Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 26/6/2025
Industri perhotelan Indonesia saat ini tengah dihadapkan dengan tantangan efisiensi budget oleh Pemerintah, berikut pembahasannya dengan Ardi Wilson yang sudah puluhan tahun menggeluti dunia perhotelan
Transkrip
00:00Dengan adanya efisiensi ini Pak, baik dari pemerintah pusat atau pemerintah provinsi,
00:05kalau Pemkot sekarang baru-baru ini bilang boleh rapat di hotel,
00:09sejauh mana Pak dampaknya ke hotel baik yang Bapak in charge gitu ya,
00:15ataupun hotel-hotel yang teman-teman Bapak masih punya komunitas kan.
00:19Sejauh mana Pak dampaknya?
00:30Halo Sobat OCS, ketemu lagi dengan saya Lid Suwiria di program OCS, obrolan ceras ekonomi dan sosial.
00:42Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pemerintah Indonesia telah menerapkan efisiensi anggaran,
00:49utamanya salah satunya yang diefisiensi adalah terkait kegiatan rapat ataupun meeting dan event-event lain di hotel.
01:00Tentu saja hal ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap industri perhotelan di Indonesia,
01:05khususnya juga di Jawa Barat dan di Kota Bandung.
01:07Untuk membahas hal tersebut, hari ini saya sudah kedatangan seorang praktisi di bidang hospitality,
01:13khususnya sektor perhotelan, Bapak Ardi Wilson.
01:16Selamat siang Bapak Ardi.
01:17Selamat siang, apa kabar Pak Alif?
01:19Sehat, sehat.
01:20Gimana Bapak?
01:21Sehat selalu.
01:22Wah luar biasa.
01:23Terima kasih undangannya, terhormat.
01:25Sama-sama.
01:26Pak Ardi, boleh ceritanya dulu nggak Pak, Bapak mulai bergerak di industri perhotelan itu sejak kapan?
01:34Ya, terima kasih waktunya, terima kasih semuanya.
01:37Halo Bandung TV.
01:38Saya kelahiran 68, jadi sudah lumayan usia.
01:45Saya mulai sekolah di perhotelan tahun 88 di Bali, di Denpasar, di Nusa Dua, merupakan program beasiswa dari Angkatan Laut.
01:55Kemudian pada saat lagi sekolah, saya kebetulan dapat beasiswa dari Aero Wisata, waktu itu adalah anak Garuda Indonesia, punya beberapa hotel.
02:05Nah, jadi saya mulai dari trainee, mulai dari angkat-angkat meja, dan lain-lain.
02:12Dari bawah apa ya?
02:13Ya, Nusa Dua Beach Hotel, Nusa Indah, yang sekarang menjadi Westin, dan lain-lain.
02:18Sampai dengan menjadi trainee-nya Preanger.
02:21Nah, saya ceritanya...
02:21Oh, ke Bandung.
02:23Jadi, waktu setelah selesai dari sekolah di Bali, saya kemudian dapat beasiswa lagi ke Swiss untuk menyelesaikan degerinya.
02:31Nah, itu setelah selesai satu tahun di Swiss, saya pendidikan yang lain dapat kesempatan untuk belajar di Cornell, di Itika, New York.
02:41Nah, itu mungkin bidang pendidikan.
02:43Kemudian kalau untuk karir, sudah cukup panjang ya.
02:47Dari mulai mengangkat koper di Grand High, Jakarta.
02:52Ya, terus balik-balikin meja di Nusa Dua Beach, di Nusa Indah, yang sekarang Westin, Nusa Indah.
02:58Kemudian, buka pintu sama rekan di Preanger.
03:05Juga menjadi lift attendant, jadi yang menungguin lift.
03:12Lift attendant pernah juga, Pak?
03:13Ya, 8 lantai di Borobudur.
03:16Jadi, itu mulai dari sana.
03:17Kemudian, terus menapak, saya berkarir di Grand High, Jakarta cukup lama, 6,5 tahun.
03:24Itu merupakan cikal bakal saya menjadi orang yang lebih baik di dalam kesuksesan di karir.
03:31Kemudian, saya juga akhirnya ke High Regency, Bandung.
03:34Saya pindah ke menetap di Bandung sejak tahun 1994 karena orang tua.
03:39Orang tua saya orang Bandung.
03:40Nah, saya menjadi GM pertama kali di Swiss Bell waktu tahun 2004.
03:47Jadi, waktu 2004 itu saya baru pertama kali jadi GM.
03:51Dan seterusnya, saat ini adalah sebuah perusahaan yang saya jalani dengan menggunakan nama belakang saya,
03:59PT Wilson Global International.
04:01Di mana akhirnya, mulai dari 2011.
04:05Jadi, saya sudah menapak memiliki kantor sendiri dari 2011.
04:09Kebetulan, Tuhan maha baik,
04:112024 saya dibeli oleh salah satu investor namanya Gito Wahyudi.
04:16Mereka saya beli kenaman jadi GW, Gito Wilson.
04:21Pak Gito memiliki beberapa perusahaan besar di Jakarta.
04:25Jadi, sekarang kantornya Bandung sama Jakarta.
04:27Jadi, mungkin itu sekilas perjalanan saya.
