Pria Lumpuh Tambal Jalan Berlubang dengan Uang Pribadi
- 3 tahun yang lalu
BLITAR, KOMPAS.TV - Meski memiliki keterbatasan fisik, seorang pria lumpuh di Kabupaten Blitar Jawa Timur memiliki kepedulian sosial. Ia rela menggunakan uang pribadinya untuk menambal jalan raya berlubang.
Adalah Solikan, warga Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang rela menambal jalan berlubang dengan uangnya sendiri.
Sejak 4 tahun lalu, Solikan divonis menderita stroke. Sehingga separuh badannya tidak bisa digerakkan. Di tengah kelumpuhan separuh badan itu, Solikan masih semangat mengayuh sepeda roda tiga miliknya. Bukan berolahraga, melainkan untuk mengangkut pasir dan semen.
Solikan bekerja sebagai badut foto. Sebagian uang hasil bekerja digunakan untuk membeli semen dan pasir. Bahan bangunan itu kemudian diolah untuk menambal jalan berlubang di Kecamatan Kanigoro.
Di balik kepedulian sosialnya, Solikan ternyata mengalami kisah sedih. Ia harus merelakan kehilangan pekerjaannya, karena adanya pembatasan sosial di masa pandemi.
Kini pria yang memiliki 3 anak itu harus berjuang menghidupi keluarganya dengan bekerja serabutan. Di tengah keterbatasan, Solikan bersyukur karena tuhan masih memberikan kesehatan sebagai modal berbuat baik.
Adalah Solikan, warga Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang rela menambal jalan berlubang dengan uangnya sendiri.
Sejak 4 tahun lalu, Solikan divonis menderita stroke. Sehingga separuh badannya tidak bisa digerakkan. Di tengah kelumpuhan separuh badan itu, Solikan masih semangat mengayuh sepeda roda tiga miliknya. Bukan berolahraga, melainkan untuk mengangkut pasir dan semen.
Solikan bekerja sebagai badut foto. Sebagian uang hasil bekerja digunakan untuk membeli semen dan pasir. Bahan bangunan itu kemudian diolah untuk menambal jalan berlubang di Kecamatan Kanigoro.
Di balik kepedulian sosialnya, Solikan ternyata mengalami kisah sedih. Ia harus merelakan kehilangan pekerjaannya, karena adanya pembatasan sosial di masa pandemi.
Kini pria yang memiliki 3 anak itu harus berjuang menghidupi keluarganya dengan bekerja serabutan. Di tengah keterbatasan, Solikan bersyukur karena tuhan masih memberikan kesehatan sebagai modal berbuat baik.