Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 21/5/2025

Kategori

Manusia
Transkrip
00:00:00Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
00:00:14Alhamdulillahi Wakafatuh
00:00:19Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
00:00:29Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
00:00:39Para ulama, para habib, para masyaikh yang saya muliakan
00:00:54Yang terhormat Bapak Kapolres dan Bapak Dandim
00:01:02Sahibul Bait, segenap keluarga besar, pondok pesantren
00:01:08Proudotul mudra'an limin al'anziziyah
00:01:14Bapak bapak, ibu ibu, hadirin hadirat maasyaral muslimin yang saya cintai
00:01:23Saya bersyukur dapat menghadiri haflah maulidin nabi ilkerim
00:01:31Dan saya bangga dan terharu dengan keberadaan pondok pesantren
00:01:40Proudotul mudra'an limin al'anziziyah ini
00:01:44Sekarang ini banyak orang bisa memberi contoh
00:01:54Tapi sedikit orang bisa menjadi contoh
00:02:01Memberi contoh itu mudah, tapi menjadi contoh itu yang sulit
00:02:10Oleh karena itu pada kesempatan ini
00:02:17Kita ingin mengambil contoh bagaimana rasul melaksanakan perjuangan
00:02:24Apa modal utamanya
00:02:27Saya sampaikan tiga saja lah, mudah-mudahan selesai 10 menit
00:02:32Yang pertama, modal utama perjuangan baginda rasul adalah akhlakul karimah
00:02:43Memperbaiki akhlak dengan akhlak
00:02:51Oleh karena itu suramadu sudah selesai
00:02:57Dari dan ke Madura jadi lebih mudah
00:03:04Bahkan Madura akan jadi daerah industri
00:03:11Tetapi yang kita ingin Madura tetap lah Madura
00:03:19Akhlak tidak boleh berubah
00:03:22Zaman boleh berubah, akhlak tidak
00:03:27Masa boleh berganti, tapi keyakinan tidak boleh mati
00:03:34Nah soalnya adalah kepada siapa kita harus berakhlak
00:03:40Kita itu kan harus berakhlak kepada dua
00:03:45Kita harus berakhlak pertama kepada Allah, ini yang terpenting
00:03:5013 tahun rasul berjuang di Mekah hanya memperbaiki akhlak kepada Allah
00:03:58Menanamkan Tauhid, meluruskan akida, membangun keyakinan
00:04:0313 tahun di Mekah itu
00:04:07Dengan perhitungan, kalau fondasi kuat bangunan aman
00:04:14Kalau fondasi melenceng bangunan bengkok
00:04:19Kalau fondasi rapuh bangunan rumpuh, runtuh
00:04:24Bangunan bagaimana fondasinya, orang hidup bagaimana imannya
00:04:32Kekuasaan dan jabatan baru ada manfaatnya kalau dipegang tangan orang beriman
00:04:39Kalau tidak yang muncul fir'aun
00:04:43Harta baru terasa manfaatnya kalau dipegang tangan orang beriman
00:04:52Itulah sebabnya bangsa kita ini bukan cuma perlu orang pintar, kita perlu orang benar
00:05:00Bahkan di masyarakat lebih baik benar, tidak terlalu pintar ketimbang pintar tapi tidak benar
00:05:13Kalau sudah pintar tidak benar, rusak rakyat juga
00:05:19Disuruh ngurus beras, malah nimbun beras
00:05:26Disuruh ngurus laut, jadi bajak laut
00:05:31Disuruh ngurus hukum, bikin hukum seperti pisau, tajam ke bawah, tumpul ke atas
00:05:40Kalau yang kecil salah, hukum cepat-cepat ditegakkan
00:05:44Yang besar salah, diam pura-pura tidak mengerti
00:05:47Itu yang melukai rasa keadilan
00:05:54Mulai dari akhlak kepada Allah
00:05:57Bagaimana cara berakhlak kepada Allah, caranya dua
00:06:01Pertama jangan menyekutukannya dengan sesuatu pun
00:06:05Yang kedua jangan menyembah kecuali hanya kepadanya
00:06:10Itu akhlak kepada Allah
00:06:12Konsisten, disiplin
00:06:15Saya bersaksi tidak Tuhan selain Allah, maka saya tidak akan menyembah kecuali hanya kepada Allah
00:06:21Saya tidak akan takut kecuali hanya kepada Allah
00:06:25Saya tidak akan minta tolong kecuali hanya kepada Allah
00:06:28Saya tidak akan melarikan persoalan kecuali hanya kepada Allah
00:06:31Saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah, Nabi terakhir
00:06:36Tidak ada Nabi sesudah Nabi Muhammad
00:06:38Harga mati, titik, disiplin
00:06:41Ada yang mengaku jadi Nabi, wajib tidak percaya
00:06:47Disiplin
00:06:49Sekarang ini kan bangsa kita disiplinnya lemah
00:06:54Korupsi agak sulit diberantas
00:06:57Karena pejabat kita takut atasan tapi tidak takut Tuhan
00:07:08Itu sama dengan anak muda naik sepeda motor ngebut
00:07:12Lampu merah jalan terus, disetop sama polisi
00:07:16Prih, iya pak
00:07:18Mir, siap
00:07:20Sim, ada pak
00:07:22SMK, ada pak
00:07:23SMK, ada pak
00:07:25Tau kau lampunya merah, tau pak
00:07:28Kenapa lewat terus, saya tidak tahu ada apa-apa
00:07:31Itu disiplin kita
00:07:38Tenang benar jawabnya, seperti orang tidak salah
00:07:46Iman
00:07:49Apalagi belakangan ini
00:07:51Saya sering bilang gini pak
00:07:53Ini humor tapi agak tasawuf
00:07:58Orang yang paling tenang hidupnya itu tukang parkir
00:08:03Coba lihat tukang parkir
00:08:05Walaupun mobil banyak, mereknya bagus-bagus
00:08:09Tidak pernah sombong
00:08:12Benar ini
00:08:14Tenang
00:08:16Nanti mobil pergi satu demi satu, habis sama sekali
00:08:20Dia tidak sedih
00:08:22Tenang
00:08:24Mobil banyak tidak sombong, mobil habis tidak sedih
00:08:29Apa rahasianya?
00:08:31Ternyata, ini tasawufnya disini
00:08:34Tukang parkir tidak merasa memiliki
00:08:38Tapi merasa dititipi
00:08:42Siapa saja yang merasa memiliki, bersiaplah kehilangan
00:08:47Dan itu menyakitkan
00:08:49Tapi kalau merasa dititipi
00:08:52Jabatan, harta, anak, istri, semua dititipan
00:08:56Hiduplah seperti tukang parkir
00:08:59Pertama, dititipan tidak boleh bikin kita sombong
00:09:04Dititipi kok sombong, tidak pantas
00:09:10Ya
00:09:12Pak Zainudin, titip mobil ya
00:09:14Silahkan, yang punya mobil pergi
00:09:15Siapa tetang-tetang
00:09:17Tidak pantas dititipi kok sombong
00:09:21Ada orang dititipi jabatan oleh Allah sombong
00:09:28Dititipi sombong
00:09:32Ada tidak pejabat sombong?
00:09:34Ada
00:09:36Namanya Fir'aun
00:09:39Itu pejabat-pejabat sombong anak buah Fir'aun semua
00:09:46Dititipi harta oleh Allah jadi orang kaya, sombong
00:09:52Sama tetangga, tidak mau kenal orang lain, kecil semua
00:09:57Jalan, tidak injak tanah
00:10:00Kuntilanak
00:10:05Yang kedua, penting
00:10:07Titipan harus dijaga baik-baik
00:10:11Kalau tidak, yang nitip marah
00:10:15Yang nitip, marah
00:10:18Pak titip sepeda motor, silahkan
00:10:21Waktu diambil sepeda motor, kaca spion pecah
00:10:25Penalpot hilang
00:10:27Bimper hancur
00:10:29Marah tidak yang nitip?
00:10:31Marah, saya akan titip, kenapa tidak dijaga baik-baik?
00:10:34Dititipi harta oleh Allah jadi orang kaya
00:10:38Supaya bangun pesantren, belak yatim, santuni yang lemah
00:10:42Pelitnya 17 syetan
00:10:46Yang nitip
00:10:48Yang nitip marah
00:10:52Dititipi jabatan oleh Allah isinya korupsi saja
00:10:57Yang nitip marah
00:10:59Nah, saya mau kasih lihat sekarang
00:11:02Allah titip Indonesia
00:11:05Allah titip Indonesia
00:11:08Hai rakyat, ini Indonesia
00:11:11Aku titip, kata Allah
00:11:14Sebentar, ada meja mau naik
00:11:18Silahkan
00:11:21Iklan
00:11:26Terima kasih
00:11:28Jangan disangka kalau disediakan air teh, bidatonya jadi lama
00:11:35Dekorasi
00:11:37Sampai mana tadi?
00:11:39Hai rakyat, ini Indonesia
00:11:41Ini Indonesia, aku titip, kata Allah
00:11:44Ini negara besar dan kaya
00:11:48Titipan ini ditebus dengan keringat, air mata, darah, dan nyawa
00:11:55Ini bidatnya
00:11:57Malaysia memang merdeka, tapi diberi Inggris
00:12:00Singapura merdeka, diberi Inggris
00:12:04Indonesia merdeka, keringat, air mata, darah, dan nyawa
00:12:09Ini negara, aku titip, kata Allah
00:12:12Ini negara besar dan kaya
00:12:15Bumi-nya subur
00:12:17Di atas perut bumi-nya segala tanaman hidup
00:12:21Di bawah perut bumi-nya ada gas, minyak, batu bara
00:12:26Lautnya kaya, hutannya kaya
00:12:29Kekayaan negeri ini harus digunakan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat
00:12:34Itu amanat konstitusi
00:12:36Disalahgunakan, dikorupsi
00:12:40Yang nitip marah
00:12:43Yang nitip marah
00:12:46Kalau dia marah, dia suruh makhluknya yang lain negur
00:12:51Siapa? Merapi
00:12:56Bromo
00:12:59Anak Krakatau
00:13:02Itu Merapi demo pak
00:13:06Kalau kita rakyat demo
00:13:09Anak buahnya pak dan restoran
00:13:12Tapi kalau Merapi demo, siapa yang mau ngatasi?
