia.
Hal terakhir yang dibutuhkan penyu hijau adalah perusuh bodoh membuat hal seperti ini, bukankah begitu?
Penyu hijau adalah spesies yang terancam punah, terdaftar rentan di Queensland, Australia.
Tapi itu tidak menghentikan pasangan ini dari menaiki seekor penyu dan mengambil sebuah gambar yang keren.
Ricky Rogers 26-tahun, yang menyebut dirinya seorang penyayang binatang, mengatakan dia dan teman-temannya sedang berada di sekitar Pulau Fraser pada akhir pekan,
ketika mereka melihat penyu, dan menepi karena mereka pikir penyu terjebak dan ingin membantu.
Setelah pemeriksaan lebih dekat, keduanya mengklaim penyu telah mati, dan ada suatu cairan hitam mengalir keluar dari mulutnya.
Daripada mengubur atau hanya meninggalkannya, mereka pikir mungkin bisa menjadi foto keren jika mereka menggunakannya sebagai papan selancar.
Ketika mereka memposting gambar, mereka tidak mengantisipasi semua reaksi yang kemudian mereka terima dari para pelestari alam.
Penyu sudah mati, apakah itu masalah besar? Nah, untuk satu hal, hanya karena mereka mengklaim
penyu tertentu sudah mati, foto masih merupakan penggambaran kekejaman pada hewan, yang merupakan masalah besar.
Kedua, ‘pecinta hewan’ yang menaiki bangkai penyu mati bukanlah cara yang tepat dalam menghormati kematian hewan langka.
Populasi penyu hijau hancur oleh kecelakaan baling-baling perahu, serta terjebak jaring oleh pukat nelayan.
Mereka juga diburu oleh manusia, secara ilegal, untuk daging dan telur, dan sarang mereka sering dihancurkan oleh gangguan manusia.
Hal terakhir yang dibutuhkan penyu hijau adalah perusuh bodoh membuat hal seperti ini, bukankah begitu?