04:32Jadi, sekarang kesibukannya adalah meng-operate beberapa hotel?
04:36Ya, mengelola beberapa, mendapat kepercayaan dari beberapa hotel.
04:41Ya, salah satunya mungkin dari Bank Swasta Nasional.
04:44Dia memiliki empat hotel, kami kelola.
04:46Dua kami kelola, dua kami...
04:48Bahasanya adalah mewakili mereka, yaitu owner representative.
04:52Oke.
04:52Ya, kemudian juga ada empat hotel di Kota Bandung yang sudah dibikinkan grup.
04:59Saya temani dari mulai nol.
05:02Dari tanah?
05:02Dari mulai tanah.
05:03Sampai dengan sekarang sudah hotel keempat.
05:08Dan kemudian kami sedang menyiapkan hotel kelima.
05:11Di mana hotel kelima ini agak sedikit main besar.
05:14Dia akan membangun 250 kamar di bintang lima.
05:18Nah, kemungkinan saya akan kerjasama dengan brand internasional.
05:22Karena kami akan menempatkan diri sebagai perwakilan pemilik.
05:25Kira-kira seperti itu, Pak.
05:27Oke, oke.
05:28Nah, Bapak.
05:29Dengan karir yang panjang itu, Pak Ardi pasti tahu ya.
05:33Dalam artian, memahami sekali cash flow hotel.
05:38Ya.
05:39Pendapatan hotel dari mana saja.
05:40Ya.
05:41Kosnya.
05:42Ya.
05:43Yang harus dibayar ke mana saja ke vendor-vendor.
05:45Ya.
05:45Dengan adanya efisiensi ini, Pak, baik dari pemerintah pusat atau pemerintah provinsi.
05:51Kalau PMKOT sekarang baru-baru ini bilang boleh rapat di hotel.
05:54Sejauh mana, Pak, dampaknya ke hotel baik yang Bapak in charge gitu ya.
06:01Ya.
06:01Ataupun hotel-hotel yang teman-teman Bapak pasti punya komunitas kan.
06:05Sejauh mana, Pak, dampaknya?
06:07Ya, terima kasih ya Pak Alit.
06:08Ini menohok sebetulnya pertanyaannya.
06:11Entah ini cocok atau enggak sebetulnya.
06:13Saya, tapi senang malah diberi kesempatan untuk membahas ini ya.
06:18Sebetulnya bingung juga bagaimana.
06:20Kadang-kadang Indonesia buat saya secara makro, saya melihat bahwa Indonesia itu majunya tergantung dari kebijakan.
06:28Orangnya ganti, kebijakannya ganti.
06:30Khususnya untuk Jawa Barat, karena saya besar dan perusahaan saya ada di Jawa Barat atau di Bandung khususnya ya.
06:37Kembali lagi tentang kebijakan.
06:40Jadi kebijakannya ini bukan keberlanjutan.
06:44Jadi biasanya saya soroti adalah bagaimana orang yang akan tinggal di situ.
06:50Dulu saya pernah merasa bahwa keberlanjutan itu akan ada.
06:54Misalnya dulu dengan gubernur yang sebelumnya, beliau memberikan jalan misalnya ya.
07:00Bukan satu arah yang kelihatannya akan keberlanjutan, tetapi tetap saja diganti dengan orang yang baru, akan menjadi yang baru.
07:08Mungkin juga yang sebelumnya, jadi plus minus ya.
07:12Bukan berarti yang sekarang juga kurang bagus.
07:15Cuma mungkin kalau secara perhotelan atau hospitality, yang baru-baru ini terjadi misalnya baru saatnya pernyataan dari wali kota bahwa, wali kota Bandung bahwa mengatakan bahwa akan ada kemungkinan untuk diberjalankan, dibantu.
07:31Itu sangat saya apresiasi.
07:33Tetapi secara provinsi, mohon maaf dari semua yang sudah bagus, saya agak mengkritisi karena jatuhnya itu cukup besar.
07:42Jadi dengan adanya efisiensi yang menurut saya efisiensinya, mohon maaf saya bilang efisiensi ilusi.
07:50Karena kan kita gak tahu, diefisiensikan di kami, kami kena dampak, hampir sampai 50% kami kehilangan.
07:58Jadi mungkin saja bukan hotel-hotel yang kami kelola, tetapi teman-teman ini cukup menjerit ya.
08:03Sampai 50% Pak?
08:04Sampai 50%.
08:05Jadi misalnya kita bisa enjoy 70-80% pengisian, itu kita bisa kehilangan sampai 20-30%.
08:14Nah mungkin, maaf Bapak KDM, mungkin ajak kami untuk bicara.
08:21Karena yang saya lihat, saya mengatakan ini ilusi, efisiensinya ilusi.
08:27Karena yang ditekankan adalah keberlarangan ya, tapi harusnya keberlanjutan yang dibicarakan.
08:34Jadi teman-teman itu yang memiliki, terutama mereka yang memiliki hotel, yang memiliki fasilitas mais yang besar ya.
08:43Jadi itu akan sangat berdampak, terutama mereka yang mungkin masih belum ditunjang dengan corporate ya.
08:50Jadi misalnya dia jalan sendiri, nah itu sungguh-sungguh berat.