00:13:17Mbak Marijan
00:13:19Selesai
00:13:24Sekarang Mbak Marijan sudah kumpul sama Mbak Surip
00:13:29Ya Allah, Mbak Resah sudah ketemu dia
00:13:32Kata Mbak Surip, tenang Mbak Marijan, tak gendong
00:13:37Aman sudah
00:13:41Aman sudah
00:13:45Saya mau bilang, Merapi itu makhluk
00:13:48Krakatau itu makhluk
00:13:50Bromo itu makhluk
00:13:52Tidak mungkin makhluk bergerak dengan sendirinya
00:13:55Pastilah ada yang menggerakkan
00:13:58Maka baik-baiklah sama yang bikin angin
00:14:02Supaya bertiuknya sesuai keperluan
00:14:06Baik-baik dengan yang bikin air
00:14:09Supaya datangnya sesuai kebutuhan
00:14:12Baik-baik sama yang bikin gunung
00:14:15Supaya meletusnya pelan-pelan
00:14:23Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
00:14:25Menjaga titipan
00:14:30Jangan menyembah kecuali hanya kepadanya
00:14:33Jangan menyekutukannya dengan sesuatu pun
00:14:40Ayo, saya ngobrol kita
00:14:43Bapak Ibu hadirin yang hadir disini ini
00:14:46Kita ini semua hamba Allah apa bukan?
00:14:49Hamba Allah
00:14:51Kata siapa?
00:14:52Kata siapa?
00:14:54Kata kita
00:14:57Kalau kata kita namanya ngaku
00:15:02Ngaku itu boleh dan murah
00:15:07Apa diakui? Kita belum tahu
00:15:13Kan baru kata kita itu
00:15:16Dan tidak otomatis kalau kita bilang
00:15:19Saya ini hambamu ya Allah
00:15:22Iya ya
00:15:24Tidak
00:15:26Tidak
00:15:28Itu kan kata kita
00:15:31Saya hamba Allah kata saya
00:15:34Berapa banyak orang perbuatannya ucapannya berkata
00:15:37Saya hamba Allah
00:15:39Perbuatannya menyatakan dia hamba setan
00:15:42Hamba nafsu, hamba dunia, budak jabatan
00:15:45Tidak sesuai ucapan dengan perbuatan
00:15:49Jadi hamba Allah itu tidak mudah digojlog, diuji
00:15:54Coba lihat
00:15:56Yang jelas diakui sebagai hamba itu baru satu
00:16:01Yang kita peringatiin
00:16:04Baginda Nabi
00:16:06Allah mengakui
00:16:08Kapan? Waktu menceritakan Isra dan Mi'raj
00:16:12Apa yang dipakai kalimat?
00:16:13Subhanallazhi asrabi abdi
00:16:18Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya
00:16:24Hambanya
00:16:26Muhammad itu hambaku
00:16:28Aku jalankan dia
00:16:30Allah mengakui
00:16:32Kapan kalimat ini turun?
00:16:34Setelah Nabi digojlog, ditembak, digomblang, diuji
00:16:39Dipitnah, dicaci maki, dilontari kotoran untak
00:16:44Sahabat-sahabatnya dibantai
00:16:47Lulus, lolos
00:16:49Muhammad betul-betul hambaku
00:16:52Ayo Isra Muhammad
00:16:54Subhanallazhi asrabi abdi
00:16:57Hambaku
00:17:01Jadi kalau mau jadi hamba Allah ya
00:17:04Diuji, digojlog, digomblang
00:17:09Nah mari kita lihat kehambaan Baginda Nabi
00:17:12Orang yang paling bersih hatinya
00:17:16Rasulullah
00:17:18Orang yang paling baik akhlaknya
00:17:21Rasulullah
00:17:23Orang yang dosanya sudah mendapat jaminan ampun
00:17:28Rasulullah
00:17:30Tapi Rasulullah
00:17:32Kalau sholat malam
00:17:34Bengkat kakinya karena rajin sujud
00:17:39Hati bersih
00:17:41Akhlak terbaik
00:17:43Dosa sudah diampuni
00:17:45Tapi kalau sholat malam kakinya bengkak karena rajin sujud
00:17:52Saya tahu
00:17:54Disini juga banyak yang kakinya bengkak
00:18:00Cuma urusannya apa
00:18:02Itu urusan masing-masing
00:18:05Pada tingkat seperti itu
00:18:08Rasulullah
00:18:10Saya perlu Allah
00:18:12Saya perlu Allah
00:18:14Saya perlu Allah
00:18:17Yang seratus tahun kita bangun
00:18:20Selesai oleh gempa tiga menit
00:18:26Yang seratus tahun kita bangun
00:18:29Ternyata selesai oleh gempa tiga menit
00:18:34Kita perlu Allah
00:18:38Kita perlu Allah
00:18:45Makanya
00:18:48Musibah itu kan
00:18:50Kalau menimpa orang baik-baik namanya ujian
00:18:55Kalau menimpa orang setengah baik
00:18:59Setengah baik itu paruh-paruh
00:19:02Yang bikin malaikat bingung
00:19:05Sholat rajin, maksiat tekun
00:19:10Baca Qur'an mau, fitnah orang hobi
00:19:14Ngaji-ngaji nyolong jalan terus
00:19:19Untung disini gak ada yang begitu
00:19:22Di Jakarta banyak
00:19:24Disini insya Allah sama
00:19:31Orang separuh-separuh seperti itu
00:19:33Kalau dapat musibah itu namanya teguran
00:19:36Bukan ujian
00:19:38Kenapa ditegur?
00:19:39Lalai
00:19:41Nah, kalau orang jahat dapat musibah
00:19:44Itu namanya bersekot
00:19:46Ruang muka tanda jadi
00:19:49Kontannya nanti di akhirat
00:19:54Kalau diuji
00:19:55Bukan saja harus sabar
00:19:57Tapi harus lulus
00:19:59Kalau ditegur
00:20:00Introspeksi
00:20:01Perbaiki yang kurang
00:20:02Kurangi yang memang berlebihan
00:20:07Bertali-tali bersambung-sambung musibah ini
00:20:10Dan musibah kalau datang
00:20:12Tidak pernah memilih
00:20:14Tidak pernah memilih
00:20:17Bapak, Ibu, hadirin yang saya muliakan
00:20:20Jadi mari yang pertama jaga akhla kita kepada Allah
00:20:24Jangan menyegutukannya dengan sesuatu pun
00:20:27Jangan menyembah
00:20:28Kecuali hanya
00:20:29Kepadanya
00:20:32Sekarang kan
00:20:34Musim
00:20:35Entertain
00:20:36Orang pandai membangun pencitraan
00:20:40Orang pinter bikin bungkusan
00:20:45Sekarang ini
00:20:46Kiai sama dukun
00:20:47Tipis bedanya
00:20:50Bener, Pak
00:20:52Pemburu hantu pakai sorban
00:20:55Pakai gamis
00:20:58Nanti kiai pakai helm
00:21:01Atribut sudah kacau sekarang ini
00:21:03Siapa pakai apa
00:21:05Siapa mau jadi apa
00:21:06Tidak jelas
00:21:10Sementara masyarakat kita memang agak kutil
00:21:14Kurang teliti
00:21:16Cepat heran
00:21:17Gampang kagum
00:21:20Pernah terjadi satu saat
00:21:22Tabrakan di jalan
00:21:24Keras sekali
00:21:25Korban jatuh berlumur darah
00:21:27Dikerubungi orang banyak
00:21:29Datang wartawan
00:21:31Mau ambil gambar dari dekat sulit
00:21:33Banyak sekali orang ngerubung
00:21:36Dia cari akal
00:21:38Tolong
00:21:39Saya dikasih jalan ke dekat korban
00:21:42Orang menoleh semua
00:21:43Saudara siapa
00:21:44Saya bapaknya korban
00:21:47Dia yang mengaku bapaknya korban
00:21:49Ya orang minggir semua
00:21:51Minggir, minggir
00:21:52Bapaknya korban
00:21:54Orang minggir semua
00:21:55Dia maju ke depan korban
00:21:57Sampai di depan korban
00:21:58Pucat mukanya itu wartawan
00:22:00Kenapa
00:22:01Yang ketabrak anak monyet
00:22:06Dia sudah mengaku bapaknya korban
00:22:13Ini cerita pendek
00:22:14Tapi pesannya dalam
00:22:16Kalau belum kenal benar
00:22:18Jangan cepat-cepat mengakui
00:22:21Ya
00:22:22Ya
00:22:23Rakyat harus cerdas sekarang ini
00:22:26Emas pasti kuning
00:22:28Benar itu
00:22:30Apa semua yang kuning
00:22:32Pasti emas
00:22:35Sudah cerdas lah itu
00:22:36Sudah cerdas lah itu
00:22:40Hati-hati ini zaman pencitraan
00:22:44Orang pandai bikin bungkusan
00:22:47Oleh karena itu kita juga harus punya filter
00:22:52Supaya tidak hanyut oleh
00:22:55Kedangkalan-kedangkalan pencitraan itu
00:23:01Satu itu
00:23:03Akhlak kepada Allah
00:23:06Yang kedua kepada siapa kita berakhlak
00:23:08Kepada sesama manusia
00:23:12Kepada sesama manusia itu siapa
00:23:14Pertama sesama muslim
