Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanggapi soal isu kasus Ijazah Jokowi & pemakzulan Wapres Gibran disetir oleh orang besar. Refly berpendapat 2 isu ini berdiri sendiri.

Sementara Silfester menilai dua isu ini ada yang pihak yang 'orkestra' kasus ini.

Diketahui, Diksi "orang besar" dan "partai biru", menandai melubernya bola panas polemik ijazah Jokowi, ke ranah politik. Partai Demokrat kompak membantah sebagai partai biru, yang jadi dalang.

Kadung jadi bola liar, Jokowi belakangan meluruskan. Ia tidak menuding ketua majelis tinggi partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai orang besar yang berada di balik isu ijazah palsu.

Lalu, apa benar Roy Suryo CS bagian dari agenda politik besar, yang bisa disetir untuk melemahkan pengaruh Jokowi, lewat isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan?

Bagaimana pendapat Sahabat KompasTV terkait peristiwa ini? Tulis di Kolom Komentar ya!

#ijazahjokowi #jokowi #partaibiru

Produser: Theo Reza

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/609148/panas-debat-refly-roy-suryo-silfester-soal-isu-kasus-ijazah-jokowi-pemakzulan-gibran-disetir
Transkrip
00:00Terima kasih saudara Anda masih bersama kami di dua arah.
00:03Bang Refli masih mendengar suara saya ya Bang?
00:06Iya masih mendengar.
00:07Oke Bang Refli selain isu ijasa Jokowi juga ada isu tentang pemakzulan Gibran.
00:12Nah kalau untuk isu pemakzulan Gibran apakah mungkin ini pernawiraan general-general ini bisa disetting ini untuk pemakzulan seorang Wapres?
00:21Pertama saya mengucapkan mohon maaf ya karena tidak bisa hadir di studio dan disini kondisinya kurang terlalu enak untuk ngomong.
00:33Karena saya harus pegang hati saya ya tidak ada tempat meletakkan tetapi saya berusaha menjawab sebaiknya.
00:42Jadi begini, kalau kita lihat ya yang namanya ijasa dan pemakzulan itu tidak bisa disamakan begitu saja.
00:52Kalau saya mengatakan soal pemakzulan itu adalah soal yang terkait dengan pasti agenda politik.
00:59Karena kan dia agenda, cuma dia bukan hidden agenda.
01:02Kalau hidden agenda itu adalah agenda yang disembunyikan.
01:05Tetapi ini agenda yang disampaikan aspirasinya kepada DPR dan juga MPR dengan harapan bahwa ini diproses.
01:15Apakah kemudian jadi barang itu atau tidak itu soal konstelasi politiknya di DPR nanti.
01:24Tetapi apakah partai-partai di DPR itu sama suaranya terhadap pemakzulan?
01:30Ya belum tentu, walaupun mereka berada dalam satu koalisi ya, koalisi Indonesia maju.
01:36Bukan berarti mereka akan sama posisinya, sama pendapatnya soal pemakzulan.
01:43Itu satu hal.
01:44Yang kedua, mengenai ijasa ya.
01:47Mengenai ijasa ini begini, sebenarnya kan hal yang gampang sekali.
01:51Ini gak bisa digoreng sesungguhnya kalau seandainya, ini kan barang yang bisa di-proofing.
01:59Yang bisa dengan mudah dibuktikan.
02:01Nah, masalahnya adalah saya mengatakan begini.
02:06Kalau Anda mengatakan ijasa Anda asli dan memang ada aslinya, maka it is very simple.
02:13Mudah sekali, tinggal tunjukkan selesai.
02:15Kan begitu?
02:16Tentu tunjukkan tetapi dengan sebuah kesempatan untuk mengenai.
02:20Tapi kalau Anda tidak memiliki ijasa yang asli dan ingin mengatakan asli,
02:27maka Anda membutuhkan sebuah engineering yang luar biasa.
02:30Mungkin Anda butuh survei, Anda butuh buzzer, Anda butuh statement dari tokoh-tokoh politik,
02:36Anda butuh meyakinkan dan bahkan mengancam orang.
02:38Nah, tapi dengan isu pemakzulan yang mungkin terlalu kuat dan juga isu ijasa terutama ini,
02:44apakah mungkin ini semuanya disetir oleh orang-orang?
