Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 6/13/2025
Terungkap fakta menarik tentang generasi milenial dalam memilih panduan hidup mereka berdasarkan ajaran Epictetus.

Kenapa itu bisa terjadi?




Di tengah hiruk pikuk era digital, di mana tekanan sosial dan distraksi seolah tak ada habisnya, generasi milenial seringkali merasa terombang-ambing. Namun, di sinilah kebijaksanaan kuno dari seorang filsuf Stoik bernama Epictetus menemukan relevansinya. Ajarannya yang sederhana namun mendalam, kini menjadi panduan hidup yang dicari banyak orang untuk mencapai ketenangan batin.
Epictetus mengajarkan dua prinsip utama yang sangat relevan dengan kehidupan modern. Pertama, ia menekankan pentingnya memfokuskan energi hanya pada hal-hal yang benar-benar bisa kita kendalikan. Ini berarti melepaskan kekhawatiran tentang opini orang lain, tren media sosial, atau hal-hal eksternal lainnya yang berada di luar jangkauan kita. Sebaliknya, kita didorong untuk memusatkan perhatian pada respons, sikap, dan keputusan pribadi kita sendiri—elemen-elemen yang sepenuhnya berada dalam kendali kita.
Kedua, Epictetus mengajak kita untuk mengubah perspektif terhadap kesulitan. Alih-alih menghindari masalah atau menganggapnya sebagai halangan, ia melihat kesulitan sebagai kesempatan. Setiap tantangan yang kita hadapi adalah sarana untuk memperkuat karakter dan mencapai kedewasaan. Dengan menghadapi kesulitan secara bijaksana, kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih tangguh.
Ajaran Epictetus ini menawarkan sebuah peta jalan bagi milenial untuk menavigasi kompleksitas hidup, menemukan kedamaian di tengah kekacauan, dan membangun karakter yang kuat di era yang serba cepat ini.

Category

People
Transcript
00:00There are some interesting facts about the millennial generation in choosing their lives.
00:14Yes, that's based on epictetus.
00:17In the end, why did that happen?
00:21In the middle of the digital era,
00:24where the social and distrages are not finished,
00:28the millennial is often felt a rombang ambing.
00:31But here is the culture of the culture of a philosopher named Epictetus
00:36who found the relevance of epictetus.
00:38It's a simple and simple,
00:40but now it's a very simple way to find a lot of people
00:43so that it can achieve the strength of the body.
00:46Epictetus taught two main principles
00:49that are very relevant to modern life.
00:52First, it makes it easier to focus on energy only on what we can do
00:59This means that it makes us think about the opinion of other people,
01:02social media,
01:04or external things that are in the outside of our lives.
01:08On the other hand,
01:09we encourage ourselves to focus on the response,
01:12sikap,
01:13and the personal thoughts of our lives.
01:15Elements-elements that are in our lives.
01:16Elements-elements that are in our lives.
01:192.
01:20Epictetus
01:21Epictetus
01:22mengajak kita untuk mengubah perspektif terhadap kesulitan.
01:25Alih-alih menghindari masalah atau menganggapnya sebagai halangan,
01:29ia melihat kesulitan sebagai kesempatan.
01:32Setiap tantangan yang kita hadapi adalah sarana untuk memperkuat karakter
01:36dan mencapai kedewasaan.
01:38Dengan menghadapi kesulitan secara bijaksana,
01:41kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih tangguh.
01:45Ajaran Epictetus ini menawarkan sebuah peta jalan bagi milenial
01:50untuk menafigasi kompleksitas hidup,
01:53menemukan kedamaian di tengah kekacauan,
01:55dan membangun karakter yang kuat di era yang serba cepat ini.

Recommended