00:23:17Malam ini saya hadir disini
00:23:19Saya tidak merasa tamu
00:23:21Saya hanya keluarga
00:23:23Di tengah keluarganya
00:23:27Bahwa saya lahir di Jakarta
00:23:29Itu sih kebetulan
00:23:31Saya enggak pesan
00:23:35Yang kita tidak pesan
00:23:38Jangan diributkan
00:23:39Oh kita enggak pesan
00:23:42Warna kulit seperti ini
00:23:44Kita enggak pesan
00:23:46Dari suku apa lahir kita enggak pesan
00:23:49Potongan seperti ini
00:23:51Kita enggak pesan
00:23:54Islam membebaskan manusia
00:23:56Dari ras diskriminasi
00:23:58Pada waktu yang bersamaan
00:24:00Islam mengangkat harkat
00:24:02Derajat martabat kaum wanita
00:24:04Ini kasian dari tadi enggak diajak ngomong nih
00:24:08Pada waktu yang bersamaan
00:24:09Islam mengangkat harkat
00:24:11Derajat martabat kaum wanita
00:24:13Tuh
00:24:15Ibu-ibu mestinya lebih terima kasih
00:24:17Sama Rasulullah
00:24:19Sebelum Rasulullah datang
00:24:21Nasib perempuan menyedihkan
00:24:23Dilecehkan
00:24:25Harganya murah
00:24:27Sebelum Rasulullah datang
00:24:29Murah
00:24:33Sebelum Rasulullah datang
00:24:37Murah
00:24:40Coba lihat wanita sebelum Islam sedih
00:24:44Dilahirkan hanya untuk melahirkan
00:24:48Alat pemuas nafsu
00:24:51Kalaupun berperan
00:24:52Peranannya cuma segitiga
00:24:54Dapur, sumur, kasur
00:24:56Kasur, sumur, dapur
00:24:59Butar-butar disitu saja
00:25:03Enggak usah di Arab
00:25:05Dunia
00:25:06Di Jawa
00:25:07Raja-raja Jawa sebelum kenal Islam
00:25:10Saya enaknya ngumpuli perempuan
00:25:12Selirnya yang 30, 50
00:25:15Sultan-sultan di Turki
00:25:17Piarah haram ratusan orang perempuan
00:25:21Kaisar terakhir dinasti Ming, Cina
00:25:24Bangun istana seribu kamar
00:25:26Istrinya seribu
00:25:30Itu saya coba pikir
00:25:32Raja kalau istrinya seribu
00:25:34Kapan pake kolor itu raja
00:25:44Rasulullah datang
00:25:45Terinyum An Nisa Imadul Bilad
00:25:48Perempuan jangan diperlakukan begitu
00:25:50Perempuan tiang negara
00:25:52Kalau baik perempuan baik negara
00:25:54Kalau rusak perempuan hancur negara
00:25:59Waktu ditanya ya Rasulullah
00:26:00Siapa yang paling harus saya taati di dunia
00:26:03Ibumu
00:26:04Setelah itu siapa lagi
00:26:06Ibumu
00:26:07Setelah itu siapa lagi
00:26:09Ibumu
00:26:10Setelah itu siapa lagi
00:26:12Bapakmu
00:26:14Menghargai perempuan
00:26:15Ibumu, ibumu, ibumu
00:26:18Bapakmu
00:26:20Ibu tiga kali disebut
00:26:23Bapak
00:26:25Bapak
00:26:26Satu kali
00:26:27Ibu
00:26:29Tiga kali
00:26:30Bapak
00:26:31Satu kali
00:26:33Ibu
00:26:35Tiga
00:26:36Bapak
00:26:38Satu
00:26:39Satu bapak
00:26:44Gimana sih ngitungnya jadi kerok begini
00:26:48Salah ngitungnya salah
00:26:58Lalu dicairkan kehidupan kemasyarakatan di masjid
00:27:02Masya Allah masjid itu pendidikan demokrasi betul
00:27:06Pertama
00:27:07Siapapun masuk masjid
00:27:09Copot sandal buka sepatu
00:27:12Benar itu
00:27:14Ini masyarakat yang mau kita bangun
00:27:17Tidak ada warga negara kelas satu
00:27:19Semua sama
00:27:22Lurah masuk masjid buka sepatu
00:27:28Jamat masuk masjid buka sepatu
00:27:33Gubernur masuk masjid buka sepatu Nur
00:27:40Nikmatnya masyarakat masjid
00:27:43Nikmatnya masyarakat masjid
00:27:48Coba
00:27:51Binatang saja harganya tidak sama
00:27:55Sapi yang mahal yang gemuk
00:27:59Betul
00:28:00Karena harga sapi pada dagingnya
00:28:03Makin gemuk sapi makin mahal harganya
00:28:07Tapi ada burung perkutut lebih mahal dari sapi
00:28:12Padahal dagingnya sedikit betul
00:28:16Kenapa harganya lebih mahal dari sapi
00:28:18Harga perkutut
00:28:21Suaranya
00:28:24Dimana harga manusia
00:28:27Yang paling gemuk
00:28:31Silahkan bersaing dengan sapi
00:28:34Maaf maaf maaf maaf
00:28:47Masyarakat masjid
00:28:50Sudah coba sedal buka sepatu? Sudah
00:28:53Masuk ke dalam sholat berjamaah
00:28:55Kalau sudah ke dalam sholat berjamaah
00:28:57Tidak pernah kita usil dari mana orang datang
00:29:00Yang penting kemana dia menghadap
00:29:03Itu masyarakat masjid
00:29:05Dari mana kamu?
00:29:07Dari Kidul pak
00:29:10Kamu dari mana?
00:29:12Dari Lor pak
00:29:14Kamu dari mana?
00:29:15Dari Kulon
00:29:17Ini kan konsep Bineka Tunggal Ika
00:29:22Dari manapun orang datang
00:29:24Apapun warna kulitnya
00:29:26Dari suku apapun ia dilahirkan
00:29:28Kalau akidahnya sama
00:29:30Itu
00:29:31Sudara kita
00:29:34Lalu sholat berjamaah
00:29:37Habis itu hidup bermasyarakat
00:29:39Berbangsa dan bernegara
00:29:41Harus ada imam harus ada makmum
00:29:48Kenapa?
00:29:50Ini saya harus agak hati hati ya
00:29:53Pakai sarung angin ini
00:29:59Apa tadi? Ngomong apa saya?
00:30:02Sholat berjamaah
00:30:03Bermasyarakat
00:30:04Berbangsa dan bernegara
00:30:06Ada imam ada makmum
00:30:10Siapa makmum?
00:30:11Kita ini rakyat
00:30:13Siapa imam?
00:30:14Para pemimpin negara
00:30:17Apa bedanya?
00:30:19Imam harus dipilih
00:30:21Makmum?
00:30:22Makmum gak usah
00:30:24Coba baca kita pikir yang setebal apapun
00:30:27Gak ada bab pemilihan makmum
00:30:30Gak usah makmum gak usah dipilih
00:30:33Orang buta boleh jadi makmum
00:30:35Orang bisu boleh jadi makmum
00:30:37Tukang mabok boleh jadi makmum
00:30:39Tapi gak tiap orang boleh jadi imam
00:30:43Imam harus dipilih
00:30:46Siapa?
00:30:47Yang jadi imam?
00:30:48Yang jadi imam?
00:30:49Pertama
00:30:52Orang yang paling alim di kampung
00:30:54Mau angkat jadi imam
00:30:56Yang paling alim
00:30:58Bukan yang paling tua
00:31:02Yang paling alim
00:31:05Tau urusan
00:31:06Punya konsep
00:31:07Punya visi dan misi
00:31:09Mengerti negara ini mesti dibawa kemana
00:31:12Jalan keluarnya apa
00:31:14Angkat jadi imam
00:31:17Pak ada dua orang pak
00:31:19Alimnya sama
00:31:20Yang mana yang dipilih?
00:31:21Kalo ada dua orang alimnya sama
00:31:24Kata nabi
00:31:26Yang lebih faseh lidahnya
00:31:29Apa artinya faseh?
00:31:31Nyambung sama rakyat
00:31:34Tau apa yang dimaui rakyat
00:31:37Nyambung
00:31:39Gak sah orang faseh bermakmum kepada imam cedal
00:31:47Kenapa bu?
00:31:53Nyambung
00:31:54Capek kalo punya imam gak nyambung sama makmum
00:31:58Makanya kalo sudah jadi imam pesan nabi apa?
00:32:05Kalo kamu jadi imam ringankan sholat kamu
00:32:08Jangan terlalu panjang
00:32:10Itu makmum tidak sama kekuatannya
00:32:13Ada yang tua rentak diri saja sudah gemetar
00:32:17Ada makmum yang punya darah tinggi
00:32:19Kalo sejud lama kepalanya sakit
00:32:22Ada makmum yang sudah janji
00:32:24Habis sholat mau terima uang
00:32:27Jangan kalo sudah jadi imam di kota
00:32:29Sholat isya berjamaah
00:32:31Rekat pertama selesai fatehah
00:32:33Yasin
00:32:35Bubar makmum
00:32:37Jadi imam jangan terlalu lama
00:32:40Kayak Hosni Mubarak
00:32:43Kelamaan jadi imam
00:32:4530 tahun rakyat capek
00:32:54Bapak ibu hadirin yang saya hormati
00:32:57Nah masyarakat islam ini loyal
00:32:59Taat setia
00:33:00Kapan?