08:53Mungkin Bapak Gubernur bisa cek, kami juga tolong diajak, jangan hanya rakyat kecil saja misalnya.
09:02Kami diajaklah kumpul-kumpul, minum-minum, Bapak sebagai Bapak kami, Bapak Aing.
09:08Kita, saya pikir kita perlu bicara gitu.
09:11Karena apa? Karena di hotel beberapa itu mungkin Pak Alit bisa dicek ke beberapa hotel itu mereka melakukan cuti tidak dibayar.
09:21Yaitu bahasa halusnya adalah unpaid leave.
09:23Akibat dampak dari?
09:24Akibat dampak tersebut ya.
09:25Karena pada saat kita membuat, permasalahannya begini.
09:29Pada saat kita membuat anggaran di tahun kemarin, kita tidak memperkirakan, kita tidak memperhitungkan adanya efisiensi ini.
09:37Nah itu sangat memberatkan kita. Jadi kalau kita sudah lapor pemilik atau mungkin dalam hal ini keberlanjutan, kita turun.
09:47Itu mungkin sampai 20-30 persen okupensi kan itu berat buat kami.
09:50Itu sebagian ya, tetapi sebagian mungkin masih tetap jalan.
09:53Jadi saya berharap, apa, pemerintah ya, pemerintah mungkin khususnya Jawa Barat, tolong dilihat bahwa hotel ini bukan tempat menginap saja.
10:05Tapi ini merupakan ekosistem ekonomi yang saat ini banyak pihak yang terkena dampak.
10:12Mungkin, kira-kira.
10:12Nah bisa diceritain nggak Pak?
10:14Ekosistem dari sebuah hotel yang terlibat di sebuah mais gitu Pak.
10:20Kan tentunya nggak cuma hotelnya aja nih yang menikmati, dalam artian menikmati kegiatan tersebut.
10:27Ya jadi bisa jadi apa yang saya sampaikan mungkin kurang populer ya pada saat ini dengan kondisi pimpinan saat ini ya.
10:39Tapi sebetulnya bukan hanya beliau saja.
10:41Beliau juga saya lihat gubernur juga banyak sekali memberikan sebuah sumbang sih.
10:45Tapi ya ini kan kami suara ya, suara dari perhotelan.
10:49Mohon didengar gitu ya.
10:51Ini hotel ini bukan hanya akomodasi, hotel ini ekosistem.
10:56Ekosistem yang misalnya saya sebut secara gamblang aja, studi tour.
11:02Studi tour itu ya dicoba untuk diatur terhadap kebijakannya.
11:07Misalnya konten studi tour jangan hura-hura, jangan kehiburan.
11:12Tapi misalnya SMA, SD, SMP dikenalkan kepada universitas.
11:18Jadi studi tour ke ITB, studi tour saya nyebut merek ya.
11:22Tapi kan Bandung ini adalah salah satu gudang pendidikan kalau saya bilang ya.
11:27Jadi bikinlah studi tour yang mungkin berguna, bermanfaat.
11:31Di mana biasa lah namanya studi tour, boya dikasih satu jam atau dua jam belanja itu biasa ya menurut saya.
11:40Dan diatur kebijakannya.
11:43Jadi misalnya bagaimana jika ada satu anak yang tidak bisa ikut, dibicarakan diantara orang tua.
11:48Bagaimana jika gurunya hanya ikut satu atau dua dibicarakan diantara, dibikin peraturannya.
11:55Sehingga hal itu masih bisa berjalan.
11:58Kenapa?
11:59Begitu larangan yang keluar itu adalah larangan, bukan keberlanjutan.
12:05Jadi bukan ketertiban terhadap pembuatan ekosistem, tetapi larangan.
12:09Jangan gerak ekosistem ini.
12:11Bisnya jadi berhenti.
12:12Orang yang menyediakan spare part juga berhenti.
12:16Orang yang menyediakan nasi kotak juga berhenti.
12:19Saya punya restoran, mandek juga gitu.
12:22Ya misalnya.
12:23Terus kemudian oleh-oleh berhenti.
12:26Oleh-oleh berhenti.
12:27Yang mau nyewa MC berhenti.
12:30Kemudian mau nyewa hiburan sedikit berhenti.
12:34Kemudian misalnya dari Jogja pergi ke Bandung ingin memperkenalkan budaya Bandung, angklung atau apa?
12:42Berhenti juga.
12:43Anda tidak memperkirakan itu.
12:45Anda hanya tidak boleh.
12:47Anda hanya menunjukkan satu orang untuk diekspos.
12:52Kemudian dikatakan bahwa dia terakibat, terdampak, terbebani.
12:59Berapa orang itu Bapak?
13:01Nah itu mungkin saya minta maaf jika ini ya.
13:04Karena sama dengan MAIS ya.
13:07MAIS dikatakan diefisiensikan.
13:09Nah kami yang sudah menganggarkan kemarin, ya kalau misalnya mau dilakukan jangan tiba-tiba.
13:16Kita sudah membuat satu anggaran, Bapak-Bapak kan lebih ngerti pada kita kan.
13:20Kita sudah membuat anggaran tahun lalu, diberhentikan saat ini.
13:23Jadi kita bingung gitu ya.
13:25Ini bagaimana menghadapinya itu.