02:48Oke, ada dua kemungkinan ya, disetir oleh orang-orang atau ada free riders.
02:55Atau sama sekali, sebenarnya ini agenda biasa saja.
02:59Kalau disetir oleh seseorang, saya nggak yakin.
03:01Siapa sih yang lebih kuat dari Prabowo dan yang lebih kuat dari Jokowi di Republik ini saat ini ya?
03:07No days.
03:08Tapi kata Pak Jokowi bilang ada orang besar yang backup, semua sudah tahu.
03:12Siapa orang besar yang membackup itu misalnya?
03:15Kalau kita lihat Bahlil, Bahlil kan bukan orang besar, SBY.
03:20SBY orang besar badannya, tapi apakah partainya cukup kuat untuk membackup itu semua?
03:26Karena dia partai yang paling buncit di parlemen misalnya.
03:28Karena itu, menurut saya Pak Jokowi melontarkan semacam serangan balik yang ketika ditanyakan justru nggak bisa jawab.
03:39Gelagapan menjawabnya.
03:41Jadi, kalau misalnya ada orang besar di belakang itu, siapa ya?
03:44Saya memikir apa kekuatan dia?
03:47Kalau misalnya dikatakan, misalnya dikatakan itu adalah kekuatan konglomerat misalnya.
03:53Saya justru menganggap bahwa justru konglomerat saat ini berada, masih di bawah kekuasaan Pak Jokowi.
03:59Secara de facto, masih banyak jalinan-jalinan.
04:03Siapa yang, saya bahwa, saya bahwa bisa mengkoordinasikan konglomerat.
04:08Kan nggak menurut saya.
04:09Oke, jadi sebenarnya tuduhan-tuduhan ini yang dilontarkan oleh Pak Jokowi, Bang Sylvester,
04:15apakah ini juga memang kemudian juga tuduhan yang jangan-jangan ini juga tidak berdasar?
04:21Ya, saya nggak sepakat.
04:23Oh, ini buat saya atau buat Sylvester?
04:25Bang Sylvester dulu.
04:26Saya nggak sepakat sama Bang Refli ya.
04:28Kenapa?
04:29Karena waktu kemarin konferensi pers yang mungkin Bang Refli juga hadir,
04:34yang masalah 12 terlapor itu,
04:38itu kan Pak Fadila ya,
04:40mengatakan bahwa ijasa palsu dan juga pemaksulan ini satu paket.
04:47Ini Pak Fadila yang bicara.
04:49Nanti kita putar ulang lagi ya di Youtubenya.
04:53Dan beliau mengajak masyarakat untuk bergerak
04:56mengenai isu, dua isu ini yang dijadikan satu paket.
05:02Jadi kembali lagi Bang Refli tolong bilang bahwa ini berbeda,
05:06ya ini sudah jadi satu.
05:09Itu yang dikatakan oleh yang terdepan nih Bang Fadila.
05:13Jadi waktu Bang Fadila ngomong,
05:15Bang Refli saya rasa juga ada tuh.
05:17Coba Bang Refli ingat-ingat deh.
05:19Jadi intinya bahwa ini memang sudah dijadikan satu paket.
05:23Jadi memang ini ada unsur politiknya.
05:27Bahwa ada yang menunggangi memanfaatkan ini,
05:29pastinya iya.
05:30Dan memang benar bahwa ini ada yang kemudian
05:33mengorkestrasi dibalik ini semuanya?
05:36Pasti.
05:37Pasti, nggak mungkin tidak.
05:38Siapa sih Bang sebenarnya ini yang bertanya-tanya nih publik?
05:40Ya itu orang besar itu.
05:41Ya kan kembali lagi,
05:43saya mengikut apa yang dikatakan Pak Jokowi.
05:45Gitu loh.
05:46Karena Pak Jokowi bilang ada orang besar,
05:48tidak ada kemarin Partai Demokrat, it's clear.
05:51Atau jangan-jangan kalau tadi Bang Refli bilang
05:54ini merupakan serangan baliknya Pak Jokowi,
05:56jangan-jangan ini.
05:58Pak Jokowi selama ini memang kita,
06:00tidak ada posisi bertahan ya.
06:02Jadi isu ijasa palsu ini,
06:04dan juga pemaksulan ini,
06:06memang diagendakan oleh teman-teman itu
06:08dalam posisi Pak Jokowi sudah pulang ke Solo.
