A Conversation with one of Bali Bombing Perpetrators, 17 Years Later
  • 2 years ago
We are reporting from Tenggulun Village, Lamongan Regency. Four perpetrators of Bali Bombing I, Ali Imron, Ali Fauzi, Ali Ghufron, and Amrozi, originated from this village. The First Bali Bombing occurred in 12 October 2002. 17 years later, one of the perpetrators, Ali Fauzi, actively engaged the de-radicalization program in Tenggulun Village. He established Lingkar Perdamaian Foundation. What kind of de-radicalization program can we expect from Ali Fauzi and Lingkar Perdamaian Foundation? Let’s see.


Perjuangan Menepis Sejarah Kelam Desa Tenggulun

Lamongan, IDN Times – Minggu pagi, 13 Mei 2018, ruang redaksi media massa menyiapkan laporan khusus 20 tahun Tragedi Kerusuhan 13-14 Mei 1998. Agenda berubah total pagi itu, ketika masuk informasi menyedihkan, sebuah tragedi terjadi di Surabaya. Sejarah panjang aksi teror yang mengepung Indonesia sejak Bom Bali, memasuki babak baru. “Macan saja gak begini, anaknya disenggol binatang lain pasti terusik. Ini gak, anak kecil yang belum dewasa diajak bom bunuh diri,” kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin, ketika ditemui IDN Times di ruang kerjanya, Senin, 21 Mei 2018. Machfud merujuk kepada kejadian sepekan sebelumnya.


Surabaya yang tenang tiba-tiba digegerkan dengan rentetan bom pada Minggu pagi 13 Mei 2018. Aksi teror yang didalangi Dita Oepriarto dan keluarganya membuat tiga gereja di Kota Pahlawan luluh lantak. Sebanyak 12 orang meregang nyawa, termasuk anak kecil dan perempuan. Belum hilang duka bom gereja, ledakan kembali terjadi di sebuah kamar Rusunawa Sidoarjo, malam harinya. Anton Ferdiantono, sang pemilik bom dan istrinya Puspita Sari (Istri) serta anaknya HAR tewas dalam kejadian ini.

Aksi teror ternyata tidak berhenti dengan tewasnya dua keluarga. Justru para teroris makin nekat. Kali ini, keluarga Tri Murtiono yang mengambil kendalinya. Dia bersama sang istri, Tri Ernawati, serta ketiga anaknya MDS, MDA dan AA meledakkan bom di Markas Kepolisian Resort Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya, Senin (14/5). Kecuali AA, satu keluarga tersebut tewas di tempat.

Belakangan diketahui, semua bomber merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang merupakan kroni dari ISIS. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pun bergerak menyisir sel-sel jaringan teroris.

===================================================
Baca selengkapnya di sini:
https://www.idntimes.com/news/indonesia/ardiansyah-fajar/perjuangan-menepis-sejarah-kelam-desa-tenggulun/full?utm_source=youtube&utm_medium=youtube&utm_campaign=youtube

===================================================
Subscribe: https://www.youtube.com/c/IDNTimes
===================================================

Temukan informasi menarik lainnya di:

https://idntimes.com
https://www.facebook.com/idntimes/
https://instagram.com/idntimes
https://twitter.com/idntimes

===================================================