Jelang Ramadan Ribuan Pengikut Bonokeling Nyadran

  • 2 years ago
TEMPO.CO, Banyumas: Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah pada Jumat terakhir menjelang bulan suci Ramadan. Mereka berjalan berpuluh-puluh kilometer tanpa alas kaki sebagai pertanda keprihatianan, dengan membawa sesaji. Dan, selama dalam perjalanan mereka tidak berbicara satu dengan yang lain alias tapa bisu. Ribuan orang ini adalah pengikut adat Bonokeling, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah.

Mengenakan pakaian adat Jawa, mereka sedang melakukan ritual tahunan bernama unggahan, yakni nyadran atau ziarah ke kompleks makam Kyai Bonokeling, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Desa Pekuncen.

Sebelumnya mereka menggelar laku perjanjen, berzikir semalaman dengan menggunakan bahasa Jawa, baru pagi harinya pengikut adat ini menuju makam Kyai Bonokeling untuk berdoa dan memanjatkan permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Kyai Bonokeling sendiri adalah seorang tokoh, yang hingga kini masih dirahasiakan.

Sejauh tiga puluh kilometer pengikut ada nenek moyang itu berjalan dengan memikul sesajen untuk menuju kompleks makam Kiayi Bonokeling. Baik para lelaki maupun perempuan, mereka mengenakan pakaian adat Jawa. Para perempuan mengenakan kemben.

Sesampai makam Bonokeling mereka pun berdoa. Tidak sembarang orang boleh masuk kompleks makam tersebut. Mereka yang boleh masuk harus menggunakan ikat kepala dengan baju berwarna hitam.

Jurnalis Video: Aris Andrianto
Editor/Narator: Ngarto Februana