13:27Dan iya kalau efisiensi itu mencapai sasaran.
13:33Bagaimana jika bocor di tempat lain?
13:35Kira-kira seperti itu, Pak.
13:37Nah, dari dampaknya cukup besar ya, Pak ya?
13:40Besar, besar.
13:40Karena yang terdampaknya tidak cuma si hotel gitu.
13:44Tapi ekosistem dari bus dan sarana pendukungnya.
13:49Banyak.
13:50Supir, kernet, dan tempat servis busnya.
13:53Iya, taksi, grab, pada saat datang kan banyaknya.
13:57Benar juga.
13:58Terus kalau di event itu kan ada MC.
14:01Ada MC.
14:01Ada dekorasi.
14:02Ada dekorasi.
14:03Ada nyewa sound system.
14:04Ada EO.
14:05Ada equipment.
14:07Ada wartawan lho.
14:08Ada wartawan lho.
14:09Nah, ini kan Pak Alitnya juga kena kayaknya.
14:11Ada publish-nya juga lah ya kadang-kadang ya.
14:13Iya.
14:14Jadi cukup banyak.
14:15Nah, terus, Pak, kalau teman-teman ini kalau kita ngomongin bisnis,
14:20tentu kan teman-teman berstrategi juga itu, Pak.
14:22Iya.
14:22Nah, kurang lebih yang saat ini dijalanin sama teman-teman pengusaha hotel.
14:28Iya.
14:29Strateginya gimana, Pak, untuk menangani dampak tersebut?
14:32Iya.
14:33Memang ada beberapa teman yang beruntung, ada teman-teman yang mungkin sedang berjuang.
14:37Oke.
14:38Mungkin salah satu dari kami juga salah satu yang beruntung.
14:42Kami adalah satu, apa ya, satu ekosistem yang sudah kami bangun dari 2011 ya.
14:48Dimana kita punya satu grup, sehingga, apa ya, kita sudah mengganti segmen ya.
14:55Jadi pada saat, kayaknya waktu itu kebijakan yang pertama itu adalah Sri Mulyani.
15:01Waktu itu kalau nggak salah, zamannya Pak Jokowi sudah pernah melakukan penghematan.
15:05Di sana, di tahun 2021 itu kami sudah mengganti segmen kami.
15:09Segmen kami itu sedikit demi sedikit dari yang tadinya di pemerintahan.
15:13Kami mulai masuk ke corporate, ke FIT, kayak gitu.
15:18Jadi strateginya adalah mengganti segmen market.
15:21Mungkin seperti itu.
15:22Jadi, ada yang mungkin beruntung, apalagi mereka yang punya corporate ya.
15:27Mereka yang punya merek internasional, masih memiliki, apa ya, salah satu market dari mereka itu membership.
15:34Nah, itu tuh sangat membantu.
15:36Ya, jadi kalau misalnya teman-teman yang sudah internasional, mereka punya, ya, mungkin sampai 500 ribu member.
15:45Ya, ada yang 200 ribu member satu dunia, gitu ya.
15:49Jadi mereka terbantukan terhadap keberlangsungannya masih terbantukan.
15:53Tapi bagaimana dengan teman-teman yang memiliki, sudah membangun hotel besar, tetapi tiba-tiba belum siap, gitu.
16:01Ada beberapa teman di Bandung yang cukup, ya, cukup teriak.
16:05Akhirnya ambil ke, apa, strateginya adalah selain itu juga penghematan.
16:11Nah, penghematan itu kan belum tentu disukain.
16:15Misalnya, meniadakan makanan karyawan menjadi tanggungan karyawan sendiri.
16:21Ada juga.
16:22Dulunya ditanggung sama hotel, akhirnya ditanggung sama karyawan.
16:26Ada juga.
16:27Ada yang, seperti yang tadi saya bilang, cuti tidak dibayar.
16:31Sehingga dia harusnya dibayar 25 hari.
16:33Akhirnya karena ada kebijakan cuti tidak dibayar, mereka dibayar hanya 15 hari.
16:39Nah, itu sangat-sangat berdampak.
16:41Nah, tapi itu adalah strategi kami untuk melakukan.
16:44Terus kemudian melakukan kebijakan ke, apa, penghematan energi.
16:49Jadi mungkin sebagian lantai ditutup, hanya sekian lantai yang dibuka.
16:54Ada juga, Pak.
16:55Jadi, lumayan berkeringat, menurut saya.
16:58Tapi luar biasa, ya, kejuangan strateginya.
17:01Teman-teman hotel menghadapi tantangan.
17:03Terus sekarang kan sudah ada, baru minggu lalu sih, mungkin, Pak, ya.
17:08Itu Pak Wali Kota sudah mulai.
17:10Saya terima kasih.
17:11Bilang, mengikuti kebijakan.
17:14Karena minggu lalu, minggu sebelumnya lagi itu, Pak Mendagri bilang,
17:18boleh rapat di hotel.
17:19Beberapa hari kemudian, Pak KDM bilang, tetap tidak boleh rapat di hotel.
17:23Beberapa hari kemudian, Pak Wali Kota sudah kayak ini nih.
17:26Apa namanya nih?
17:27Gayung bersambut nih, saling ini kan.