06:11Beliau nggak masuk Partai apapun,
06:14beliau juga nggak berpolitik,
06:15tapi diserang.
06:17Karena apa?
06:18Memang sebelum Pak Jokowi lengser itu,
06:21awalnya mereka ingin memaksudkan Pak Jokowi.
06:24Nggak berhasil.
06:25Stress sendiri, jantungan sendiri,
06:27masuk rumah kesakit sendiri,
06:29habis itu meninggal sendiri.
06:31Sampai habis itu,
06:33mereka kembali lagi di penghujung Pak Jokowi mau berakhir,
06:36mereka minta Pak Jokowi diadili.
06:39Jadi ini isu-isu ini semua,
06:42langkah-langkahnya ini,
06:44memang dilakukan oleh orang-orang yang dari lama.
06:47Oke, benar begitu Bang Refli?
06:50Orang-orang lama katanya?
06:52Soal Rizal Fadila ya,
06:54saya khawatir jangan-jangan orang besarnya itu Rizal Fadila.
06:58Ini jadi saling tunik.
07:00Orang yang kalau datang ke sini,
07:03travel bolak-balik Jakarta-Bandung,
07:05dengan kemampuan fisik yang tidak segar-segar aman sesungguhnya.
07:12Jadi kalau misalnya ada pendapat satu orang,
07:14itu kan tidak berarti mewakili semuanya.
07:18Tetapi justru, saya malah pengen,
07:21pengen mendapatkan orang besar itu.
07:24Jadi kalau misalnya Pak Jokowi mengatakan ada orang besar,
07:27dan ditanya bilang,
07:28siapa Pak orangnya?
07:29Kalian semua tahu lah.
07:31Berarti itu kan common knowledge,
07:34pengetahuan umum.
07:35Tetapi begitu kita berdebat mengenai orang besar itu,
07:38saling tuding,
07:39apakah SBE, apakah Rizal Fadila,
07:41apakah siapa,
07:42kita jadi bingung sendiri,
07:44yang dikatakan sebagai,
07:46eh Anda tahu sendirilah,
07:47itu siapa?
07:48Jadi siapa sih Bang?
07:49Sebenarnya Bang Sylvester ini bisa di clear nggak?
07:52Mungkin yang paling bijak adalah,
07:55yang bicara memang tentang orang besar itu siapa?
07:57Jokowi kan?
07:58Tanya ke Jokowi,
07:59Jokowi bisa nggak nunjuk orang besar itu siapa?
08:02Kalau dia nggak bisa nunjuk orang besar itu siapa,
08:04dia memecah belah bangsa.
08:06Udah jelas ini,
08:07kan sekarang jadi masyarakat saling tuding.
08:10Kok bisa ya Jokowi itu punya pikiran seperti itu?
08:12Ya yang memecah lah bangsa itu kalian,
08:15yang menuduh orang tanpa bukti.
08:16Jadi kelir lah,
08:16Jokowi itu bisa menurut besar,
08:18tapi nggak mau cerita besar.
08:19Penelitian mereka ini,
08:20sampai saat ini saya bilang nol besar.
08:22Kenapa?
08:23Yang diteliti,
08:24ijasa digital,
08:26ya kan,
08:26yang ada di sosial media,
08:28itu nggak bisa diteliti.
08:30Di bawah ke pengadilan pun tidak bisa.
08:33Nol besar pengetahuan penelitian.
08:35Jadi gini aja,
08:36kita minta Jokowi Dodo
08:38menunjukkan orang besar yang siapa.
08:40Kalau nggak nanti saling tuding.
08:41Jadi banyak nih PR-nya Pak Jokowi,
08:43menunjukkan ijasa asli,
08:44menunjukkan siapa yang dimaksud.
08:46Berarti banyak banget dong,
08:47terbiasanya Pak Jokowi.
08:48Satu lagi,
08:48yang menarik,
08:49saya baca ya ini Pak Syarif,
08:51kalau taruh dikoreksel,
08:52ada kader dari Demokrat,
08:53Yan Harap,
08:54malah mengatakan bagus itu menurut saya,
08:56daripada Jokowi melakukan insinuasi,
08:59menuding-duding gini,
09:01tunjukkan saja ijasa asli.
09:02Nah itu cerdas itu,
09:04gitu.
09:05Jadi dia menunjukkan ijasa asli.
