Warga Was Was Setiap Melintas di Jembatan Lok Batung

  • 8 tahun yang lalu
TRIBUNNEWS.COM, PARINGIN -- Sumarni, salah satu warga Desa Lok Batung Kecamatan Paringin acap kali harus turun dari sepeda motornya saat melintasi jembatan gantung di desanya tersebut.
Selain bawaannya berat yakni membawa karet dari kebun, ditambah kondisi jembatan yang tidak stabil saat dilewati. Bergoyang.

Jembatan akses bagi tiga desa yakni Desa Lok batung, Babayau dan Lamida Bawah ini kondisinya bisa dibilang sudah memprihatinkan.

"Saya pilih aman saja, daripada kenapa-napa saat melintas membawa karet lebih baik turun dari kendaraan," ujarnya.

Dirinya mengaku hampir setiap hari melewati jembatan gantung tersebut, karena merupakan akses menuju kebun karetnya.

"Yang saya khawatirkan itu papan dan pagarnya yang sudah mulai agak rapuh dan berkarat," ungkapnya.

Jembatan gantung dengan panjang kurang lebih 100 meter ini ternyata sudah berdiri sejak 23 tahun lalu, pernah diperbaiki satu kali.

Kepala Desa Lok Batung, Abu Bakar saat meninjau ke lokasi bersama wartawan menjelaskan, rehab pertama sepengetahuannya hanya dilakukan sekali yakni pada tahun 2011.

"Itu rehab total, sampai sekarang belum pernah lagi direhab atau diperbaiki lagi," katanya

Menurutnya, kerusakan yang ada di jembatan gantung tersebut adalah lantainya yang sudah patahan, pakunya banyak yang lepas, terlebih pagarnya yang berkarat dan sebagian ada yang patah.

"Kondisi kayunya juga mulai rapuh, dilewati bergoyang, ini yang sangat membahayakan, kalau air sungai pasar, sebagian tenggelam kena air," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya keberadaan jembatan gantung ini sudah sangat penting dan merupakan akses vital bagi aktivitas warga terutama tiga desa yang sering melintasi.

"Mereka ke kebun, ke sawah, dan juga jalan tembus ke beberapa desa, setiap hari ramai dilewati," ujarnya.

Sementara itu, malam hari juga sering dilewati oleh masyarakat, walaupun tidak seramai siang, ditambah dengan keberadaan alat penerangan yang minim juga sangat membahayakan.

"Selama ini belum pernah ada kejadian sih, ada yang celaka saat melewati jembatan gantung ini, cuma harus segera diantisipasi agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan," katanya.

Terkait rencana perbaikan ke depan, pihak desa lebih memilih tidak mengajukan ke instansi terkait.

"Kalau mengusulkan ke dinas mungkin lama prosesnya, jadi perbaikan rencananya diusulkan melalui desa saja, jadi biar lebih cepat," jelasnya.

Terpisah saat dikonfirmasi, Camat Paringin Agus Muslim sudah mengetahui perihal kondisi jembatan gantung di desa tersebut, menurutnya rencana perbaikan akan dilakukan di tahun 2016.

"Supaya cepat, kami arahkan ke dana desa, jadi desa nanti menganggarkan sendiri melalui dana desa untuk perbaikan yang urgen seperti lantai dan pagar," pungkasnya. (*)