17:30Berbalas pantun kalau katanya orang politik.
17:32Pak Wali Kota bilang, akan boleh.
17:35Itu tangkapan teman-teman, apakah sudah mulai ada, Pak, atau baru rencana?
17:41Ya, izin Bapak Aing, Bapakku, kami menjadi warga yang baik, tapi kami juga perlu hidup.
17:49Jadi, kadang kami terpaksa nih, ikut sama Pak Menteri, bukan karena kami blok-blokan.
17:54Sekali lagi, saya mengatakan, saya bersyukur adanya Pak KDM juga.
18:02Kuberunan yang sekarang ini akan melakukan keberlangsungan, saya lihat, terhadap kebudayaan.
18:09Nah, itu tuh saya apresiasi.
18:11Seperti yang beliau lakukan juga bagus.
18:14Ini tidak membicarakan tentang individu, ini membicarakan kebijakan.
18:18Kami memohon agar, mungkin kalau Bapak bisa mendengar, ya diundang lagi lah, Pak.
18:24Jangan yang hanya instrumen yang sudah biasa, kami diundang juga.
18:29Jadi, saat ini kami sangat senang dengan adanya keputusan atau mungkin himbawan atau perkataan dari Kementerian.
18:39Dan saya apresiasi sama wali kota, karena kami langsung bergerak, kami langsung berdekati instrumen-instrumumen government,
18:48dan kebetulan Gayung bersambut, gitu.
18:50Jadi, mohon maaf Bapak, nanti kalau lihat ada beberapa meeting di beberapa hotel, ya dijaga juga keberlangsungannya, gitu, kira-kira.
19:01Supaya teman-teman yang tadinya 25 hari, 30 hari dibayar, kembali kita bayar 30 hari seperti itu.
19:07Mungkin itu sih, Pak. Jadi, banyak yang sudah ikut dan terima kasih, gitu.
19:11Satu lagi, Pak. Ini saya baru ingat nih juga.
19:15Seperti kita katakan dulu kan, saya pernah nanya juga sama salah seorang dosen, gitu ya, di podcast ini juga, dosen bisnis.
19:22Saya tanya, ini sebelum kebijakan efisiensi hotel.
19:25Saya tanya dosen bisnis, menurut Bapak dosen, gitu, sekarang pariwisata Bandung gimana?
19:32Sejak ada wus, apakah naik atau turun atau sama aja?
19:38Jawabannya, ah, sama aja. Kenapa? Karena bandaranya ditutup, bandara wusennya ditutup, ada kereta cepat.
19:45Jadi, sama aja. Ini ngurangin, ini nambahin.
19:48Kalau Pak Ardi ngeliat, dengan adanya kereta cepat wus, tapi bandara ditutup, itu kayak gimana, Pak?
19:56Iya. Jadi, mungkin, tim saya sama keluarga saya kenal betul bahwa si Ardi ini, khususnya ya, tapi saya yakin banyak yang seperti saya.
20:12Mobilisasi itu tinggi sekali, Pak.
20:14Jadi, kadang-kadang kalau saya mau guyon, saya bilang, saya kenal loh kondekturnya, bos.
20:19Karena tiap hari, gitu. Tiap hari, bolak-balik, bolak-balik.
20:22Begitu pula pada saat Husein dibuka.
20:26Jadi, baru kemarin, kalau nggak salah, 2-3 hari lalu saya baca di salah satu media, dikatakan bahwa Husein akan dibuka.
20:35Waduh, itu betul-betul saya sangat menghargai.
20:39Sangat menghargai. Begini, orang boleh-boleh, mungkin Pak dosen yang bisnis ini juga, mungkin kita memiliki pandangan masing-masing ya.
20:48Saya tetap mengatakan bahwa dulu ketakutan orang bahwa, eh, ada Wuse, orang nggak akan tinggal.
20:53Enggak. Tetap akan ada, karena kan tinggalnya Mice itu kan tidak hanya satu hari.
20:59Kan kalau tamu tipe Mice itu dia akan tinggal 3 days to nights, gitu ya.
21:04Jadi, 3 hari, 2 malam. Jadi, itu akan terjadi.
21:07Justru saya memandang Wuse, saya ngomong Wuse dulu ya.
21:10Justru saya memandang Wuse itu sangat membantu.
21:12Sangat. Kami yang tadinya setiap hari, hampir setiap hari, kebetulan perusahaan kami kantornya ada 2.
21:20Satu di Bandung, dan satu di Jakarta.
21:24Jadi, kami harus bagi-bagi. Dan saya harus traveling, karena memang untuk melihat 12 hotel kami yang kami kelola.
21:32Wuse ini sangat membantu.
21:34Karena kita bisa mempercepat, ini kan kita akses ya, mempercepat.
21:39Jadi, mau kapan aja, eh, saya harus ke Jakarta hari ini.
21:42Kalau dulu nggak ada Wuse, wah, kita musik. Waduh, nggak bisa besok, gitu.
21:46Atau terpaksa naik travel.
21:48Tetapi kan kalau travel kan, Pak Alit tahu kan, 3 jam itu kalau lancar, gitu ya.
21:56Pengalaman pribadi saya, naik Wuse itu, saya satu hari itu bisa 4 kali.
22:004 kali, Pak?