09:07Itu lebih bagus itu.
09:08Daripada melemparkan rasu.
09:10Ya harusnya,
09:11yang menuduh ijasa palsu ini,
09:13menunjukkan ijasa yang palsu itu mana.
09:15Di perdataan kayak gitu.
09:17Jadi Anda yang mendalilkan,
09:19Anda yang membuktikan,
09:20itu udah berlaku umum.
09:21Jasa yang harus membuktikan.
09:22Aduh, gimana?
09:24Sekarang buang badan ke jasa.
09:27Terlalu,
09:28kalau kita tidak punya ijasa asli,
09:31memang sulit saya katakan.
09:32Hanya kalau punya ijasa asli,
09:35kita bisa nunjukkan dan itu mudah.
09:37Tapi kalau kita tidak punya,
09:38memang kita butuh semua instrumen.
09:40Saya katakan tadi,
09:41survei kita butuh,
09:43buzzer kita butuh,
09:44silvestre kita butuh,
09:46kemudian berangkali juga partai-partai baru kita butuh,
09:49dan lain sebagainya.
09:50Nah,
09:51karena itu menurut saya,
09:52untuk menyelesaikan ini semua,
09:54saya yakin Pak Jokowi ada ijasa asli.
09:56Tetapi,
09:57saya kan belum bisa yakin,
09:59kalau belum lihatnya sendiri.
10:00Balik lagi.
10:02Oke.
10:02Balik lagi.
10:03Silvestre kuyuh saya,
10:04ya kan,
10:05tolong rayu Pak Jokowi,
10:07tunjukkan,
10:08nah,
10:08sendirian.
10:09Oke, kalau gitu.
10:10Menurut saya,
10:10orang besar apa-apa itu akan hilang sendiri.
10:12Nah,
10:13masa ada kalau gitu,
10:14Anda sebagai politisi PSI,
10:15bisa gak nih merayu Pak Jokowi,
10:17untuk menunjukkan ijasa aslinya,
10:18termasuk,
10:19declare saja,
10:20siapa yang dimaksud toko besar ini?
10:22Pertama,
10:23tidak benar,
10:23bahwa Pak Jokowi,
10:24tidak pernah menunjukkan ijasa aslinya kan.
10:27Sudah.
10:28Kan sudah disampaikan.
10:29Ini tapi,
10:30tanya-tanya terus nih,
10:31ke Bu Mas Roy.
10:32Bahwa Bu Roy itu,
10:33belum melihatnya adalah soal lain.
10:35Kalau Bung Rasul belum melihatnya itu,
10:37ya soal lain dong.
10:39Saya aja,
10:40kalau minta langsung ke Pak Jokowi,
10:41saya dekat nih sama Jokowi nih ya,
10:43terus saya minta,
10:44lihat dong,
10:45ijasanya.
10:45Rakyat sudah tahu belum.
10:46Dia belum tahu,
10:47belum tentu mau ngasih lihat langsung kan.
10:49Tapi poinnya gini,
10:49dia sudah memperlihatkan itu
10:51kepada sejumlah wartawan.
10:53Dan wartawan itu mengaku bahwa mereka melihat.
10:56Cuma ketika itu Pak Jokowi bilang,
10:58tapi jangan difoto.
11:00Kedua adalah ke polisi.
11:02Ke lapor.
11:03Ke apa?
11:04Laboratorium forensik.
11:05Laboratorium forensik.
11:06Sudah disampaikan.
11:07Dan diteliti.
11:08Sekarang pun ketika kasus tersangka
11:11yang Bung Rasul ini jadi tersangka.
11:12Kapan?
11:13Eh, jangan salah.
11:14Penyidikan.
11:15Jumlah ada pesani.
11:16Penyidikan, penyidikan.
11:17Eh, sama-sama.
11:18Penyidikan.
11:20Eh, langsung.
11:21Kasus pencemaran.
11:22Salah ngomong biasa lah.
11:24Enggak lah.
11:25Sante aja lah.
11:26Lama-lama semaput.
11:29Saya baru tahu belum tersangka.
11:31Saya pikir kalau sudah disidik.
11:32Belum.
11:33Belum.
11:34Makanya lalat dulu dong.
11:36Silahkan.
11:37Saya meralat bahwa
11:38ternyata Roy Surya
11:40belum menjadi tersangka.
11:42Sekarang baru disidik.
