Prabowo Ceritakan Kisah Bung Karno Belajar Kuda Hanya 3 Hari Demi Jadi Inspektur Upacara
- 3 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri hari ini (6/6/2021) meresmikan patung Presiden Soekarno atau Bung Karno mengendarai kuda di halaman Kementerian Pertahanan RI.
Prabowo mengaku, Kemenhan RI bangga mengabadikan patung tersebut di halaman kantor Kementerian Pertahanan.
"Kementerian Pertahanan merasa bangga membuat patung dimana Panglima tertinggi kita pertama di atas kuda", ungkap Prabowo saat memberikan pidato dalam peresmian tersebut.
Prabowo mengungkap, cerita di balik patung ini berawal dari peristiwa hari angkatan perang pertama, yaitu 5 Oktober 1946, hari dimana pertama kalinya Republik Indonesia menunjukkan bahwa RI memiliki angkatan perang yang siap untuk mempertahankan kemerdekaan.
Waktu itu, sebagai Panglima tertinggi, Soekarno diminta untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda.
"Waktu itu, sebagai inspektur upacara, sebagaimana tradisi waktu itu, para pimpinan tentara meminta kesediaan beliau untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda", ungkap Menhan.
Ia mengatakan, Presiden Soekarno sebelumnya diketahui tidak sering naik kuda. Karena tidak mau mengecewakan kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya, Bung Karno kemudian berlatih naik kuda selama tiga hari.
"Kita mengetahui sejarah, bahwa waktu itu Bung Karno jarang naik kuda. Tetapi karena beliau sadar peran beliau sebagai Panglima tertinggi, dan akhirnya beliau latihan hanya tiga hari dan kemudian bersedia menjadi inspektur upacara di atas kuda", tambahnya.
Prabowo mengaku, Kemenhan RI bangga mengabadikan patung tersebut di halaman kantor Kementerian Pertahanan.
"Kementerian Pertahanan merasa bangga membuat patung dimana Panglima tertinggi kita pertama di atas kuda", ungkap Prabowo saat memberikan pidato dalam peresmian tersebut.
Prabowo mengungkap, cerita di balik patung ini berawal dari peristiwa hari angkatan perang pertama, yaitu 5 Oktober 1946, hari dimana pertama kalinya Republik Indonesia menunjukkan bahwa RI memiliki angkatan perang yang siap untuk mempertahankan kemerdekaan.
Waktu itu, sebagai Panglima tertinggi, Soekarno diminta untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda.
"Waktu itu, sebagai inspektur upacara, sebagaimana tradisi waktu itu, para pimpinan tentara meminta kesediaan beliau untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda", ungkap Menhan.
Ia mengatakan, Presiden Soekarno sebelumnya diketahui tidak sering naik kuda. Karena tidak mau mengecewakan kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya, Bung Karno kemudian berlatih naik kuda selama tiga hari.
"Kita mengetahui sejarah, bahwa waktu itu Bung Karno jarang naik kuda. Tetapi karena beliau sadar peran beliau sebagai Panglima tertinggi, dan akhirnya beliau latihan hanya tiga hari dan kemudian bersedia menjadi inspektur upacara di atas kuda", tambahnya.