Jokowi Effect Akan Pengaruhi Suara NU di Pilpres 2024?

  • 8 bulan yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV. - Pengurus besar Nahdlatul Ulama, melalui Ketua Umumnya Yahya Cholil Staquf menginginkan agar NU benar-benar netral dan menyatakan tak boleh ada tokoh yang berencana maju di Pilpres, membawa identitas NU.

Namun, ada pernyataan dari Gus Yahya dihadapan Presiden Joko Widodo yang menyita perhatian publik saat menyampaikan sambutannya di acara Munas dan Konbes NU di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, 19 September.

Gus Yahya menyatakan NU tak akan pernah jauh-jauh dari Presiden Joko Widodo karena Jokowi telah banyak membantu NU.

Pernyataan ini keluar di tengah hiruk-pikuk politik pencalonan capres-cawapres jelang Pilpres 2024.

Baca Juga Gencarkan Operasi Pasar, Jokowi Berharap Harga Beras Turun Dalam 2 Minggu di https://www.kompas.tv/video/444844/gencarkan-operasi-pasar-jokowi-berharap-harga-beras-turun-dalam-2-minggu

Hal ini pun disambut pernyataan Jokowi lewat pidatonya di acara yang sama, dengan menyebut NU punya kekuatan dan anggota yang sangat besar, sehingga perlu dikonsolidasikan.

Namun, secara empiris preferensi politik warga NU tidaklah statis tetapi berubah secara dinamis.

Berdasarkan survei Litbang Kompas Agustus 2023, preferensi politik warga NU secara berturut-turut mengalir paling banyak ke PDI Perjuangan.

Selanjutnya yang agak berbeda tipis ke Gerindra, dan baru ke PKB.

Jadi, apakah dukungan Jokowi di pilpres juga akan memengaruhi suara Nahdliyin?

KompasTV langsung membahasnya bersama Dosen Departemen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/444857/jokowi-effect-akan-pengaruhi-suara-nu-di-pilpres-2024

Dianjurkan