Campak Menurunkan Kekebalan Tubuh
  • last year
TEMPO.CO - Penelitian terbaru menemukan campak dapat menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh manusia dalam jangka panjang. Itu yang membuat anak-anak rentan terhadap infeksi lain meski setelah penyakit itu berlalu.

Para peneliti menyarankan agar penderita campak diberi vaksin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ada yang beranggapan bahwa perlindungan dengan vaksin ini merupakan upaya pencegahan infeksi campak itu sendiri.

Virus campak dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan amnesia kekebalan tubuh. Vaksin melindungi dari infeksi campak serta mencegah tubuh kehilangan kekebalan dan menjaga ketahanannya terhadap infeksi lain.

Tim peneliti dari Harvard Medical School, Brigham and Women's Hospital, dan Harvard TH Chan School of Public Health menemukan bahwa virus campak merusak 11-73 persen antibodi yang melindungi dari strain virus dan bakteri yang sebelumnya kebal.

Virus itu antara lain influenza, herpesvirus, hingga bakteri yang menyebabkan pneumonia dan infeksi kulit. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science, dua pekan lalu.

"Kami menemukan bukti sangat kuat bahwa virus campak merusak sistem kekebalan tubuh," kata salah seorang penulis makalah, Stephen Elledge, ahli genetika di Harvard Medical School. Menurut dia, ancaman campak jauh lebih besar dari yang dibayangkan sebelumnya.

Studi ini adalah yang pertama mengukur kerusakan kekebalan yang disebabkan oleh virus dan pencegahan infeksi campak melalui vaksinasi. “Kami sekarang mengerti bahwa mekanisme ini merupakan bahaya yang berkepanjangan karena menurunnya kekebalan tubuh,” ujar Elledge.

Penemuan bahwa campak menghabiskan repertoar antibodi manusia, yang sebagian melenyapkan memori kekebalan terhadap patogen yang paling banyak ditemui, mendukung hipotesis amnesia imun.

"Ini adalah bukti terbaik bahwa amnesia imun ada dan berdampak pada memori imun jangka panjang," kata Michael Mina, peneliti postdoctoral di laboratorium Stephen Elledge di Harvard Medical School dan Brigham and Women's Hospital.

Penelitian ini diterbitkan secara bersamaan dengan makalah yang ditulis oleh tim terpisah dalam ilmu imunologi, yang mencapai kesimpulan komplementer dengan mengukur perubahan sel B yang disebabkan oleh virus campak.

Elledge dan Mina menemukan bahwa mereka yang bertahan hidup setelah menderita campak secara bertahap mendapatkan kembali kekebalannya terhadap virus dan bakteri lain. Namun, karena proses ini dapat memakan waktu lama, orang tetap rentan terhadap komplikasi serius dari infeksi tersebut.

Para peneliti mengatakan dokter mungkin dapat mempertimbangkan untuk memperkuat kekebalan tubuh pasien yang pulih dari infeksi campak dengan serangkaian suntikan booster dari semua vaksin rutin sebelumnya, seperti hepatitis dan polio.

"Vaksinasi ulang setelah campak dapat membantu mengurangi penderitaan jangka panjang yang mungkin berasal dari hilangnya kekebalan tubuh dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi lain," kata para peneliti.

Secara global, campak menyerang lebih dari 7 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 100 ribu kematian. Mengurangi jumlah vaksinasi menyebabkan peningkatan hampir 300 persen infeksi campak sejak 2018.

Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel

Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel
Recommended