Kebut Hapus Kemiskinan ekstrem: Presiden Jokowi Targetkan Kemiskinan Ekstrem Nol Persen di 2024.

  • 10 bulan yang lalu
Dalam sebuah komitmen luar biasa untuk mewujudkan visi kemakmuran yang merata, pemerintah Indonesia tengah menggelar upaya besar untuk menjadikan angka nol persen kemiskinan ekstrem menjadi kenyataan pada tahun 2024.

Sebuah pergerakan sosial yang ambisius, namun penuh dengan tekad kuat untuk menghapus jejak pahit kemiskinan ekstrem dari tatanan masyarakat.

Rangkaian intervensi multi-program yang digagas pemerintah akan menjadi tiang kuat dalam upaya mengangkat derajat hidup masyarakat miskin ekstrem, menciptakan peluang, dan menyejahterakan secara berkelanjutan.

Berkat komprehensifnya program ini, beberapa sektor kehidupan yang berperan kunci dalam menopang kualitas hidup akan mendapat perhatian penuh.

Pertama-tama, mendukung mereka yang memerlukan pertolongan dengan bantuan sosial sebagai bantuan jangka pendek yang mampu memberikan kelegaan di tengah kesulitan.

Bukan hanya itu, jaminan sosial juga menjadi jaring pengaman yang menguatkan rasa aman masyarakat.

Tidak hanya sekadar memberi, pemberdayaan akan memainkan peran penting dalam melatih keterampilan, membuka peluang usaha, dan mendorong kemandirian ekonomi.

Edukasi, yang sering dianggap sebagai kunci pembuka pintu masa depan, menjadi bagian esensial dalam program ini.

Bantuan pendidikan akan memberi akses yang lebih merata ke ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat, sementara bantuan kesehatan menjadi jaminan hak atas kesehatan yang setara.

Perbaikan rumah, penyediaan sanitasi, dan akses air bersih juga membentuk dasar kehidupan yang lebih baik bagi keluarga-keluarga yang selama ini terpinggirkan.

Tidak hanya pemerintah yang bertindak, tetapi program ini juga mengajak peran aktif pihak-pihak lain yang memiliki kapasitas untuk membantu.

Intervensi dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta kontribusi dari perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) turut diterjunkan dalam mendukung gerakan sosial ini.

Namun, peran terpenting adalah dari masyarakat itu sendiri, yang membuktikan bahwa kepedulian bukan hanya kata-kata.

Zakat, infaq, dan sedekah menjadi kanal di mana solidaritas tumbuh subur, membantu mereka yang membutuhkan untuk bangkit dari keterpurukan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menggambarkan dengan jelas bahwa bantuan yang diberikan akan berbanding lurus dengan standar kemiskinan ekstrem, yakni sekitar US$1,9 per hari atau sekitar Rp28,8 ribu dengan kurs Rp15,16 ribu.

Namun, lebih dari sekadar mengatasi masalah kemiskinan ekstrem, program ini juga mencakup kebijakan yang mendukung penanggulangan masalah stunting.

Muhadjir menyatakan dengan tegas, "Keluarga miskin ekstrem itu memiliki potensi stunting yang besar. Artinya kalau menangani kemiskinan ekstrem akan menyelesaikan stunting juga."

Presiden Joko Widodo sendiri telah menetapkan target ambisius untuk memastikan kemiskinan ekstrem terhapus sepenuhnya pada tahun 2024.

(latifudin)