Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 22/6/2025
Masyarakat dunia kembali dikejutkan dengan dinamika di kawasan Timur Tengah yang kembali memanas akibat agresi yang dilakukan Israel terhadap Iran sejak pekan lalu. Keputusan Israel yang menyerang Iran, kemudian dibalas dengan kiriman ratusan rudal balistik dan drone, belum menemui titik jenuh sehingga dikhawatirkan akan memicu krisis keamanan baru di Timur Tengah. Bagaimana kronologi saling serang ini dimulai? Dan apa dampak pada situasi global? Selengkapnya di PerANTARA! (ANTARA/Roy Rosa Bachtiar/
/Keysha Anissa/Syahrudin/Agha Yuninda Maulana/Farah Khadija)
Transkrip
00:00Selamat datang di Perantara, program persembahan kantor berita antara yang menjadi perantara Anda
00:06dengan cerita sebenarnya bersama saya, Cahya Sari.
00:30Pemirsa antara eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah semakin memanas dalam sepekan ini
00:35dan lagi-lagi Israel jadi dalang dari ketidaknyamanan di kawasan tersebut.
00:41Belum selesai perang di Gaza, negara pimpinan Bin Yamin Netanyahu ini memantik api konflik baru
00:47dengan negara di kawasan yakni Iran.
00:51Dalam kurun waktu satu pekan, kedua negara terlibat aksi saling serang dengan menggunakan persenjataan jarak jauh.
00:57Meski kedua negara belum mengeluarkan deklarasi perang satu sama lain
01:02dan belum melibatkan pertempuran darat, namun dampak kerusakan dan stabilitas regional mulai memasuki tahap yang mengkhawatirkan.
01:11Lalu bagaimana konflik Iran-Israel ini mulanya bisa terjadi?
01:17Iran merupakan musuh terbesar Israel di Timur Tengah.
01:21Seperti kita tahu, Iran secara terang-terangan dan tegas menolak eksistensi Israel di kawasan.
01:27Begitu pula Israel yang melihat Iran di bawah kepemimpinan Ayatullah Ali Hameni
01:32sebagai ancaman terbesar dalam upaya ekspansinya di Timur Tengah.
01:38Israel diketahui sejak lama berambisi menyerang Iran
01:41dan kali ini rencana tersebut mereka wujudkan melalui operasi bertandi Rising Lion.
01:47Kata layan atau singa dalam operasi ini merujuk pada lambang dinasti Shah yang berkuasa di Iran
01:54sebelum digulingkan melalui revolusi Iran di tahun 1979.
02:00Penamaan tersebut membawa pesan kuat bahwa operasi ini bertujuan menggantikan rezim Hameni
02:06dengan kepemimpinan yang lebih bisa diterima oleh Israel.
02:10Bahkan saat tampil di depan media sehari setelah serangan pertama
02:14Netanyahu secara tegas mengatakan
02:17perang ini hanya bisa diakhiri dengan melenyapkan Hameni beserta rezimnya.
02:25Operasi Rising Lion diinisiasi pada Jumat 14 Juni
02:29ketika lebih dari 200 aset udara Israel
02:32menggempur sasaran strategis di Iran.
02:35Fasilitas fisik hingga target individu menjadi sasaran serangan tersebut.
02:40Serangan Israel telah menghancurkan fasilitas nuklir utama di Natanz
02:44serta pusat penelitian nuklir di Tabris.
02:47Israel juga menyerang fasilitas rudal Iran di Koramabad,
02:52Kermansah, Hamedad serta sejumlah objek militer lainnya.
02:56Pusat industri minyak di Ahfaz, Iran bagian barat juga tak luput dari serangan.
03:02Selain itu, Iran juga kehilangan sejumlah tokoh penting
03:05akibat serangan sistematis ini.
03:08Antara lain, Panglima Tertinggi Garda Revolusi Iran IRGC Hussein Salami,
03:14Komandan Angkatan Udara IRGC Amir Ali Haji Zadeh,
03:18Komandan Mabes Hatam Al-Andiyah Jendral Kolam Ali,
03:22Mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran Fereidun Abasi,
03:27Kelimuan nuklir sekaligus Presiden Universitas Islam Azad,
03:31Mohamad Mehdi Teranji.
