PUPUTAN MARGARANA, AKSI HEROIK MENGUSIR PENJAJAH DI TANAH BALI

  • 2 years ago
Sengitnya pertempuran Puputan Margarana melibatkan pasukan Ciung Wanara dipimpin Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai dengan Belanda sampai saat ini masih di kenang masyarakat Bali.

Selain itu banyak juga cerita di balik heroiknya Puputan Margarana kala itu di Desa Marga, Tabanan salah satunya disampaikan Budayawan, Praktisi dan Akademisi, Dr. Ir Wayan Windia.

Dirinya menceritakan secara singkat perjuangan dan perang terbuka antara, pasukan dipimpin Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai bersama pasukan Ciung Wanaranya melawan pasukan Belanda.

Menurut Dirinya, dimulai dari kedatangan Bapak I Gusti Ngurah Rai dari Jogja pada 5 April 1946.Kemudian Bapak I Gusti Ngurah Rai membangun pertemuan di daerah sekitar Munduk Malang, 16 April 1946.

Di Munduk Malang Bapak I Gusti Ngurah Rai membentuk persatuan dari semua unit, mulai dari, Sipil maupun tentara militer di Bali disebut Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia (DPRI) wilayah Sunda Kecil.

"Sejak dibangunnya pasukan bernama DPRI yang di pimpin oleh bapak I Gusti Ngurah Rai Belanda mulai sadar bahwa, Beliau ada lawan kemudian pasukan tersebut terus di gempur oleh Belanda," katanya.

Saat Bapak I Gusti Ngurah Rai berada di Munduk Malang, akhirnya diketahui oleh Belanda.Kemudian Bapak I Gusti Ngurah Rai bergeser dari daerah Munduk Malang ke timur sampai di Tanah Aron di Kaki Gunung Agung, Karangasem.

"Disana terjadi pertempuran sangat hebat, pada 7 Juli 1946. Karena, saat itu Belanda mengetahui keberadaan Bapak I Gusti Ngurah Rai.Keberadaan Bapak I Gusti Ngurah Rai diketahui karena, dalam pasukannya ada seorang penghianat," sebutnya.

Perang besar pun terjadi pasukan dan Bapak I Gusti Ngurah Rai menang dan ratusan tentara Belanda mati di Tanah Aron.

Kemudian Belanda marah, seluruh pasukan di kerahkan ke Tanah Aron, Karangasem kemudian Bapak I Gusti Ngurah Rai karena terjadi perang grilia bergeser ke daerah Tabanan melalui Puncak Gunung Agung.

Di kenal dengan Long Mars Gunung Agung para pejuang dengan setia mengikuti Bapak I Gusti Ngurah Rai terus ke barat, bertempur di daerah Pesagi.

"Jadi, pasukan dipimpin Bapak I Gusti Ngurah Rai masa itu bertempur di mana-mana dalam keadaan haus dan lapar," katanya.

Kemudian sampailah Beliau di Desa Marga disana Beliau memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Polisi NICA di Tabanan, guna melucuti persenjata Polisi NICA, kemudian diseranglah Polisi Nica pada 18 November 1946.

#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
======================================




Recommended