Apa jadinya jika sebuah bangsa harus mengubah konstitusi demi satu orang? Video ini mengupas bagaimana Gibran Rakabuming disebut sebagai "produk kecelakaan sejarah" dari putusan MK yang kontroversial—yang membuka jalan kekuasaan secara ajaib hanya untuk sang putra Presiden.
Manipulasi hukum, etik yang dilanggar, hingga panggung boneka kekuasaan—semuanya terurai di sini. Gibran mungkin sah secara hukum, tapi benarkah ia punya legitimasi moral? Apakah ini hanya awal dari republik dinasti yang resmi tapi tak lagi demokratis?
Dan di balik semua skenario ini, apakah Jokowi benar-benar bersih? Atau justru inilah warisan terbesar yang ia tinggalkan: kekuasaan yang dikendalikan dari balik layar, penuh kepura-puraan, dan dikemas dalam wajah sederhana?
Tonton sampai habis, dan tentukan sendiri: Apakah ini sekadar kritik, atau peringatan atas bahaya yang lebih besar?
Selamat datang di Rakyat Jelata, channel YouTube yang membahas masalah politik, kejadian viral yang terjadi di tengah masyarakat, serta berbagai isu pro dan kontra. Kami menghadirkan analisis mendalam dan opini dari sudut pandang rakyat biasa, mengupas tuntas peristiwa terkini dan fenomena yang sedang hangat diperbincangkan. Bergabunglah dengan kami untuk mendapatkan wawasan terbaru dan berpartisipasi dalam diskusi yang menarik. Rakyat Jelata, suara masyarakat untuk masyarakat!
Untuk pertanyaan lebih lanjut atau informasi tambahan, silakan hubungi kami melalui email di alamat rakyatjelataofc@gmail.com
Music : ⚫ The rise by Scott Buckley: www.scottbuckley.com.au Music provided by: EMW - https://bit.ly/YouTubeEMW ⚫
Music from Uppbeat (free for Creators!): https://uppbeat.io/t/infraction/hunter License code: ZAUPBDOCWSNXHJIQ
Copyright Disclaimer : - Under section 107 of the Copyright Act of 1976 - Every Video, Audio, Footage, Image etc in this content under terms of Fair Use, Permitted by Copyright Statute. - Every Content in this Channel for purpose such as Education, Opinion, News Report, interpretation etc.
00:00Bagi saya, Gibran Raka Buming Raka tidak pernah terlepas dari statement anak haram konstitusi, Bang.
00:04Karena berbagai proses menuju pencapresan, dia menjadi cawapres itu dipenuhi dengan cacat konstitusi dan cacat etik.
00:11Yang bilang bukan Melkis Rekuang, Bang. Yang bilang MK-MK, kan?
00:15Cuma itu di skor matanya Mahkamah Konstitusi.
00:18Jadi, orang yang sejak awal sudah melanggar konstitusi untuk mendapatkan kekuasaan,
00:21sudah pasti akan memanfaatkan kekuasaannya dengan melanggar konstitusi habis-habisan, Bang.
00:26Itu sudah pasti.
00:27Jadi, apapun yang terjadi hari ini tentang Gibran Raka Buming Raka,
00:31bagaimana saya tidak terlepas dari masa lalunya yang melanggar konstitusi dengan luar biasa brutal.
00:37Saya rasa tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Gibran Raka Buming Raka ini masih tercemar dengan pelanggaran konstitusi masa lalu.
00:44Dan hari ini pelanggaran konstitusi itu menyeret setiap jejak langkah dia, Bang.
00:48Jadi, mau dia jadi wapres, mau dia melakukan apapun,
00:51dia akan terus-menerus dihantui dengan pelanggaran konstitusi yang ada.
00:55Dan hari ini tidak berlebihan lah kalau kemudian isu pemakzulan dan lain sebagainya itu disampaikan ke publik.
01:01Dijadikan boneka yang dinaikkan jalan tol manipulasi konstitusi.
01:07Gibran benar-benar gak bisa tidur nyenyak di kursi kekuasaan.
01:11Bagaimana mungkin seorang wakil presiden naik lewat jalan tol manipulasi konstitusi bisa tidur nyenyak di kursi kekuasaan?
01:22Bahkan, dia seolah semua wajar-wajar saja.
01:26Mari kita mulai dari sebuah fakta sederhana.
01:29Gibran adalah produk kecelakaan sejarah.
01:31Bernama putusan MK nomor 90, garis miring PUU 21 Romawi, garis miring 2023.
01:40Putusan ajaib yang bisa membuka pintu istana.
01:44Hanya khusus untuk satu orang, yaitu sang putra presiden Jokowi.
01:48Saking mulusnya manipulasi ini, mereka pun ingin mengulang kesuksesan ini kembali.
