Fakta Haiti, Negara Termiskin di Belahan Dunia Barat yang Mengkonsumsi Lumpur

  • tahun lalu
Haiti adalah negara yang terletak di bagian tengah Benua Amerika. Ibukotanya adalah Port-au-Prince. Dahulunya negara ini adalah salah satu jajahan Prancis, tak heran jika bahasa resminya adalah bahasa Prancis.

Haiti memiliki beragam fakta dan keunikan yang hanya dapat dijumpai di negara ini. Berikut fakta-fakta mengenai negara Haiti yang dirangkum dari suara.com

Haiti dan Republik Dominika berbagi pulau Hispaniola yang awalnya dikenal sebagai Española. Pada tahun 1492, Christopher Columbus mendarat di pulau itu dan menamakannya La Isla Española/Spanish Isle/Hispaniola. Pulau ini terletak di Greater Antilles Karibia.

Pulau Hispaniola adalah pulau terpadat di Hindia Barat dan terbesar kedua setelah Kuba. Republik Dominika menempati dua pertiga bagian timur pulau ini dan Haiti menempati sepertiga bagian barat pulau ini. Ibukota Haiti adalah Port-au-Prince dan populasi negara ini diperkirakan 11.198.240 jiwa.

Orang Taíno sudah tinggal di pulau ini sebelum kedatangan Columbus. Mereka menamai pulau itu Ayiti yang diterjemahkan sebagai "tanah pegunungan". Ketika Prancis menjajah pulau ini pada tahun 1697, mereka menamakannya Saint Domingue. Namun, ketika pulau itu memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1804, mereka mengubah nama kolonialnya kembali menjadi nama Taíno, Haiti atau Ayiti dalam Bahasa Kreyòl.

Selama abad ke-18, Haiti adalah koloni terkaya Kekaisaran Prancis dan dikenal sebagai "mutiara Antilles". Namun, saat ini Haiti dianggap sebagai negara termiskin di belahan dunia barat.

Dua bahasa resmi Haiti adalah bahasa Kreol Haiti dan Prancis. Haiti dan Kanada adalah dua negara di Benua Amerika di mana bahasa Prancis menjadi bahasa resmi.

Pada April 2003, Vodou menjadi agama yang diakui secara resmi di Haiti. Haiti adalah satu-satunya negara di dunia yang mengakui Vodou secara resmi. Vodou berarti "roh", dan merupakan kata dari Bahasa Kreol.

Salah satu makanan yang tak lumrah dari negara tersebut adalah kue lumpur atau mud cake. Kue ini sering dikonsumsi oleh warga miskin di Haiti. Berbeda dengan kue lumpur Indonesia yang terbuat dari tepung terigu dan kentang, kue lumpur versi Haiti ini benar-benar terbuat dari lumpur asli.

Di salah satu perkampungan kumuh di Haiti, Cite Soleil, kamu bisa melihat banyak orang menjemur kue lumpur tersebut. Bentuknya bulat seperti piring berjajar. Rasanya tentu saja seperti tanah namun sedikit asin karena dilapisi margarin.

Harga makanan dan bahan bakar yang melambung tinggi membuat masyarakat Haiti tak bisa membeli bahan pangan. Bahkan para penduduk di sana hanya berpenghasilan Rp 7000 per hari. Pusat bantuan makanan melaporkan bahwa jumlah orang yang meminta makanan telah meningkat hingga tiga kali lipat. Di pemukiman kumuh Fort Mercedi, banyak ditemui anak-anak dengan rambut menguning karena kurang gizi. Banyak juga anak-anak yang putus sekolah karena tak sanggup membayar biaya pendidikan. Kondisi ini yang memaksa para wanita Haiti mencampurkan lumpur, garam, dan minyak sayur untuk membuat kue lumpur.

Dianjurkan