03:34Serangan presisi Israel ini tak lepas dari peran agen intelijen Israel pemirsa.
03:40Israel diketahui telah lama menanam agen-agen Mossad di tubuh pemerintahan Iran.
03:45Pada operasi Rising Lion, agen Mossad melakukan aksi sabotase
03:49dan perusahaan sejumlah instalasi vital milik Iran.
03:53Terutama fasilitas peluncuran rudal balistik dan sistem pertahanan udara
03:57yang membuat Iran tak berkutik,
03:59menghalau jet tempur dan drone Israel sejak hari pertama serangan.
04:03Iran tak tinggal diam usai menerima serangan sporadis tersebut.
04:09Melalui kapabilitas rudal balistik yang mereka miliki,
04:13Iran pun melakukan serangan belasan hampir setiap hari
04:16dengan mengirimkan salvo rudal balistik dan drone ke teritori Israel,
04:21sasaran utama kota Tel Aviv.
04:23Pada hari pertama konflik, Iran meluncurkan sebanyak 200 rudal
04:31yang terbagi ke dalam tiga gelombang peluncuran.
04:34Namun pada hari kedua atau 15 Juni jumlahnya menurun hanya separuhnya,
04:39yakni 100 rudal.
04:40Pada 16 hingga 18 Juni jumlah rudal yang diluncurkan Iran ke Israel semakin berkurang,
04:46yakni masing-masing 70, 50, dan 30 rudal.
04:51Penurunan kapabilitas serangan rudal tersebut diakini dampak dari aksi
04:55sabotase agen Mossad yang menyasar instalasi peluncuran rudal
05:00di berbagai wilayah di Iran.
05:03Kendati begitu, Iran terbukti masih terlalu kuat untuk dilumpuhkan
05:06dan terus melangsungkan aksi balasan yang menimbulkan kerusakan
05:10dan kekacauan di Israel.
05:12Bahkan dalam tiga hari terakhir, Iran mengganti strateginya
05:15dengan melakukan serangan presisi melalui penggunaan rudal hypersonik.
05:21Perseteruan Iran-Israel sudah berlangsung satu minggu,
05:24namun hingga kini belum ada tanda-tanda konflik ini akan meredah.
05:28Bahkan dinamikanya semakin memanas dengan masuknya aktor lain,
05:31seperti Amerika Serikat dan Inggris yang merupakan sekutu tradisional Israel
05:36menggeser salah satu armada kapal induknya menuju Timur Tengah.
05:41Ketegangan di kawasan tersebut dikhawatirkan meningkat menjadi perang terbuka
05:46antara Iran dan pihak Barat.
05:48Potensi tersebut pun dibaca oleh pemerintah Indonesia, Nipamirsa,
05:52yang meminta diaspora Indonesia di wilayah tersebut untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
05:59Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Perlindungan WNI
06:02menyiapkan rencana evakuasi bagi warga Indonesia yang berada di Israel atau Iran.
06:07Meski evakuasi ini masih bersifat sukarela,
06:11namun Kementerian Luar Negeri terus mengawasi perkembangan yang terjadi
06:14dan tak menutup kemungkinan untuk meningkatkan level evakuasi dari voluntary menjadi mandatori.
06:21Dapat kami jelaskan juga bahwa proses evakuasi ini sifatnya voluntary, bukan mandatori.
06:27Dan kemudian untuk para WNI yang ada di wilayah Israel yang berjumlah 194,
06:35KBR aman juga sudah menyusun langkah-langkah kontigensi dan juga rencana evakuasi.
06:42Dapat kami sampaikan kalau KBR aman sudah menetapkan status siaga satu
06:47untuk wilayah Israel dan Palestina sejak tahun 2023.
06:52Itu dia pemirsa perantara untuk episode kali ini.
06:55Anda dapat menyaksikan tayangan ini di saluran UCTV,
06:59kanal Youtube Antara TV Indonesia, serta antaranyus.com.
07:03Terima kasih telah menyaksikan.
07:04Saya Cahya Sari, pamit undur diri.
07:06Sampai jumpa.

Dianjurkan