Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 5/29/2025
Single mother Zalina endures office gossip about her son Arkas unknown father, until her bosss son Arlo unexpectedly falls for her.
Transcript
00:00Buang bayi itu, Bu.
00:13Arka!
00:14Waktu ketemu Arka,
00:16untuk pertama kalinya aku merasa dibutuhkan sebagai sosok yang utuh.
00:21Mama capek nggak?
00:23Nanti kalau Arka udah besar, Arka jangan kerja.
00:26Mama itu yang terbaik.
00:30Mama berdoa, semoga kalian berjodoh.
00:33Mama akan wariskan perusahaan ini untuk kalian.
00:35Aku emang selalu membayangkan hidup aku akan selamanya bersama dengan Arlong.
00:43Kalau bisa, Mas, jangan sering-sering ke sini.
00:46Sejak kecil, IH Arka udah nggak ada.
00:49Jadi setiap ada laki-laki yang baik sama Arka, dia menganggapnya ayah.
00:54Boleh nggak Arka, Pak Joom, Papa?
00:56Apa kamu nggak ada perasaan sedikitpun sama aku?
01:02Kita nggak setara, Mas.
01:05Kisah kita nggak akan kemana-mana, Mas.
01:08Kenapa harus Jalina?
01:10Cinta memang membuat orang pintar menjadi bodoh.
01:14Tabayun, Ma.
01:14Satu kata bertulis...
01:18Kamu timnya Mbak Zalina apa Mbak Arum?
01:20Ih, kalau aku sih timnya Mbak Arum.
01:23Ya kasihan, Mas Arlo.
01:24Kalau dapet prelovan, aduh.
01:26Anglarni, saat satu jari menunjuk orang lain,
01:29empat jari sedang menunjuk diri kalian sendiri.
01:32Cinta nggak pernah salah.
01:34Siapa bilang?
01:34Cinta bisa saja salah.
01:36Cinta juga bisa berkhianat.
01:38Pada akhirnya, kita semua berhak untuk bahagia, Pak.
01:44Aku punya lebih dari seribu alasan untuk mencintai kamu.
01:49Hanya cukup satu alasan dari kamu untuk ninggalin aku.
01:54Ternyata karena hati kamu bukan buat aku.
01:58Aku itu tulus cinta sama kamu, termasuk masa lalu kamu.
02:02Surga ditelapak kaki, Bu.
02:04Cintai dan hargai keputusannya.
02:17Seburuk-buruknya, masalah lalu seseorang.
02:20Dia tetap berharga di hadapan Allah.

Recommended