00:33:01Kalo imamnya benar
00:33:03Imam takbir makmum takbir
00:33:05Imam rukuh makmum rukuh
00:33:08Imam iktidal makmum iktidal
00:33:10Imam sujud makmum sujud
00:33:13Tapi masyarakat islam tidak buta
00:33:17Imam keliru makmum wajib menegur
00:33:22Bagaimana negurnya?
00:33:24Masjidnya rukuh imam sujud
00:33:26Wah keliru ini
00:33:27Subhanallah
00:33:29Kan gitu
00:33:30Itu aturan main
00:33:31Tak boleh imam keliru makmum emosi
00:33:35Main pegang
00:33:38Kacau sulat
00:33:44Imam buang angin
00:33:48Apa makmum lalu berkata
00:33:50Demi kesetiaan saya kepada imam
00:33:54Imam buang angin saya lebih keras lagi
00:33:58Goblok
00:34:05Sampai situ imam buang angin
00:34:07Minggir
00:34:09Tak usah ribut
00:34:10Yang di belakang
00:34:11Satu orang maju ke depan
00:34:12Lanjutkan pekerjaan imam
00:34:14Yang penting imam tahu diri
00:34:16Buang angin
00:34:17Minggir
00:34:19Ini negara rusak
00:34:21Karena imam sudah buang angin
00:34:23Tenang aja
00:34:24Kayak orang gak salah gitu loh
00:34:27Tepuk tangan
00:34:32Selesai solat
00:34:33Dikasih tahu imam tadi buang angin ya
00:34:35Sedikit
00:34:37Apa kalau gak sedikit
00:34:39Lalu gak rusak solat itu
00:34:43Nah
00:34:44Dalam berjaga akhlak kepada sesama
00:34:46Ayo
00:34:47Kita jaga kesatuan
00:34:49Persatuan
00:34:50Kerukunan
00:34:51Kekompakan
00:34:53Ini pesan tren
00:34:56Ini aset kita
00:35:00Keberadaannya
00:35:01Pengembangannya
00:35:02Kelangsungannya
00:35:03Bukan segera tanggung jawab pengurusnya
00:35:06Tanggung jawab kita
00:35:07Sesuai dengan bidang
00:35:08Dan kemampuan masing-masing
00:35:11Yang punya jabatan
00:35:13Bantu dengan wunangnya
00:35:16Yang punya harta
00:35:17Bantu dengan uangnya
00:35:20Yang punya tenaga
00:35:21Bantu dengan tenaganya
00:35:24Yang bisa doa
00:35:25Bantu dengan doanya
00:35:28Yang gak bisa apa-apa
00:35:29Bantu dengan diam
00:35:32Diam saja lumayan loh itu
00:35:34Membantu
00:35:37Bapak ibu hatirin
00:35:38Yang saya hormati
00:35:39Saya ingat almarhum
00:35:40Panglima Besar Sudirman
00:35:41Pernah bilang
00:35:43Kamu itu
00:35:44Kalau mau menang
00:35:45Harus kuat
00:35:47Kalau mau kuat
00:35:48Harus bersatu
00:35:50Kalau mau bersatu
00:35:52Hidupkan semangat silaturrahmi
00:35:56Mau menang
00:35:57Harus kuat
00:35:59Mau kuat
00:36:00Harus bersatu
00:36:01Mau bersatu
00:36:02Hidupkan silaturrahmi
00:36:06Bapak ibu hatirin
00:36:08Rukun antarumat seagama
00:36:14Beda pendapat
00:36:15Boleh
00:36:18Marah
00:36:19Jangan
00:36:22Kalau di Jakarta kan
00:36:23Sekarang lagi musim
00:36:25Apa itu
00:36:26Wahabi-wahabi
00:36:27Yang bida'ah sedikit-sedikit
00:36:28Bida'ah itu
00:36:30Saya sih bilang
00:36:31Yang suka tahlil
00:36:33Bagus
00:36:34Terusin
00:36:35Yang gak suka tahlil
00:36:37Gak apa-apa
00:36:38Tapi jangan mencacimaki
00:36:40Yang suka tahlil
00:36:42Yang mabuk masih banyak
00:36:43Kok yang tahlil
00:36:44Dicacimaki
00:36:46Kita nih seperti
00:36:47Orang kurang kerjaan
00:36:52Waktu guru saya
00:36:58Saya ajak orang baca fatiha
00:37:02Selesai
00:37:03Saya lagi duduk di belakang
00:37:04Seorang pengusaha
00:37:05Nemeni saya
00:37:06Nemui saya
00:37:07Kiai
00:37:08Kenapa
00:37:09Saya coba ingin kepastian
00:37:11Apa
00:37:12Orang yang sudah mati
00:37:13Dibacakan fatiha itu
00:37:15Apa pahlanya sampai
00:37:17Saya bilang gini mas
00:37:18Kamu kalau gak percaya
00:37:19Mati aja dulu
00:37:22Saya bacain fatiha
00:37:23Tunggu disono
00:37:25Kalau gak nyampe
00:37:26Balik lagi gak apa-apa
00:37:35Depan rumah saya itu ada masjid pak
00:37:37Pakai bedok seperti itu
00:37:40Ada temen saya
00:37:44Kiai
00:37:45Pakai bedok masjidnya
00:37:46Iya pakai
00:37:48Kan Rasulullah gak pakai
00:37:50Enggak memang
00:37:52Siapa bilang
00:37:54Bedok itu bukan agama
00:37:56Itu budaya
00:37:57Tanda masuk waktu
00:37:59Bukan manggil orang sholat
00:38:01Manggil orang sholat
00:38:02Pakai azan
00:38:04Tanda masuk waktu
00:38:05Itu hebatnya Walisawo
00:38:06Pakai bedok
00:38:08Kalau gak mau pakai bedok
00:38:09Boleh
00:38:10Teriak-teriak juga boleh
00:38:16Tapi Walisawo kan bijaksana
00:38:18Pakai bedok saja
00:38:19Sekali pukul
00:38:20Satu desa dengar
00:38:23Itu bijaksananya dakwah Walisawo
00:38:26Kalau bedok dianggap
00:38:27Bid'ah
00:38:28Miskin kita
00:38:30Itu budaya
00:38:32Seperti sepeda motor
00:38:33Itu budaya
00:38:35Kalau gak mau pakai bedok
00:38:36Boleh
00:38:37Teriak-teriak juga boleh
00:38:43Tapi Walisawo kan bijaksana
00:38:45Pakai bedok saja
00:38:46Sekali pukul
00:38:47Satu desa dengar
00:38:50Itu bijaksananya dakwah Walisawo
00:38:53Kalau bedok dianggap
00:38:54Bid'ah
00:38:55Miskin kita
00:38:57Itu budaya
00:38:59Seperti sepeda motor
00:39:00Itu budaya
00:39:02Kalau bedok dianggap
00:39:03Bid'ah
00:39:04Sepeda motor
00:39:05Bid'ah tuh
00:39:06Rasulullah gak pakai
00:39:07Jual
00:39:08Beliin
00:39:09Untak
00:39:17Ayo cari persamaan
00:39:19Jangan memperbesar perbedaan
00:39:21Hormati pendapat orang
00:39:23Kalau pendapat kita
00:39:24Juga ingin dihormati
00:39:27Kasus Ahmadiyah
00:39:29Meledak lagi
00:39:30Digesik Banten
00:39:32Lalu pendekar-pendekar
00:39:33HAM
00:39:34Menganggap itu tirani
00:39:37Mengganggu kebebasan beragama
00:39:39Dia lupa bahwa Ahmadiyah
00:39:41Masalahnya
00:39:42Bukan kebebasan beragama
00:39:44Tapi penodaan terhadap agama
00:39:48Kalau kebebasan beragama sih
00:39:50Umat Islam welcome
00:39:52Orang mau Hindu
00:39:53Mau Buddha
00:39:54Mau Kristen
00:39:55Bebas memilih agamanya masing-masing
00:39:58Tapi ini
00:39:59Kena Ahmadiyah lain
00:40:00Ngakunya Islam
00:40:01Tapi ada Nabi lagi
00:40:02Sesudah Nabi Muhammad
00:40:04Namanya Mirza Ghulam Ahmad
00:40:06Asal dari India
00:40:11Sudara hadirin yang saya hormati
00:40:13Ini yang pernah sih
00:40:14Penodaan terhadap agama
00:40:16Kalau gak ngaku Islam
00:40:17Gak masalah
00:40:21Supaya mau aman
00:40:22Caranya cuma dua
00:40:24Ahmadiyah jadi agama sendiri
00:40:27Karena
00:40:28Malaysia sudah melarang
00:40:30Brunei sudah
00:40:31Rabi tau alam islami
00:40:32Menyatakan aliran sesat
00:40:34Saudi Arabia
00:40:35Melarang pengikut Ahmadiyah
00:40:37Pergi bikin haji
00:40:39Dan dianggap non muslim
00:40:41Cuma memang