11:45Balik lagi.
11:46Jangan tertarik.
11:46Jangan tertarik.
11:47Ini cara dia adalah
11:48selalu memecah percakapan
11:50sehingga kita lari dari
11:51substansi percakapan
11:53untuk masuk ke hal-hal yang gak penting.
11:54Teruskan.
11:55Lanjut.
11:55Saya kembalikan.
11:57Kemudian
11:58UGM
11:59Universitas Gajah Mada
12:01yang terhormat
12:03terkemuka itu
12:04sudah menyatakan
12:05beliau ini
12:06memang lulus
12:07dari UGM
12:08tahun 1985.
12:11Buat saya
12:12kalau mau ditunjukkan lagi
12:14adalah nanti nih
12:15kalau betul-betul
12:16Bung Roy sudah menjadi tersangka
12:18dan diadili.
12:19Kalau sampai diadili.
12:22Kasusnya lain.
12:23Ini juga gak ngerti juga nih kasusnya.
12:26Ini gak ngerti juga kasusnya.
12:27Itu kasus ijazah itu
12:29dibalas krim.
12:29Bung Roy ini menggelikan.
12:31Bung Roy ini selalu menggelikan.
12:33Jadi saya mau bilang bahwa
12:34Mungkin nanti kalau di pengadilan
12:36itu akan dibawa lagi nih
12:37oleh Pak Jokowi ke sana.
12:39Tapi bohong tuh mengatakan
12:41Pak Jokowi
12:42tidak pernah menunjukkan ijazah asli.
12:45Sudah.
12:46Berulang kali
12:47tapi tidak ke Roy Suryo.
12:50Bila perkara saja gak ditujukan.
12:52Roy Suryo itu melihat
12:53dari online tadi.
12:55Boleh.
12:55Boleh karena khusus saja
12:56gak ditujukan kan konyol.
12:57Usul cerdas.
12:59Apa bang?
13:01Begini.
13:01Saya kira
13:02Pak Jokowi itu gak percaya
13:04sama Roy Suryo.
13:05Makanya dia gak mau tunjukkan.
13:07Nah gimana kalau
13:09Mas Ade aja
13:10datang ke Solo
13:12lalu dititipin oleh
13:14foto resolusi tinggi
13:16dari Roy Suryo.
13:17Ijazahnya Pak.
13:18Saya mau lihat ijazah Pak.
13:19Lalu difoto.
13:20Ya.
13:21Boleh.
13:21Foto yang benar
13:22dengan resolusi tinggi
13:23hasilnya kasihkan ke Mas Roy
13:25untuk dikeliti.
13:27Oke.
13:27Bagus.
13:28Jadi tidak mungkin Pak Jokowi
13:29menunjukkan ke Mas Roy Suryo.
13:31Kameranya harus yang bisa memotret.
13:33Selama ini penelitiannya
13:34omong kosong.
13:35Itu udah jelas nih.
13:37Dia minta bukti lagi.
13:38Bentar nih.
13:39Kameranya bisa memotret
13:40watermarknya.
13:42Kalau kameranya rendah
13:43gak bisa memotret.
13:44Ada satu hal.
13:45Ada satu hal.
13:46Yang pernah saya tanyakan
13:47ke Bung Roy.
13:48Anda kan gak percaya
13:50bahwa ijazah dia asli.
13:53Apa bukti yang Anda miliki
13:55untuk menunjukkan
13:56bahwa dia tidak punya ijazah asli.
13:58Ijazahnya beda.
13:59Saya punya ijazah tahun 85
14:00dari kakak angkatan saya.
14:01Beda banget
14:02dengan ijazah dia.
14:03Itu ijazah Jokowi bukan?
14:05Makanya ijazah Jokowinya mana?
14:07Ijazahnya Jokowi
14:08gak pernah ditunjukkan
14:09pro publik.
14:10Anda sudah
14:11Anda sudah menyatakan
14:13nih kepada publik.
14:14Nih.
14:15Ini.
14:15Bentar dong Bung Revy.
14:16Saya juga boleh ngomong.
14:18Bang Revy bentar.
14:19Mas Adi dulu
14:20nanti ke Bang Revy.
14:21Ini ya.
14:21Ini lihat logikanya.
14:22Saya bilang
14:23ijazah Bung Jokowi
14:25itu palsu.
