Tanggul Jebol 100 Hektar Sawah Terancam Kekeringan

  • 8 tahun yang lalu
TRIBUNNEWS.COM, PARINGIN - Setidaknya 50 sampai 100 hektare lahan pertanian milik warga di Desa Sikontan, Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, terancam kekeringan.

Situasi ini diakibatkan setengah bulan lalu, tanggul atau pintu air utama untuk mengairi sawah mereka ambruk.

Kepala Desa Sikontan Jainuddin membenarkan bahwa kondisi tanggul yang ada di desanya tersebut ambrol dan longsor.

"Kemarin hujan lebat, air meluap banjir sehingga tak dapat menahan lagi, akhirnya ambruk," ungkapnya.

Disebutkannya tingkat kerusakan sangat parah, selain semennya yang patah, sayap tanggul longsor dan fisik mengalami retakan.

"Tak bisa lagi mengatur air dengan normal, dampaknya ya berimbas terhadap lahan petani seluas 50 sampai 100 hektar, ini bisa terancam gagal," ujarnya.

Menurutnya, upaya warga saat ini hanya mengandalkan alam yakni hujan, dan berharap tanggul yang rusak segera diperbaiki demi kelangsungan lahan pertanian warga.

Berdasarkan pantauan BPost di lapangan, tanggul ini berdiri tepat berdiri ditengah lahan sawah warga, saat ini musim tanam sudah dimulai, namun tanah mengalami kekeringan dan mengeras.

Dampaknya membuat padi sebagian keringan, sementara kondisi tanggul hampir semuanya ambruk, fisiknya patah, kemudian sayap tanggul ambruk karena longsor akibat diterjang air.

Selain karena faktor alam, rusaknya tanggul ini juga sudah berumur tua, sudah saatnya dibangun dan diganti dengan fisik yang lebih tangguh lagi untuk menghadapi air yang datang dari anak sungai Balangan ini.

Secara bersamaan, pihak BPBD bersama Dinas PU pun langsung melakukan pengecekan kelapangan berdasarkan atas laporan masyarakat.

Kepala BPBD Balangan, Alive Yoesfah Love, mengatakan setengah bulan lalu saat rusaknya tanggul ini warga sudah melaporkan ke BPBD.

"Hari ini kami langsung memantau bersama dinas terkait yakni PU, memang tingkat kerusakannya sangat parah, ini dikarenakan hujan lebat waktu itu, tanggul tidak tahan akhirnya ambrul," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk sementara BPBD bersama PU merumuskan dulu tingkat kerusakannya, mengukur dan sebagainya untuk langsung diajukan perbaikan.

"Kalau dari BPBD kami upayakan untuk mengusulkan bantuan ke BNPB Pusat, karena ini rusak karena bencana alam, mudahan bisa dibantu," tegasnya.

Namun untuk sementara, imbaunya, warga bersabar terlebih dulu, upayakan memanfaarkan air yang ada dengan pompanisasi agar padi tidak terancam gagal panen.

"Dengan secepatnya dipantau dan melengkapi berkasnya, semoga tahun 2016 ini juga bantuan segera turun untuk perbaikan tanggul ini," katanya. (*)

Dianjurkan