00:40:42Pemerintah kita
00:40:43Nggak tegas
00:40:44Kalau dari dulu
00:40:45Dinyatakan dilarang
00:40:46Nggak akan ada lagi
00:40:47Kasus-kasus seperti itu
00:40:56Nah selain itu
00:40:57Kita umat juga harus disiplin
00:40:59Coba sudah berapa banyak
00:41:00Nabi bermunculan di Indonesia
00:41:04Dan Indonesia ini seheran
00:41:05Indonesia ini pasar bagus
00:41:08Kalau ada Nabi
00:41:09Ada aja pengikutnya seheran
00:41:12Indonesia ini pasar bagus
00:41:17Ada Ahmad Mosaddegh Al-Qiyadah
00:41:20Jadi Nabi
00:41:22Konsultan bulu tangkis
00:41:25Jadi Nabi
00:41:27Dapat wahyunya di Bogor
00:41:31Ditangkap polisi empat tahun
00:41:34Muncul lagi di Bandung
00:41:36Namanya Sayuti
00:41:38Tukang cukur
00:41:40Ngaku dapat wahyu
00:41:41Jadi Nabi
00:41:42Ditangkap polisi lagi
00:41:43Dua tahun
00:41:47Di Malang
00:41:48Ustadz Roy
00:41:51Sebenarnya petinju dia
00:41:52Masuk Islam
00:41:53Mu'alaf
00:41:54Belajar Islam
00:41:55Nggak pakai guru
00:41:57Di utak atik ayat Kuran
00:41:59Sholat kita harus mengerti artinya
00:42:01Maka sholat boleh pakai bahasa masing-masing
00:42:04Ramai masjid
00:42:07Dua tahun penjara
00:42:10Di Jakarta muncul lagi
00:42:11Lia Edan
00:42:13Ngaku Jibril
00:42:16Ditangkap juga oleh polisi
00:42:19Salut sama polisi kita
00:42:21Bukan cuma teroris
00:42:22Jibril ditangkap
00:42:29Saya bilang sama teman-teman polisi
00:42:31Untung di ngaku Jibril
00:42:33Coba kalau di ngaku Israel
00:42:35Lebih gawat itu
00:42:41Yang parah
00:42:42Antara Cirebon-Losari dia
00:42:44Perbatasan Jawa Tengah Jawa Barat
00:42:46Pernah muncul agama baru
00:42:48Namanya agama Jasun
00:42:51Agama Jawa Sunda
00:42:53Agama Jasun
00:42:55Jawa Sunda
00:42:56Yang jadi Nabi
00:42:58Tugimin
00:43:02Saya bilang ini
00:43:03Jangan jadi Nabi
00:43:04Jadi Kiai juga
00:43:05Nggak angker ini
00:43:07Al Mukarram
00:43:08Bapak Kiai Tugimin
00:43:11Nggak enak
00:43:15Yang lebih nggak enak
00:43:17Selawatannya
00:43:18Kalau kita kan tadi nikmat
00:43:20Ya Habibiyah Muhammad
00:43:23Nikmat rasanya itu
00:43:25Coba ganti sama yang tadi
00:43:27Wah
00:43:28Ya Habibiyah Tugimin
00:43:32Nggak enak itu
00:43:38Jadi umat Israel itu
00:43:40Sangat menghormati
00:43:42Orang lain agama
00:43:45Soal agama orang lain
00:43:48Lagum Denugum
00:43:50Awas hati-hati kalimatnya
00:43:52Kita menghormati
00:43:54Orang lain agama
00:43:58Soal agama orang lain
00:44:01Lagum Denugum
00:44:04Kita memang yakin
00:44:06Cuma Islam agama yang benar
00:44:08Tapi bukan berarti kita boleh
00:44:10Menghina agama orang lain
00:44:13Kenapa?
00:44:14Kalau agama kita yang dihina
00:44:16Kita kan sakit hati
00:44:18Orang lain
00:44:19Sama dong
00:44:22Itu sebabnya Allah berpesan
00:44:25Jangan kau cacimaki Tuhan mereka
00:44:28Karena mereka akan balas
00:44:30Mencacimaki Tuhanmu
00:44:32Dan itu artinya
00:44:33Mencacimaki Aku
00:44:35Kata Allah
00:44:38Jelas ini
00:44:40Jelas
00:44:42Justru karena umat Islam
00:44:44Mayoritas di Indonesia
00:44:45Maka kerukunan antara umat beragama
00:44:48Terjaga dengan baik
00:44:51Oh kalau umat Islam
00:44:53Mau main kasar
00:44:54Mau main kayu
00:44:56Mau main keras
00:44:58Umat Islam ini 85%
00:45:02Yang lain pasti selesai
00:45:05Saya jamin selesai
00:45:08Tapi kan tidak
00:45:10Kita sadar betul ini negara Pancasila
00:45:14Kita sadar betul
00:45:16Bahwa kita harus menghargai
00:45:18Orang lain agama
00:45:21Menjaga kerukunan
00:45:22Rukun antara umat beragama
00:45:27Yang ketiga
00:45:28Rukun antara umat beragama
00:45:30Dengan pemerintah
00:45:35Dulu saya bilang
00:45:37Sultanun zulum khairun min fitnatin tadum
00:45:41Pemerintah yang jelek pun
00:45:43Sebenarnya masih lebih lumayan
00:45:45Ketimbang tidak ada pemerintahan
00:45:47Kalau itu ukurannya
00:45:49Coba umpama nanti Pak SBY
00:45:52Sudah terlalu pusing
00:45:54Lalu pengumuman jam 00.00
00:45:57Seluruh rakyat Republik Indonesia
00:45:59Saya umumkan mulai malam ini
00:46:01Tepat jam 00.00
00:46:03Pemerintah bubar
00:46:06Bayangkan seperti apa kita tanpa pemerintah
00:46:09Hukum rimba
00:46:10Yang kuat menekan yang lemah
00:46:12Yang kaya merampok yang miskin
00:46:14Rumah saudara dirampok
00:46:16Lapor ke polisi
00:46:17Kata Kapolres
00:46:18Maaf polisi baru bubar
00:46:21Asasi diinjak-injak
00:46:23Lapor ke pengadilan
00:46:24Pengadilan bubar
00:46:26Masih ada pemerintah saja
00:46:28Yang kuat suka menekan yang lemah
00:46:30Apalagi kalau tidak ada pemerintah
00:46:36Karena itu ulama dan umaruk
00:46:38Dua pilar utama
00:46:41Kalau kuat keduanya
00:46:42Kuatlah masyarakat
00:46:43Kalau rapuh keduanya
00:46:45Maka rapuhlah juga masyarakat
00:46:48Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
00:46:50Ini yang kedua
00:46:51Kita harus berakhlak kepada sesama
00:46:55Yang ketiga
00:46:56Kepada siapa kita harus berakhlak
00:47:01Kenapa?
00:47:02Iya saya cuma lihat jam
00:47:06Yang ketiga
00:47:07Kepada siapa kita harus berakhlak
00:47:09Kita ini harus berakhlak kepada makhluk Allah yang lain di luar manusia
00:47:16Kepada air
00:47:17Kita harus berakhlak loh Pak
00:47:22Saya dulu remaja
00:47:23Ngaji fikih
00:47:24Kiai ngajar
00:47:25Makroh buang air kecil di tanah yang berlubang
00:47:30Saya protes
00:47:31Kenapa makroh kiai?
00:47:32Pertama
00:47:33Pertama
00:47:34Untuk kesehatan
00:47:35Siapa tau di lubang yang kau kencingi
00:47:38Ada gas beracun
00:47:41Kalau tidak kiai
00:47:42Kalau tidak
00:47:43Maka artinya kau harus melindungi binatang yang ada di dalam lubang
00:47:48Siapa tau di lubang yang kamu kencingi
00:47:51Ada semut
00:47:52Sedang rapat
00:47:54Membahas masalah Mesir
00:47:57Apa dosanya lalu mati di kencingi?
00:48:00Ini namanya rohmatan li semut
00:48:04Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
00:48:09Ada hadis sederhana
00:48:15Kalau kamu menyembelih hewan
00:48:17Sembelilah dengan cara yang terbaik
00:48:19Jangan nyembelih ayam pakai pisau tumpul
00:48:22Itu namanya tidak berperi ke binatangan
00:48:26Kepada ayam kita berakhlak
00:48:28Kepada pohon kita berakhlak
00:48:30Kepada air kita berakhlak
00:48:32Kenapa sekarang alam tidak seramah dulu?
00:48:35Karena kita juga tidak ramah kepada alam
00:48:40Kenapa sering terjadi banjir?
