Korean Air 801
- 9 bulan yang lalu
Korean Air Penerbangan 801 (KE801, KAL801) adalah penerbangan penumpang internasional terjadwal yang dioperasikan oleh Korean Air dengan rute Bandara Internasional Kimpo (Gimpo), Seoul , Korea Selatan tujuan Bandara Internasional Antonio B. Won Pat , Guam (unincorporated territory Amerika Serikat).
Pukul 01.30 setelah melalui beberapa turbulensi, pesawat berjenis Boeing 747-4B5 telah lepas dari awan Cumulonimbus dan Co-Pilot melaporkan kepada ATC (Air Traffic Control) pendaratan pada runway. Bandara Guam sebenarnya mempunyai lampu-lampu besar yang mengarah ke langit untuk menandakan lokasi runway. Namun malam itu lampu-lampu tersebut sedang rusak dan dibawa ke pulau lain untuk diperbaiki. Sementara itu pesawat mulai masuk ke pusaran badai. Pilot kemudian memutuskan untuk melakukan pendaratan dengan cara visual, menggunakan alat VOR. Alat tersebut berfungsi dengan cara mengeluarkan sinyal untuk membantu pilot mengarahkan pesawatnya ke bandara. Dan rencananya, setelah mendekat ke bandara dan melihat runway, pilot akan melakukan pendaratan. Rencana tersebut bisa saja berhasil jika alat VOR tersebut dipasang di bandara. Namun di Guam, alat tersebut dipasang di Nimiz Hill, sebuah bukit kurang lebih berjarak 2-3 km dari bandara.
Saat itu hujan deras, Pilot mulai melakukan prosedur pendaratan. Ban pesawat mulai dikeluarkan. Co-Pilot mulai kebingungan mencari runway. Dia tidak melihat runway dimanapun. Satu detik kemudian Ground Proximity Warning System di pesawat mulai bersuara: 500. Artinya pesawat sudah 500 kaki diatas permukaan tanah. Namun co-pilot masih tidak melihat runway. Beberapa detik kemudian co-pilot menyerukan untuk membatalkan pendaratan. Satu detik kemudian teksini mendukungnya: “Runway tidak terlihat. Berputar”. Dia mengulanginya lagi beberapa detik kemudian: “Berputar”. Kali ini pilot membalasnya: “Berputar”. Namun dia terlambat menarik kemudi pesawat tepat pada waktunya. Pada pukul 01.42 pesawat menabrak bukit Nimiz Hill yang mengakibatkan 228 dari 254 orang di pesawat tewas.
Peristiwa Lainnya di 6 Agustus
Bom Hiroshima
https://youtube.com/shorts/2D_dALMD-60
#shorts #short #shortvideo #guam #koreanair #boeing #boeing747
Pukul 01.30 setelah melalui beberapa turbulensi, pesawat berjenis Boeing 747-4B5 telah lepas dari awan Cumulonimbus dan Co-Pilot melaporkan kepada ATC (Air Traffic Control) pendaratan pada runway. Bandara Guam sebenarnya mempunyai lampu-lampu besar yang mengarah ke langit untuk menandakan lokasi runway. Namun malam itu lampu-lampu tersebut sedang rusak dan dibawa ke pulau lain untuk diperbaiki. Sementara itu pesawat mulai masuk ke pusaran badai. Pilot kemudian memutuskan untuk melakukan pendaratan dengan cara visual, menggunakan alat VOR. Alat tersebut berfungsi dengan cara mengeluarkan sinyal untuk membantu pilot mengarahkan pesawatnya ke bandara. Dan rencananya, setelah mendekat ke bandara dan melihat runway, pilot akan melakukan pendaratan. Rencana tersebut bisa saja berhasil jika alat VOR tersebut dipasang di bandara. Namun di Guam, alat tersebut dipasang di Nimiz Hill, sebuah bukit kurang lebih berjarak 2-3 km dari bandara.
Saat itu hujan deras, Pilot mulai melakukan prosedur pendaratan. Ban pesawat mulai dikeluarkan. Co-Pilot mulai kebingungan mencari runway. Dia tidak melihat runway dimanapun. Satu detik kemudian Ground Proximity Warning System di pesawat mulai bersuara: 500. Artinya pesawat sudah 500 kaki diatas permukaan tanah. Namun co-pilot masih tidak melihat runway. Beberapa detik kemudian co-pilot menyerukan untuk membatalkan pendaratan. Satu detik kemudian teksini mendukungnya: “Runway tidak terlihat. Berputar”. Dia mengulanginya lagi beberapa detik kemudian: “Berputar”. Kali ini pilot membalasnya: “Berputar”. Namun dia terlambat menarik kemudi pesawat tepat pada waktunya. Pada pukul 01.42 pesawat menabrak bukit Nimiz Hill yang mengakibatkan 228 dari 254 orang di pesawat tewas.
Peristiwa Lainnya di 6 Agustus
Bom Hiroshima
https://youtube.com/shorts/2D_dALMD-60
#shorts #short #shortvideo #guam #koreanair #boeing #boeing747