22:01Satu hari, ya. Jadi, memang bolak-bolik, bolak-bolik, gitu.
22:05Atau 2 kali minimum, nggak pernah 1 kali, gitu ya.
22:08Saya malah pengen Wuse itu ke arahnya Kuningan, karena sekarang saya ambil hotel di Kuningan juga, di Cirebon, gitu ya.
22:15Itu satu. Jadi, menurut saya, Wuse itu menjadi penggerak ekonomi yang cukup besar.
22:20Karena deal-deal bisnis itu makin sering.
22:23Dan ini sungguh bagus buat Bandung.
22:24Nah, saya bahas ini tentang, saya terima kasih, Pak Alit, sangat membantu menanyakan ini.
22:30Saya betul-betul bersyukur, Hussein dibuka, atau rencana akan dibuka.
22:35Kenapa? Saya bingung, mau berangkat ke Palembang harus ke Jakarta dulu, gitu.
22:41Jadi, kalau misalnya ke Jakarta, ngapain? Kenapa kamu nggak ke Kertajati?
22:45Ngapain saya ke Kertajati?
22:47Satu adalah arahnya beda, kedua hampir sama, ke Jakarta.
22:52Dan ketiga, fasilitas di sana sampai dengan hari ini, tidak terjadi apa-apa.
22:57Pak Alit mungkin lebih ngerti, kan?
22:59Jadi, bagi kami, ya lebih baik pergi ke Jakarta, gitu.
23:01Lebih nyaman lah, ya.
23:02Nah, dulu saya bisa berangkat, baik itu ke Bali, ke Surabaya, ke Jakarta, ke, atau ke mana, ke Kalimantan, ke Sumatera, itu bisa langsung dari Hussein, gitu.
23:12Bahkan, waktu zaman dulu juga, setengah jam itu menggunakan pesawat.
23:18Ya, tapi karena sekarang ada WUS, saya rasa, jangan deh buka Bandung, Jakarta, jangan deh.
23:23Tapi, kalau membuka Hussein, saya sangat mendukung, dan itu akan sangat membantu.
23:28Karena, aksesnya kita itu berarti akan menerima dari beberapa tempat.
23:32Jika itu dibikin direct, baik itu ke Singapura, Malaysia, dan lain-lain, seperti zaman dulu, saya yakin sekali, Bandung akan menjadi lebih besar.
23:40Karena, Bandung ini kan juga kota Mais, ya.
23:43Sebuah kota yang menjadi satu daya tarik untuk melakukan pertemuan-pertemuan.
23:50Dan itu pertemuan dagang ini saat ini hanya di regional domestik, ya.
23:55Tapi, kan, harusnya kita Southeast Asia, ya.
23:57Jadi, kalau misalnya Hussein dibikin direct flight dari Australia, dari Singapura, dari Malaysia, menurut saya kan jauh lebih bagus.
24:05Sehingga pembangunan-pembangunan hotel, termasuk saya, untuk membangun hotel besar di Bandung, buat saya akan menunjang.
24:13Kira-kira seperti itu.
24:14Kalau tamu Malaysia-Singapura, sekarang masih banyak, Pak?
24:16Dulu kan, Nuktu Hussein itu?
24:17Sedikit.
24:17Sudah sedikit sekarang, ya?
24:18Bisa dilihat di itu, di mana?
24:20Pasar baru.
24:20Pasar baru.
24:21Iya, makanya.
24:21Sudah sedikit.
24:22Karena kan mereka harus lewat Jakarta sekarang.
24:24Ya, jadi kalau kita melihat Singapura, jauh lebih sedikit.
24:27Jauh lebih sedikit.
24:28Karena tidak ada direct flight, Pak.
24:30Nah, sebenarnya kan itu harus ditunjang.
24:32Hussein ini dulu ditutup, saya kurang tahu.
24:36Mungkin kebijakan politis, ya?
24:37Saya kurang tahu, ya?
24:38Kalau tentang cuaca, tentang apa namanya, tentang safety, atau itu, itu kan bisa dilakukan, ya?
24:46Bisa dibenarkan, kan?
24:47Bisa diatasi.
24:49Saatnya lebih kecil, ya?
24:50Buat saya, hayo cepat dibuka.
24:52Itu salah satu bisikan kita ke teman-teman yang sedang memegang peranan penting di sekitarannya, Pak, wali kota.
25:00Saya juga pikir, kan, sudah efisiensi anggaran, misalnya, kan?
25:04Sudah efisiensi anggaran.
25:06Bandaranya ditutup lagi.
25:07Bandaranya ditutup.
25:08Jam 9 tidak boleh keluar.
25:10Oh, ya, itu kebijakan itu lagi.
25:11Ya, mohon maaf, jam 9 tidak boleh keluar.
25:13Apakah kita bisa mengatur bahwa semuanya itu akan menjadi baik?
25:18Saya rasa agak susah.
25:19Saya bukan membela kehidupan malam,
25:22tapi ada teman-teman kita di hospitality, di dunia pelayanan,
25:25juga hidup yang sampai jam 1.
25:27Saya rasa hidup tanggung jawab itu juga dimulai dari keluarga, ya?
25:36Jadi tidak hanya dari kebijakan, mungkin seperti itu sih.