00:48:42Karena tempat air kita kurangi
00:48:44Dia bingung mau kemana
00:48:48Air gak punya tempat
00:48:50Akhirnya masuk ke rumah kita juga
00:48:53Masuk dalam
00:48:54Dalam
00:49:00Karena kita tidak berakhlak kepada lingkungan
00:49:04Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
00:49:08Jadi
00:49:10Itu yang pertama
00:49:11Model utama perjuangannya
00:49:15Mau sukses
00:49:16Utamakan akhlak
00:49:19Industrialisasi boleh terjadi di Madura
00:49:22Jalan berhotmik licin
00:49:24Oke listrik masuk desa Alhamdulillah
00:49:26Tapi akhlak jangan berubah
00:49:28Akidah jangan goyah
00:49:35Teknologi tidak bahaya
00:49:37Yang bahaya orang yang menggunakannya
00:49:42Wayang itu yang namanya cepot
00:49:46Itu bisa selawat badar
00:49:48Kalau yang megang anong suroto
00:49:51Cepot
00:49:52Bisa selawat badar
00:49:54Kalau yang megang anong suroto
00:49:57Wayang bagaimana dalamnya
00:49:59Teknologi bagaimana orang yang menggunakannya
00:50:05Satu
00:50:06Yang kedua
00:50:07Yang kita contoh dari baginda Rasul
00:50:10Beliau itu sejak kecil
00:50:12Tidak dimanjakan Pak
00:50:15Lahir ke dunia
00:50:16Tidak sempat melihat wajah Bapak
00:50:19Umur enam tahun
00:50:20Ditinggal ibu
00:50:22Umur sembilan tahun
00:50:24Ngembala kambing
00:50:25Berniaga ke Syam
00:50:27Syam itu Syria sekarang
00:50:29Umur sembilan tahun
00:50:30Bisnis lintas negara
00:50:32Dari Saudi ke Syria
00:50:35Bermaja tidak dimanjakan
00:50:37Kerja keras peras keringat
00:50:39Banting tulang
00:50:40Tidak ada pekerjaan halal yang hina
00:50:44Lahir pribadi yang tegar
00:50:46Mental yang tahan banting
00:50:48Manusia yang tidak cengeng
00:50:51Karena sejak kecil ditempa oleh kesulitan
00:50:56Jadi gini
00:50:57Orang itu kalau biasa susah
00:51:00Ketemu susah
00:51:02Tidak kaget Pak
00:51:04Mentalnya kuat
00:51:06Saya santri
00:51:08Biasa makan kangkung
00:51:10Datang ke rumah temen
00:51:12Dikasih kangkung
00:51:13Loh makanan saya ini
00:51:15Dikasih daging ayam
00:51:17Nambah
00:51:19Orang itu kalau biasa susah enak
00:51:22Saya santri
00:51:24Biasa tidur di masjid
00:51:26Disuruh nginep di hotel
00:51:28Pules Pak
00:51:30Tapi yang biasa tidur di hotel
00:51:32Suruh nginep di masjid
00:51:34Encok
00:51:39Hidup ini perjuangan
00:51:41Mau sukses harus berani susah
00:51:43Jangan seperti dulu
00:51:45Ini cerita santri
00:51:47Ada santri berternak lebah
00:51:49Ngambil maduknya itu
00:51:51Suatu hari
00:51:53Dia mau periksa sarang lebah
00:51:55Naik ke pohon pakai tangga
00:51:57Pakai sarung biasanya santri
00:51:59Dia lupa ada bagian sana dalam
00:52:01Naik pohon periksa
00:52:04Entah bagaimana terpegang sarang lebah itu
00:52:07Berhamburan lebahnya keluar
00:52:10Salah satu masuk ke sarungnya
00:52:13Tergigitlah
00:52:15Al-Mukarramnya itu
00:52:20Dia menjerit
00:52:22Aduh jatuh berguling ke bawah
00:52:24Sudah lama jatuh
00:52:26Dia buka sarungnya
00:52:28Dia lihat bengkak
00:52:30Karena bengkak kan jadi besar
00:52:32Sedang juga dia
00:52:34Eh dia berdoa
00:52:36Ya Allah hilangkan sakitnya
00:52:38Biarlah bengkaknya
00:52:43Ini kan
00:52:46Ini doa orang gak konsekuen
00:52:50Orang bengkak dan sakit itu paket
00:52:54Mau bengkak dia harus berani sakit
00:52:57Masa sakitnya bengkaknya mau
00:53:00Sakitnya gak mau
00:53:04Itu satu itu
00:53:06Yang kedua kita ini sering
00:53:08Kalau punya cita-cita
00:53:10Sering seperti rapat tikus
00:53:14Satu hari
00:53:16Sekelompok tikus rapat
00:53:19Rapat paripurna tikus
00:53:23Untuk mengantisipasi bahaya kucing
00:53:28Bagaimana?
00:53:29Supaya kucing itu jangan lagi
00:53:31Mengganggu kita
00:53:34Akhirnya
00:53:35Ada yang mengusulkan
00:53:37Begini
00:53:38Bagaimana kalau di leher kucing
00:53:40Kita gantungkan lonceng
00:53:43Supaya kalau dia datang dari jauh
00:53:45Suaranya sudah kedengaran
00:53:47Dan kita bisa lari menyelamatkan diri
00:53:50Wah cerdas
00:53:51Setuju
00:53:52Setuju semua
00:53:53Setuju
00:53:54Setuju
00:53:55Setuju
00:53:56Bagus
00:53:57Oke
00:53:59Waktu pembicaraan dilanjutkan
00:54:02Tikus mana yang mau menggantungkan lonceng ke leher kucing
00:54:07Rapat bubar
00:54:13Setuju aku
00:54:16Waktu bekerja selesai
00:54:22Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
00:54:24Terutama anak-anak saya para santri
00:54:26Remaja
00:54:27Pemuda
00:54:29Hidup ini persaingan
00:54:32Bapakmu tamat SD nak
00:54:33Kau sarjana
00:54:34Bapakmu cuma jadi RT nak
00:54:36Kau camat
00:54:38Bapakmu tukang tabal ban
00:54:40Kau harus punya pabrik ban
00:54:45Um anak saya pertama dulu
00:54:47Saya titip mondok di tebu hiran
00:54:51Tahun pertama pulang saya kontrol
00:54:54Sini kau, apa hasilmu setahun di pesantri
00:54:58Dia sodorkan saya
00:55:01Sebuah piagam penghargaan
00:55:03Juara lomba pidato di mondok ini
00:55:06Saya heran ini anak
00:55:08Di rumah jarang ngomong
00:55:10Kau bisa jadi juara pidato
00:55:13Saya tanya
00:55:14Kamu bisa pidato?
00:55:15Apa yang dipidatoin?
00:55:17Dia bilang kan
00:55:18Kaset ayah di hafalin
00:55:23Ya saya ketawa juga waktu itu
00:55:25Dia masih anak-anak
00:55:28Baiklah, baiklah
00:55:29Tapi apa cita-citamu?
00:55:30Saya kepengen seperti ayah
00:55:32Wah kau ini salah
00:55:34Kalau aku ayahmu di matamu
00:55:36Menurutmu hebat
00:55:38Mestinya kau 10, 100, 1000 kali lebih hebat
00:55:41Dari orang-orang yang kau anggap hebat
00:55:44Karena tantanganmu
00:55:45Akan lebih berat dari tantangan yang aku hadapi sekarang
00:55:49Kalau kau sama dengan aku
00:55:51Kau ditinggalkan zaman
00:55:53Karena kau tidak mampu menjawab tantangan zamanmu
00:55:57Bapak ibu hadirin yang saya hormati
00:55:59Persaingan tajam
00:56:02Tantangan makin berat
00:56:07Oleh karena itu
00:56:08Diperlukan semangat yang dicontohkan Nabi
00:56:10Kerja keras, peras, keringat, banting tulang
00:56:13Tidak ada pekerjaan halal yang hina
00:56:18Sejak kecil ditempat oleh kesulitan
00:56:23Asal jangan seperti
00:56:25Saya tadi ngobrol sama teman-teman
00:56:27Sekarang ini di negara kita
00:56:30Banyak politisi
00:56:32Miskin negarawan
00:56:35Pejawat-pejawat
00:56:38Kadang-kadang kalau melihat rakyat
00:56:40Komentarnya tidak berpihak kepada rakyat
00:56:42Saya ingat
00:56:44Waktu mentawai dihantam gempa
00:56:46Nias hancur infrastruktur
00:56:48Hancur rumah rakyat
00:56:50Luluh lantak
00:56:53Ketua DPR Pak Marzuki Ali bilang
00:56:56Bagaimana itu rakyat?
00:56:57Itu risikonya punya rumah di pinggir laut
00:57:00Waduh ini bukan komentar pemimpin
00:57:03Rakyat lagi susah kok dibilang kayak gitu
00:57:07Saya prihatin dengan ucapan kayak gitu
00:57:10Waktu cabai 100 ribu
00:57:13Di sini berapa sekarang?
00:57:15Sama ya?
00:57:17Waktu cabai mahal
00:57:19Ada pejawat bilang
00:57:20Rakyat suruh nanam cabai aja di halaman rumahnya
00:57:23Ini kan gak solotip dan gak cerdas
00:57:26Cabai naik
00:57:28Rakyat suruh nanam cabai
00:57:30Nanti beras naik
00:57:31Rakyat suruh nanam padi
00:57:33Yang saya khawatir
00:57:34Kalau telur mahal
00:57:37Apa rakyat suruh bertelur?
00:57:41Ini kan gak cerdas dan gak solotip
00:57:45Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
00:57:48Apalagi tadi sudah saya bilang
00:57:50Di awal kita ini bangsa yang ditempat oleh kesulitan
00:57:53Dan memerdeka saja dengan keringat air mata
00:57:56Darah dan nyawa
00:57:57Kita gak boleh cenging menghadapi kesulitan ini
00:58:00Tegar
00:58:01Tahan uji
00:58:02Tahan banting
00:58:04Dan seterusnya
00:58:06Itu hal yang kedua
00:58:09Yang ketiga
00:58:10Terakhir
00:58:12Rasulullah itu sosok yang ibadahnya luar biasa
00:58:15Tadi sudah saya jelaskan sebagian
00:58:17Ibadahnya luar biasa
00:58:20Ayo kita bantu keamanan negeri kita ini
00:58:23Dengan apa?
