Akses jalan ditutup tembok

  • 8 bulan yang lalu
Adapun rumah yang ditemboki adalah rumah Santi yang merupakan tukang cuci di daerah tersebut.

Sebelumnya, terjadi konflik penembokan akses jalan oleh Roby karena dikucilkan dari masyarakat, kini konflik tersebut kembali terulang. Namun, bedanya di sini rumah warga yang ditemboki yang terisolir dari dunia luar. Akses jalan yang biasa digunakan untuk beraktivitas tertutup tembok tinggi rumah mewah dan masjid.

Kejadian penembokan akses jalan tersebut terjadi di Kota Makassar. Warga yang mengalami perlakuan tersebut bernama Sabir dan sang istri, Santi. Keduanya kini terisolir, tidak bisa kemana-mana, kecuali menaiki tembok tinggi tersebut dengan tangga. Itulah yang dilakukan oleh keluarganya, mereka terpaksa memanjat tembok tinggi untuk bisa keluar. Padahal keduanya telah tinggal lama di daerah tersebut.

Santi mengaku, bahwa dirinya telah tinggal di daerah tersebut kurang lebih selama 20 tahun. Meski rumah kecilnya berada di jalan alternatif, tapi baru kali ini ia mendapatkan perlakuan tersebut. Perlakuan yang membuat dirinya dan keluarganya kesulitan lantaran adanya tembok tinggi yang menutupi jalan mereka.

Santi merupakan seorang tukang cuci di daerah tersebut, sehingga ia memiliki aktivitas yang menuntutnya untuk keluar masuk rumah. Kini, karena rumahnya tertutup tembok tinggi, ia jadi kesulitan untuk melakukan pekerjaannya tersebut. Terlebih Santi memiliki empat orang anak yang harus dihidupi.

Selama beberapa hari setelah ditembok, keluarga tersebut terpaksa harus memanjat tembok setinggi 3 sampai 4 meter untuk bisa mengakses jalan keluar. Karena memang tidak ada jalan lain yang bisa digunakannya.

Karena memang itulah jalan satu-satunya yang bisa ia gunakan untuk bisa keluar masuk lingkungan. Akses jalan tersebut yang terhubung langsung dengan Masjid Nurul Azis.

Namun, karena masalah ini membesar, banyak pihak yang meminta agar tembok tersebut dibongkar, termasuk warga setempat atau tetangga Santi. Sebab bagaimana pun keluarga Santi memiliki haknya untuk hidup dengan tentram sebagai seorang penduduk setempat.

Kisah rumah kecil keluarga Santi yang tertutup tembok tinggi tersebut mendapat sorotan di berbagai media sosial. Pihak pemerintah setempat pun lantas segera mengambil langkah mediasi, menenangkan berbagai pihak yang berkaitan langsung dengan kasus tersebut.

Akhirnya mediasi tersebut menghasilkan keputusan bahwa tembok tinggi yang menutupi akses jalan rumah Santi harus dibongkar. Lebih dari itu, kini keluarga Santi dapat mengakses jalan dengan mudah, tidak perlu memanjat tembok setinggi 3 hingga 4 meter dengan tangga rapuh untuk berkegiatan.

Kini Santi dan suami dapat menjalankan pekerjaannya dengan mudah. Selain itu, mereka mengaku sangat bersyukur karena akhirnya mereka dapat menafkahi empat anaknya dengan lebih baik, terutama menafkahi dua anaknya yang masih balita.

(Wafi Hakim Al Shidqy)

Dianjurkan