25:39Jadi salah satunya adalah itu.
25:42Saya pikir, saya bukan mau nyerang semua nih, Pak Gup.
25:45Saya pikir Pak Gup juga sudah banyak memberikan sebuah keberlangsungan.
25:50Kami juga terima kasih, sangat tersentuh dengan semua orang kecil yang Bapak sudah liput.
25:57Tapi yuk kita pindah dari showmanship menjadi stewardship.
26:01Nanti Bapak bisa mengerti bagaimana mungkin.
26:03Mungkin itu sih saya pikir.
26:06Memang kalau kota Bandung saya sih paham sekali ya,
26:09maksudnya kenapa Pak Wali Kota mendorong adanya dibuka Bandara Husein.
26:15Karena pendapatan dari jasa perniagaan ini kan tinggi sekali.
26:20Kalau saya dulu ke toko salah satu di Kosambi, ada toko jeans itu.
26:24Saya ingat banget itu.
26:26Saya kira orang Indonesia kan.
26:28Rame banget nih.
26:29Saya waktu itu masih kuliah.
26:30Saya orang kayak orang Indonesia.
26:31Ternyata nih orang Malaysia.
26:32Malaysia.
26:33Banyak banget.
26:34Dan itu kita kehilangan.
26:35Sudah ya, udah nggak ada lagi.
26:36Sangat kehilangan.
26:37Sangat terpukul.
26:38Dan hotel-hotel itu senang.
26:39Kenapa kok ada beberapa hotel yang dibuka
26:42dan kemudian beberapa pemain besar mundur
26:44sehingga dikelola dengan lokal.
26:47Itu di daerah Pasar Baru kan.
26:50Dulu ke arah depan itu hidup semua gitu ya.
26:54Jadi semakin ke sini keberlarangan ditingkatkan.
26:58Akses juga dikurangin.
26:59Nah ini kita mau ngapain sih sebetulnya.
27:02Nggak boleh ini, nggak boleh ini, nggak boleh.
27:03Oke nggak apa-apa.
27:04Tapi mau ngapain kita gitu loh.
27:06Jadi ekosistem yang harus dilihat mungkin.
27:09Jadi itu.
27:11Terakhir Pak.
27:12Ya.
27:12Kurang lebih Pak Ardi.
27:15Sebagai pelaku hospitality yang udah dari tahun
27:17dari 88 kalau kuliahnya ya.
27:19Mungkin pemulai tahun 91 atau 92 itu.
27:24Kira-kira ada saran apa masukkan nih Pak
27:26buat pemerintah baik itu wali kota,
27:30kubunur ataupun pemerintah pusat
27:31supaya pariwisata di Indonesia
27:35khususnya di Kota Bandung, Jawa Barat ini
27:38berlanjut banyak tamu
27:41terus tentunya pihak-pihak yang ikut
27:46terlibat di industri perwisata ini
27:48merasakan kesejahteraan yang cukup tinggi gitu Pak.
27:51Pertanyaannya dalem banget nih ya.
27:55Gitu.
27:58Apa, ayo kita coba.
28:01Kalau saya melihatnya gini,
28:03saya belajar terhadap pemimpin-pemimpin besar.
28:07Pemimpin besar itu mungkin showmanship-nya,
28:12keinginan untuk menunjukkan mungkin akan lebih datar.
28:15Dia akan lebih memiliki satu ketenangan emosi
28:18yang mungkin dia juga memiliki emosi ya,
28:22tapi mungkin tidak terlalu ditunjukkan.
28:23Ya kita berpindah dari sebuah panggung
28:26menjadi suatu ekosistem yang betul-betul dicari
28:30keberpihakannya, keberlangsungannya
28:33dengan mengundang lebih banyak stakeholder.
28:36Saya rasa itu lebih bijak.
28:38Saya tahu bahwa Indonesia itu mungkin
28:41saya kalau lihat pemimpin ya,
28:44kalau bisa tangan besi ya.
28:46This and that gitu.
28:48Cina bisa melakukan itu ya.
28:50Tapi kan ini kita memiliki kultur ya.
28:52Kultur Indonesia yang sudah besar adalah kebersamaan.
28:55Yang dulunya itu loh, gotong royong,
28:58musyawarah mufakat, kok kayaknya hilang ya.
29:00Itu sih yang saya rasakan.
29:02Kalau misalnya Pak Alit jalan di kereta,
29:04orang ada yang mau, apa,
29:06berniat baik untuk menolong ya.
29:10Baik Pak, saya pegangin.
29:11Pasti akan lebih curiga sekarang.
29:13Jadi takut ya.
29:13Jadi takut kan.
29:15Zaman dulu enggak kan.
29:16Nah, kenapa sih para pemimpin menghilangkan itu?
29:19Nah, maksud saya seperti itu.
29:20Jadi, kalau kita tidak bisa tangan besi,
29:23karena kita bukan kultur kita,
29:25berarti harus mengundang.
29:26Jadi, tolong undang stakeholder lebih banyak.
29:29Kita diundang.
29:31Hentikanlah showmanship.
29:33Showmanship itu adalah kita, apa ya,
29:35panggung ya kalau menurut saya.
29:37Hentikan itu.
29:38Jadilah stewardship.