00:58:24Istighfar
00:58:31Allah tidak akan turunkan bencana
00:58:33Selagi di tengah mereka masih banyak orang-orang yang istighfar
00:58:40Rasulullah yang dosanya sudah diampuni
00:58:43Sehari seratus kali istighfar
00:58:46Ayo kita ngobrol ini
00:58:49Pak
00:58:50Pak
00:58:51Pak
00:58:53Saya ini
00:58:54Zainuddin ini
00:58:56Kalau mengharap masuk surga
00:58:59Dengan amal yang saya kerjakan sendiri
00:59:02Rasa-rasanya tipis harapan
00:59:07Benar
00:59:09Sholat saya berapa banyak saya tahu
00:59:12Surahkah saya berapa duit saya tahu
00:59:16Dosa saya berapa banyak saya tahu
00:59:19Lalu saya baca sejarah
00:59:21Nabi Adam dosanya satu
00:59:24Makan buah kuldi
00:59:26Dikeluarkan dari surga
00:59:29Nabi Adam
00:59:31Dosanya satu
00:59:33Dikeluarin
00:59:35Kita dosanya banyak
00:59:37Kepengen masuk
00:59:40Ini gak nyambung ini
00:59:43Nabi Adam
00:59:44Nabi Adam
00:59:46Dosanya satu
00:59:48Dikeluarin dari surga
00:59:50Kita dosanya banyak
00:59:52Kepengen masuk
00:59:55Gak nyambung
00:59:58Apa yang bikin saya besar hati
01:00:01Apa yang bikin saya optimis
01:00:03Ada dua Pak
01:00:05Pertama yang disebut rahmat Allah
01:00:09Yang kedua disebut syafaat Rasulullah
01:00:13Dua itu Pak
01:00:18Kalau kita ini insya Allah
01:00:20Nanti sampai ke surga
01:00:22Amin
01:00:23Amin
01:00:24Kalau kita ini sampai ke surga Pak
01:00:27Saya jamin itu bukan karena amal kita
01:00:30Itu karena rahmatnya Allah
01:00:35Seberapa banyak sih amalan kita
01:00:38Memenggapai surga
01:00:40Kalau bukan karena rahmatnya Allah
01:00:42Sulit sampai ke sana
01:00:45Hei manusia dosamu besar
01:00:47Tapi lihat rahmatku lebih besar
01:00:50Hei manusia
01:00:51Salahmu banyak
01:00:53Tapi ampunanku lebih banyak
01:00:55Kau nangis di hadapanku
01:00:57Aku senyum melihatmu
01:00:59Kau berjalan menujuku
01:01:01Aku berlari menyambutmu
01:01:03Istighfarnya sehari seratus
01:01:07Lalu ada hadis kursi
01:01:10Ini
01:01:14Kadang-kadang aku pengen turunkan azab
01:01:17Bencana kepada manusia
01:01:19Tapi ketika aku melihat tiga perkara
01:01:22Murkahku surut
01:01:23Bencana aku tarik kembali
01:01:25Coba perhatikan hadis kursi ini
01:01:27Allah mau marah gak jadi
01:01:30Bencana ditarik
01:01:32Musibah diangkat
01:01:33Kenapa?
01:01:34Ada yang meredam
01:01:36Murkah Allah
01:01:38Allah gak jadi marah
01:01:40Siapa?
01:01:41Pertama
01:01:45Aku lihat orang-orang tua
01:01:47Tengah malam
01:01:48Sujud
01:01:49Sambil berlindang air mata
01:01:51Nangis di hadapan Allah
01:01:54Itu
01:01:55Kita hutang jasa loh pak
01:01:57Sama orang-orang yang tengah malam sujud
01:02:00Nangis di hadapan Allah
01:02:03Lihat yang begitu Allah gak jadi marah
01:02:09Saya tahu bapak-bapak ini
01:02:13Ibu-ibukan suaminya sering bangun tengah malam ya bu?
01:02:19Kencing
01:02:22Bikin bingung malaikat
01:02:25Sudah mau ditulis tahajud
01:02:28Kencing doang
01:02:29Kata malaikat sialan
01:02:32Hampir salah tulis
01:02:39Aku lihat orang tua tengah malam
01:02:42Sujud
01:02:43Sambil berlindang air mata
01:02:45Lalu
01:02:46Aku lihat bayi-bayi tanpa dosa
01:02:48Masih menyusu
01:02:50Sibianan ruto
01:02:52Bayi-bayi tanpa dosa
01:02:54Masih menyusu
01:02:55Suci bersih
01:02:56Belum ternoda
01:02:58Wabaha iman ruto
01:03:00Dan aku lihat binatang ternak melata
01:03:03Mencari makan
01:03:04Kambing mudah cari rumput
01:03:06Alam terjaga keasriannya
01:03:10Bagaimana bencana gak mau nambah
01:03:12Kita mengamalkan hadisnya juga terbalik
01:03:16Yang diminta itu orang tua tengah malam
01:03:18Sujud
01:03:20Bayi tanpa dosa
01:03:22Menyusu
01:03:24Sekarang
01:03:25Bayi tanpa dosa
01:03:27Dipuang ke tempat sampah
01:03:29Gara-gara orang tua tengah malam
01:03:32Menyusu
01:03:37Terbalik namanya
01:03:40Yang diminta itu orang tua tengah malam
01:03:43Sujud
01:03:45Bayi tanpa dosa
01:03:47Menyusu
01:03:49Sekarang
01:03:50Bayi tanpa dosa
01:03:51Dipuang ke tempat sampah
01:03:53Gara-gara orang tua tengah malam
01:04:02Bapak Ibu hadirin yang saya hormati
01:04:05Rahmat Allah
01:04:07Kita perlu
01:04:09Yang kedua
01:04:10Syafaat Rasulullah
01:04:12Mari saya cerita syafaat sedikit
01:04:19Ini sudah jam 0 lewat 5 menit ya
01:04:24Ini kalau hitungan Indonesia ini sudah ganti hari
01:04:29Jadi inilah ceramah terpanjang di dunia
01:04:33Bayangkan saya pidato dari hari Selasa sampai hari Rabu
01:04:43Syafaat
01:04:45Agak saya singkat ceritanya
01:04:48Nanti itu Pak setelah alam ini hancur sehancur hancurnya
01:04:53Bumi gempa gunung meletus air laut tumpah ke darat
01:04:57Halilintar menyambar planet planet bertaburakan
01:05:02Semua yang hidup mati
01:05:04Bareng tanpa persiapan
01:05:07Termasuk malaikat
01:05:09Malaikat mati
01:05:12Yang tinggal cuma Allah sendirian
01:05:16Yang lain hancur semua
01:05:18Tinggal Allah sendirian
01:05:21Allah patroli
01:05:27Berseru-seru
01:05:29Siapa penguasa hari ini?
01:05:37Mana Fir'aun yang ngaku Tuhan?
01:05:41Nongol kalau memang Tuhan
01:05:44Mana Abu Rahat? Mana Namrud?
01:05:47Mana itu Benito Mussolini?
01:05:49Mana itu Adolf Hitler?
01:05:52Mana itu Husni Mubarak?
01:05:55Penguasa-penguasa yang ngaku berkuasa
01:05:59Nongol kalau memang penguasa
01:06:01Gak ada yang jawab pak semua sudah rebah
01:06:05Allah lalu berkata
01:06:07La ilaha illa adek
01:06:11Ternyata ha?
01:06:13Tidak ada Tuhan lain selain aku
01:06:16Allah sombong waktu itu
01:06:20Kalau Allah sombong itu pantas
01:06:25Um Hadis Kursi mengajarkan
01:06:27Al-Kibriya ulibasi
01:06:30Sombong itu pakaianku kata Allah
01:06:33Cuma aku yang pantas pakai
01:06:36Kamu manusia gak pantas pakai pakaianku
01:06:39Kebesaran
01:06:44Um pakaian Allah mau dipakai
01:06:46Sombong itu pakaian Allah
01:06:48Cuma Allah yang pantas pakai
01:06:52Nanti itu
01:06:54Yang pertama dihidupkan bukan kita
01:06:57Malaikat dihidupkan lebih dulu
01:07:00Tiba-tiba bertawa
01:07:02Malaikat hidup semua
01:07:05Diatur panitia akhirat
01:07:09Yang nyambut tamu siapa?
01:07:12Yang dumpin merawi siapa?
01:07:16Malik?
01:07:18Siap
01:07:19Sediakan neraka
01:07:21Aku mau bakar itu bajingan-bajingan tengik
01:07:25Yang waktu di dunia gak mau sujud
01:07:28Jauh dari ulama tinggal di masyarakat jadi biang kerok
01:07:32Sama yatim kejam
01:07:35Sediakan neraka
01:07:37Baik
01:07:38Ridwan?
01:07:39Iya
01:07:40Sediakan surga
01:07:41Aku mau balas hamba-hambaku
01:07:43Yang waktu di dunia rajin sujud
01:07:45Dekat dan cinta kepada ulama
01:07:47Santun kepada yatim
01:07:49Suka menolong orang yang memerlukan pertolongan
01:07:52Baik
01:07:53Jibril, Mikail?
01:07:55Iya
01:07:56Kesurga
01:07:57Untuk apa ya Rabbi?
01:07:59Ambil kendaraan bernama buruk
01:08:01Turun ke alam
01:08:02Cari dimana kubur kekasihku Muhammad
01:08:05Bangunkan dari kuburnya
01:08:06Bawa kesurga
01:08:09Turun Jibril dan Mikail
01:08:11Cari kubur Nabi
01:08:13Um alam sudah hancur-hancuran
01:08:16Jangan cari kuburan
01:08:17Cari bangkalan aja gak ketemu
01:08:20Bingung dua-dua
01:08:22Jibril sebelah mana kubur Nabi?
01:08:24Gak tau Mikail
01:08:26Lalu dua-duanya sujud
01:08:28Sujud mohon pertolongan Allah
01:08:31Dengan izin Allah terbuka kubur Nabi
01:08:34Allahumma salli alaikum wa ala ali
01:08:37Bangun dari tidur
01:08:39Seperti orang bangun dari kubur
01:08:41Seperti orang bangun tidur
01:08:43Mengusap mata
01:08:45Menoleh ke kanan Jibril
01:08:47Menoleh ke kiri Mikail
01:08:49Lalu tanya
01:08:50Ini hari apa Jibril?