01:54Yaitu untuk si Bungsu, Kaesang Pangharep, dengan menerbitkan putusan 23P, garis miring HUM, garis miring 2024, yang diputus kilat.
02:05Hanya dalam waktu 3 hari melalui sidang MA.
02:08Ini dilakukan sebelum Pilkada Serentak 2024.
02:12Tapi untuk manipulasi yang kedua ini, rakyat di sini benar-benar tidak mau kecolongan.
02:17Para mahasiswa serta masyarakat di berbagai daerah, lalu melakukan aksi demo untuk menolak putusan Mahkamah Agung.
02:26Skenario ini akhirnya gagal dilakukan.
02:29Para ternaknya pun semua bilang, itu bukan perbuatan tercelah dan tidak melawan konstitusi.
02:36Saya rasa, konstitusi itu bukan hukum kebenaran.
02:39Jadi kalau dianggap, putusan MK dan MA bukan perbuatan tercelah.
02:44Mungkin, kita perlu merevisi Kamus Besar Bahasa Nurani, agar bisa tahu bahwa perbuatan manipulasi itu tercelah.
02:53Dan secara hukum, hal ini sangat jelas.
02:56Paman Usman akhirnya ditetapkan bersalah karena telah melanggar kode etik berat.
03:03Dan secara harfiah, bersalah di sini berarti telah melakukan perbuatan tercelah.
03:08Lalu ketika muncul, suara pemakzulan dari Forum Purnawirawan TNI, sebagian elit yang berlidah panjang, berreaksi seolah ini lelucon.
03:19Padahal, dasar hukumnya begitu terang benderang.
03:23Pasal 7A Undang-Undang Dasar 1945 menyebut, pemakzulan bisa diajukan bila ada pelanggaran hukum berat, korupsi, atau perbuatan tercelah.
03:34Dan pertanyaannya sekarang, apakah merekayasa jalur kekuasaan bukan perbuatan tercelah?
03:40Gibran mungkin saja tidak mencuri uang negara, tapi ia merampok sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu kesucian hukum sebagai penopang kepercayaan masyarakat.
03:51Mungkin, mereka boleh bilang, Gibran nggak salah apa-apa kok.
03:56Tapi coba kalian jawab ini, kalau memang tidak salah, kenapa satu bangsa harus merevisi konstitusi demi satu orang?
04:04Kalau semuanya ses secara hukum, kenapa aroma penyiasatan begitu sangat menyengat?
04:11Dan kenapa paman Usman diputus bersalah secara etik berat?
04:15Ini bukan soal benci ke Gibran, tapi ini soal logika publik yang terus diperkosa oleh dali legalitas.
04:23Dan ketika rakyat marah, elit politik lalu menjawab, itu sudah keputusan final dan mengikat.
04:29Hmm, final ya.
04:31Sama seperti luka kepercayaan publik yang juga mengikat, permanen, dan berdarah dingin.
04:38Mereka bilang bahwa usulan pemaksulan ini tak berdasar, tapi anehnya, justru tak satu pun dari mereka menjawab substansi.
04:47Apakah moralitas kekuasaan masih berlaku?
04:50Atau memang kita sudah resmi, menjadi republik dinasti, cuma saja belum ganti nama?
04:57Gibran di sini mungkin tidak akan dimakjulkan secara formal, tapi secara moral ia sudah lama kehilangan legitimasi.
05:05Yang tersisa hanyalah panggung boneka, di mana semua aktor berlagak konstitusional,
05:11sambil saling melempar senyum palsu ke kamera.
05:13Dan siapa orang yang harus bertanggung jawab atas pemerkosaan konstitusi ini?
05:19Tentu saja dia adalah Jokowi.
05:22Secara terang-terangan tentu tidak, tapi di balik layar, itu sangat mungkin.
05:27Dan kalau Jokowi bilang tidak, kita semua sudah paham dan sudah tahu rumusnya,
05:33bahwa semua perkataan Jokowi adalah kebalikannya.
05:37Jokowi sangat pantas, diduga telah merusak standar moral dan hukum publik.
05:41Ketika negeri ini dibawa kekuasaannya, nepotisme dilegalkan, bahkan dipoles menjadi hak politik,
05:49korupsi dibiarkan, KPK dilumpuhkan, dan para menterinya dijadikan sapi perah kekuasaan.
05:57Rakyat pun dimiskinkan pelan-pelan, tapi disuruh bersyukur karena dikasih bansos
06:02yang sumbernya dari pajak rakyat, serta utang luar negeri.
06:06Demokrasi diperkosa, didekayasa lewat MK, yang dikendalikan untuk meloloskan anaknya sendiri ke kursi kekuasaan.
06:16Bukannya membangun negara, Jokowi malah membangun dinasti.
06:20Dia menjadikan republik ini sebagai proyek keluarga, bukan sebagai rumah rakyat.