29:40Stewardship itu adalah orang yang dititipin amanah
29:42untuk keberlangsungan.
29:45Jadi, kita diundang.
29:47Oke, Anda misalnya,
29:49maaf, ini saya harus ngomong produknya.
29:52Tidak dibolehkan, apa, studi tour.
29:55Diajak dulu dong sebelum melakukan keberlarangan.
29:58Diajak dulu dong semuanya.
30:00Kenapa gitu?
30:01Dirumuskan.
30:02Mungkin seperti itu.
30:03Jadi, supaya keberlanjutan ini pada akhirnya ada.
30:08Bandung ini menjadi salah satu kacamata,
30:12mungkin tidak hanya Indonesia,
30:14tapi menurut saya dunia juga.
30:15Banyak kan kita menjadi sister cities dan lain-lain kan.
30:19Katanya orang-orang,
30:22Bandung ini diciptakan oleh Tuhan pada saat Tuhan tersenyum.
30:26Memang benar mungkin.
30:27Ayo kita senyum terus yuk.
30:28Enggak usah larangan-larangan deh.
30:30Kita teruskan.
30:32Kalau memang satu hibah itu salah,
30:35yaudah kita berhentikan.
30:37Tapi kalau misalnya itu mampu untuk membangun dengan baik,
30:41mungkin strukturnya ya dibikin suatu kebijakan yang baik.
30:44Saya juga mengerti Indonesia itu dibikin kebijakan,
30:47kita nyari.
30:48Eh ini kebijakannya gini, yuk kita ngerjain ini.
30:51Ya itu individunya ya.
30:53Tapi ya kalau mau yang lebih tegas ya,
30:56coba dong ke korupsi.
30:57Begini itu.
30:58Jadi ayo kita undang lebih banyak stakeholder.
31:00Jadi jangan langsung dilarang.
31:01Tapi ada pembahasan dulu.
31:03Pembahasan dulu dong.
31:04Kenapa dilarang?
31:05Apakah bisa di...
31:06Misalnya ternyata gara-gara ini nah hal itu aja.
31:08Iya.
31:09Betul sekali.
31:10Dipotong gitu ya.
31:11Karena saat diturunkan gara-gara ini wajib banget
31:14kalau nggak ikut dapet tugas, dapet konsekuensi apa.
31:17Nah mungkin itu yang dilihat.
31:17Nah itu yang harus dicari.
31:19Oh oke, studi turnya kemana dulu?
31:21Oh bukan ke Ancol.
31:22Misalnya ke Universitas Indonesia.
31:24Bagus kan?
31:26Misalnya dari Jogja misalnya.
31:27Datang.
31:28Atau mungkin studi tur ke DPR.
31:30Ini loh kalau jadi legislatif.
31:31Oke.
31:32Ini loh misalnya istana merdeka.
31:34Mungkin kan bagus.
31:36Oke baik tidak bisa nih harganya segini.
31:38Oke ada beberapa yang tidak bisa.
31:39Yuk kita bicarakan dulu yuk.
31:40Itu jadi diselidiki misalnya apa.
31:45Ya memang memerlukan.
31:47Sekarang salah satu contoh adalah kita nggak boleh ini, nggak boleh ini.
31:50Hilang nggak korupsi?
31:52Hilang nggak?
31:53Nah bersuara lantang terhadap korupsi.
31:56Jangan yang urusan studi tur-studi tur tidak boleh.
32:00Mohon maaf itu mungkin saya pikir seperti itu ya.
32:02Ya gitu.
32:03Sip.
32:04Makasih banyak.
32:05Terima kasih.
32:05Udah mampir ke Bandung TV.
32:07Terima kasih.
32:07Semoga sukses terus bisnis hotelnya.
32:09Terima kasih.
32:09Tantangan yang banyak gitu ya tahun 2025 ini.
32:14Dan buat teman-teman hotel semua bisa bertahan dan tambah sukses lagi.
32:18Terima kasih.
32:19Mudah-mudahan bisa menjadi sebuah kebermanfaatan.
32:22Ini bisa dilihat secara utuh.
32:25Supaya nanti bukan untuk menyerang tapi supaya kita bersama menjadi maju.
32:30Terima kasih Pak Alit dan sukses Bandung TV.
32:31Oke Sobat Oces, demikian dulu episode kali ini.
32:35Sampai ketemu lagi di episode selanjutnya.
32:37See you.
32:37Sampai ketemu.
32:41Sampai ketemu.
32:42Sampai ketemu.
32:43Sampai ketemu.
32:44Sampai ketemu.
32:45Sampai ketemu.
32:46Sampai ketemu.
32:47Sampai ketemu.
32:48Sampai ketemu.
32:49Sampai ketemu.
32:50Sampai ketemu.
32:51Sampai ketemu.
32:52Sampai ketemu.
32:53Sampai ketemu.
32:54Sampai ketemu.
32:55Sampai ketemu.
32:56Sampai ketemu.
32:57Sampai ketemu.
32:58Sampai ketemu.
32:59Sampai ketemu.
33:00Sampai ketemu.
33:01Sampai ketemu.
33:02Sampai ketemu.
33:03Sampai ketemu.
33:04Sampai ketemu.
33:05Sampai ketemu.

Dianjurkan