01:08:54Ini hari apa?
01:08:56Ini hari yang dijijikan Allah Muhammad
01:09:01Ini kiamat
01:09:03Kiamat Jibril?
01:09:04Kiamat
01:09:05Jibril
01:09:06Kalau memang ini hari kiamat
01:09:08Aina ummati?
01:09:11Umat saya mana Jibril?
01:09:13Umat saya mana?
01:09:15Allah
01:09:17Belum pernah saya lihat di dunia ada satu pemimpin
01:09:22Yang begini besar cintanya kepada umatnya
01:09:25Seperti baginda Rasul
01:09:27Dari dunia sampai akhirat beliau cinta kita
01:09:31Dari dunia sampai akhirat beliau bela kita
01:09:35Bangun dari kubur
01:09:37Tahu hari sudah kiamat
01:09:39Yang pertama ditanya
01:09:41Aina ummati?
01:09:43Umat saya mana Jibril?
01:09:45Kita
01:09:47Yang ditanya
01:09:49Kalau saya yang pertama dibangkitkan dari kubur
01:09:54Lain pertanyaannya
01:09:56Ini hari apa Jibril?
01:09:58Kiamat Zainuddin
01:10:00Bini saya mana Jibril?
01:10:05Nabi gak tanya Khadijah wala Fatimah wala Aisyah
01:10:10Aina ummati?
01:10:12Umat saya mana Jibril?
01:10:16Umatmu?
01:10:17Iya
01:10:18Kau manusia pertama yang dibangunkan dari kubur
01:10:20Yang lain?
01:10:21Masih di kubur
01:10:25Kita ke surga Muhammad
01:10:27Perintah Allah?
01:10:28Perintah Allah
01:10:30Sampai di surga
01:10:32Seperti orang gak betah Nabi Tuhan
01:10:34Resah, gelisah, mondar-mandir
01:10:36Mukanya murung
01:10:39Yang punya surga kan
01:10:41Negur
01:10:43Muhammad
01:10:44Lebbaik ya Rabbi
01:10:45Gak enak di surga ya?
01:10:47Enak
01:10:49Kok kamu seperti orang gak kerasan gitu?
01:10:51Resah, gelisah
01:10:54Kenapa?
01:10:56Saya
01:10:58Saya teringat umat saya ya Allah
01:11:01Umat saya bagaimana nasibnya?
01:11:04Iya saya sudah enak di DPR
01:11:07Eh DPR
01:11:09Salah
01:11:11Salah
01:11:13Saya sudah enak di surga
01:11:16Gaji cukup, kursi empuk, dapat mobil dinas
01:11:22Gak
01:11:24Umat saya yang waktu kampanye kepanasan itu bagaimana nasibnya?
01:11:37Makanya dulu di Senayan di depan kantor DPR itu
01:11:42Banyak tukang kaca jualan disitu
01:11:45Saya bilangnya tukang kaca pintar dagangnya disitu
01:11:49Pas
01:11:50Maksudnya supaya yang mau berkantor disitu ngaca dulu
01:11:55Ya
01:11:56Wakil lurah pasti tidak lebih tinggi dari lurahnya
01:12:02Wakil camat tidak lebih tinggi dari camatnya
01:12:08Ini kenapa wakil rakyat kok selalu lebih tinggi dari rakyatnya?
01:12:13Ini yang memberikan mandat kita rakyat
01:12:20Kemerdekaan bertujuan mengantarkan rakyat ke gerbang kesejahteraan
01:12:26Lalu rakyat mempercayai tugas itu
01:12:30Kepada pemerintah dan wakilnya di DPR
01:12:34Saya percayakan kamu mengantarkan rakyat ke gerbang kesejahteraan
01:12:39Itu amanat undang-undang dasar
01:12:43Biasanya
01:12:47Yang diantarkan sampai dia lebih dulu biasanya
01:12:53Yang diantar sampai lebih dulu
01:12:56Yang mengantar nyusul namanya ngantar belakangan
01:13:00Ini lebih cepat wakil rakyat yang makmur daripada rakyatnya
01:13:05Yang mau ngantar makmurnya lebih dulu dari yang mau diantar
01:13:09Yang diantar kelelerahan di jalanan
01:13:12Yang mengantar sudah sampai
01:13:18Jadi bagaimana Muhammad?
01:13:21Saya minta izin mau keluar tengok saya punya umat
01:13:24Saya potong ceritanya
01:13:27Saat manusia dibangkitkan dari kuburnya masing-masing
01:13:31Masya Allah, Masya Allah
01:13:33Saya tidak sanggup bayangkan
01:13:35Jumlah manusia yang hidup di muka bumi sekarang kan 6 miliar
01:13:41Cina berdua India 2,5 miliar
01:13:45Cina 1,5 miliar India 1 miliar rakyatnya
01:13:49Berdua sudah 2,5 miliar
01:13:52Itu kalau kencing bareng
01:13:56Banjir besar
01:13:59Bayangkan manusia dari awal sampai akhir
01:14:02Berapa puluh miliar kumpul di parang masyar
01:14:05Alhamdulillah
01:14:06Sibuk, panik, bingung
01:14:10Mau disidang di hadapan Allah
01:14:14Sebagian kumpul di pojokan berunding
01:14:18Kita mau disidangi
01:14:21Terus ayolah kita cari bantuan
01:14:24Kemana?
01:14:26Kanan buyung
01:14:29Begini, begini
01:14:32Kita ini kan anak cucu Nabi Adam
01:14:35Pantes dong kita minta tolong sama beliau
01:14:38Ayo setuju, setuju
01:14:39Perangkat cari Nabi Adam
01:14:41Ya Adam
01:14:45Adam Tuhan Datuknya manusia
01:14:47Kami cucu kamu
01:14:49Anak turunan kamu mau disidang
01:14:51Tolong kami Adam, tolong
01:14:53Kata Nabi Adam
01:14:55Aku risau mas
01:14:57Rumungan jawab
01:14:59Aku naik mumat lagi
01:15:02Sama Nabi Nuh saja
01:15:04Nuh bilang, enggak bisa
01:15:07Saya juga punya masalah
01:15:08Pernah minta obat ditenggelamkan
01:15:11Ibrahim berangkat
01:15:13Semua Nabi henab
01:15:15Angkat tangan
01:15:17Dikalah itu
01:15:20Yaumala yenfa'u malun wala banu
01:15:24Dimana harta tidak ada lagi artinya
01:15:26Anak-anak tak jadi beban
01:15:29Dia orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri
01:15:32Saat itu ada satu pemimpin
01:15:36Allahumma salli alaih
01:15:38Diizinkan Allah
01:15:41Dikalah semua Nabi yang lain
01:15:43Angkat tangan henab
01:15:45Beliau malah
01:15:47Umatku sini, umatku sini
01:15:56Beliau memanggil-manggil umatnya
01:16:00Yang bagaimana yang dipanggil
01:16:02Ada hadis
01:16:10Umatku besok di akhirat
01:16:12Datang menghadap Allah dengan muka bersinar-sinar
01:16:15Karena sering wudhu
01:16:17Sering wudhu kan sering sujud
01:16:20Masa cuma wudhu tapi enggak sujud
01:16:24Itu nanti
01:16:26Enggak usah mengaku
01:16:27Rasul yang panggil
01:16:29Sini umatku
01:16:30Tapi kalau muka enggak pernah wudhu
01:16:33Enggak pernah sujud
01:16:35Merangkak di depan Nabi saya
01:16:37Umatmu ya Rasul
01:16:39Kata Nabi
01:16:40Umat saya enggak ada yang kumbal gini
01:16:44Dikalah itu beliau berkenan memberikan syafaat
01:16:48Syafaat itu sudara-sudara
01:16:50Saya pakai sarung
01:16:51Sobek sedikit
01:16:53Syafaat itu 6 beli
01:16:55Itu loh
01:16:56Sholat saya kurang sedikit
01:16:58Sedekat saya campur riak sedikit
01:17:01Puasa saya ikhlas sedikit
01:17:04Ditutup dengan syafaat
01:17:07Saya mau dagang
01:17:09Perlu modal 20 juta
01:17:11Saya punya uang 15 juta
01:17:13Yang 5 juta syafaat
01:17:16Jadi harus ada modal
01:17:19Kalau sholat enggak pernah
01:17:21Sedekat enggak pernah
01:17:22Lalu syafaatnya dari mana
01:17:25Yang dapat tambelan itu
01:17:27Yang punya sarung bolong
01:17:30Punya sarung sobek
01:17:32Ditambel dengan syafaat
01:17:34Kalau enggak ada sarung
01:17:35Apa yang mau ditambel
01:17:38Ya
01:17:39Mudah-mudahan kita semua
01:17:41Mendapat rahmat Allah
01:17:43Dan mendapat syafaatnya Rasulullah
01:17:45S.A.W.
01:17:48Bapak Ibu hadirin
01:17:49Sudah setengah delapan lewat empat jam
01:17:54Saya pun kangen
01:17:55Tapi hari sudah larut
01:17:57Insyaallah lain kesempatan kita jumpa lagi
01:18:00Terima kasih kepada
01:18:02Al-Mukarramun para ulama
01:18:04Para habib
01:18:05Pengasuh pesantren
01:18:08Dan semua yang hadir
01:18:11Mudah-mudahan yang saya sampaikan
01:18:13Ada manfaatnya

Dianjurkan

1:05:24
56:44