14:27Kan saya harus tanya sama dia.
14:28Kenapa Anda bilang palsu?
14:31Ah terserah saya.
14:32Saya mau bilang palsu atau enggak.
14:34Tapi saya gak percaya bahwa
14:36ijazahnya Pak Jokowi
14:37asli.
14:39Kalau buat saya
14:40itu
14:40omong kosong.
14:42Kecuali Anda bisa menunjukkan
14:43sebuah bukti
14:45entah apa.
14:46Untuk mengatakan
14:46apa misalnya?
14:48Ya buktinya banyak.
14:49Apa?
14:49Artinya gambar ijazah itu
14:51yang ditunjukkan oleh
14:52Mabes Polri.
14:53Tanggal 22 itu
14:54Mabes Polri menunjukkan dong.
14:55Itu ijazahnya Jokowi enggak?
14:56Enggak gini.
14:57Enggak itu ijazahnya Jokowi enggak yang ditunjukkan oleh Mabes Polri.
14:59Saya enggak tahu.
15:00Kalau enggak tahu enggak usah ngomong.
15:01Loh kok enggak usah ngomong.
15:02Loh iya.
15:02Kalau enggak tahu enggak ngomong.
15:04Ini kok otoriter ini.
15:06Saya mau bilang gini.
15:07Yang memulai dia nih.
15:09Ini Tom Lembong sudah mau keluar.
15:10Dia mulai dengan pernyataan
15:12ijazah Jokowi itu palsu.
15:14Oh iya.
15:14Sebelum ke Baras Krim.
15:16Betul.
15:17Kan saya harus tanya sama Anda.
15:19Bung Roy Suryo yang terhormat.
15:21Oke.
15:21Saya.
15:22Ya Pak Ade Armando yang terhormat.
15:23Saya mungkin percaya sama Anda.
15:25Kalau Anda bisa memberi bukti kepada kami semua.
15:28Buktinya jelas.
15:29Tidak ada ijazah asli
15:30kalau skripsinya itu palsu.
15:32Saya sudah pegang skripsinya.
15:34Enggak ada umum.
15:34Oh sudah dipegang.
15:35Sudah.
15:35Sudah diteliti.
15:37Terus apa yang palsunya?
15:38Palsu.
15:38Enggak ada lembar pengesahannya.
15:40Tanda tangannya palsu.
15:41Satu lagi.
15:41Satu lagi.
15:42Dibukat sama anaknya.
15:43Tapi Pak Sarif sampai keheranan.
15:46Saya mau bilang satu hal.
15:47Tapi beruntung ya saudara-saudara semua.
15:50Bahwa mayoritas rakyat Indonesia.
15:52Itu survei koncok.
15:54Surveinya siapa?
15:54Ternyata tidak percaya sama Roy Suryo.
15:57Terus temprat gimana?
15:57Terus temprat gimana hasilnya?
15:59Enggak.
15:59Ini ada sebuah survei.
16:00Nah itu surveinya orang yang minta.
16:02Jabatan Komisaris.
16:03Udah jelas.
16:04Sekarang dapet Jabatan Komisaris.
16:06Survei itu gak bisa di rumah saya.
16:07Dia tanya ke masyarakat.
16:08Ntar dulu.
16:10Dia tanya ke masyarakat.
16:10Kepada kita nih.
16:11Apakah Anda percaya itu palsu?
16:1474,6 persen.
16:1774,6 persen menyatakan.
16:20Kami tidak percaya itu palsu.
16:23Survei abal-abal.
16:25Drone Emprid mengatakan sebaliknya.
16:27Ya clear.
16:28Drone Emprid lebih dipertahankan.
16:29Drone Emprid itu meneliti apa?
16:30Ketahu masyarakat.
16:32Enggak.
16:33Mas Roy percaya surveinya Revli Harun ya?
16:36Oke.
16:36Kalau itu lebih lagi.
16:38Oke.
16:38Oke kita dengerin dulu ya.
16:41Silah dengerin dulu ya.
16:42Apa bang?
16:42Tadi mau ngomong-ngomong.
16:43Sejak kapan jadi tukang survei?
16:44Bang apa mau ngomong Bang Revli?
16:46Ada lisensinya gak ini Bang Revli?
16:47Ya, gak ngerti.
16:48Halo?
16:49Ya, silahkan Bang.
16:50Saya ya.
16:50Oke, begini.
16:52Kalau dari sisi hukum, kita harus lihat bahwa ijasa Jokowi itu pernah ditampilkan di publik berupa fotokopi oleh Dirti Pidum.
17:01Pada 22 Mei.
17:03Kalau ijasa itu dikatakan bukan ijasa Jokowi, maka Dirti Pidum berarti membuat hoax.
17:08Karena itu kita harus pegang itu sebagai ijasa Jokowi, walaupun anehnya yang ditampilkan fotokopi.
17:15Oke.
17:16Pertanyaan saya adalah, apakah dalam bentuk fotokopi kita bisa membedakan sebuah dokumen dengan dokumen lainnya?
17:24Tidak bisa.
17:25Dalam beberapa, oh enggak, Jok.
17:26Bisa.
17:27Tidak bisa.
17:28Dalam beberapa hal.
17:28Bisa, mal.
17:29Fotokopi.
17:30Bisa.
17:30Dalam beberapa hal itu bisa dilancat.
17:33Kalau enggak ngerti dalamnya?
17:34Kalau enggak ngerti dalamnya?
17:35Sama aja.
17:36Misalnya adalah image comparison.
17:37Mana ada penelitian digital ngamur aja.
17:41Halo, halo, halo.
17:42Ini penelitian dari Zimbabwe ini kayaknya itu pihak ini.
17:47Oke.
17:47Salah satunya adalah image comparison.
17:50Nah, itu image comparison.
17:51Kita bisa membedakan ya.
17:53Iya, tapi digital, bos.
17:55Sebentar dulu.
17:56Bukan original.
17:56Burut dengan name, L-nya dengan logo UGM.
17:59Overlapping.
18:01Itu mau dia fotokopi, mau dia berwarna.
18:04Itu enggak ada masalah apa-apa.
18:06Jadi intinya, Bang Refli?
18:08Intinya adalah ijazah Jokowi ketika dibandingkan secara image comparison dengan tiga ijazah lainnya,
18:15itu berbeda sendiri.
18:17Jadi bisa tetap.
18:18Bukan ijazah itu, Mas Refli.
18:21Dan kedua, nanti Mas Roy bisa ditambahkan.
18:23Dan kedua, yang lorongan Dian Sandi itu cukup besar resolusinya.
18:29Dan tidak ada bantahan dari Jokowi bahwa itu ijazah palsu.
18:34Karena itu, ketika jasa Dian Sandi itu dilakukan face recognition,
18:38maka terbukti fotonya itu tidak sama dengan foto Jokowi sekarang.
18:43Termasuk juga lintasan cap dan lain sebagainya.
18:48Jadi, siapa bilang?
18:50Nah, cuma menurut saya,
18:52yang paling ijazah Mas Roy,
18:55adik Armando dan Sylvester datang ke Solo,
19:00minta Pak Jokowi press conference,
19:02menunjukkan ijazahnya.
19:03Pak, dari mana kita berdebat terus, Pak.
19:06Ya kan?
19:06Apakah Roy Surya itu benar atau tidak,
19:08rakyat Indonesia percaya atau tidak,
19:10lebih baik Bapak tunjukkan.
19:11Kalau memang ijazahnya benar-benar asli,
19:15saya akan hormat.
19:16Dan berhenti saya akan ngomong soal ijazah ini.
19:18Mas Roy pun akan berhenti juga kalau seandainya memang asli.
19:21Tapi kalau palsu,
19:23ya jangan dilarang rakyat Indonesia
19:26untuk yang namanya melakukan people oversight.
19:30Ya kan?
19:31Karena ini bagian dari yang namanya kedaulatan rakyat.
19:36Hak untuk mengetahui dokumen publik yang dilakukan atau digunakan.
19:41Oke, kalau gitu pertanyaan selanjutnya adalah
19:43dengan isu yang sudah lama ini terus mengemuka.
19:47Ada isu pemakzulan, ada isu ijazah.
19:49Sebenarnya di koalisi sendiri, Pak Syarif,
19:51ini gimana sih?
19:51Ribut-ribut juga apa enggak?
19:52Seperti yang kita-kita ini malam hari diperdebatkan.
19:55Usah jadah ya Pak Syarif ya?
19:56Akan menjawabnya tetap bersama kamu.
19:57Terima kasih.
19:59Terima kasih.

Dianjurkan