Waspadai Bahaya Istidraj

  • 3 tahun yang lalu
Kehidupan dunia yang gemerlap dengan segala pernak-perniknya cenderung membuat manusia senantiasa terus menerus mencari kebahagiaan dan kesenangan.

Kesuksesan dalam meniti karir, jabatan, ketenaran, pengakuan dari manusia membuat seseorang menjadi dihormati, kaya, terkenal, makan enak hidup mewah dan memiliki segalanya. Rumah yang megah, kendaraan mewah, kecantikan dan wajah rupawan, tubuh yang sempurna, pasangan yang menarik, anak-anak yang menyenangkan.

Namun disisi lain ia pun rutin bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla dengan meninggalkan segala kewajiban-Nya dan justru melanggar larangan-Nya.

Maka kita perlu waspada bila meraih kebahagiaan tidak diatas landasan agama Islam yang benar. Sebab bisa jadi Allah Ta'ala membiarkan ia bahagia di dunia sejenak namun ada ancaman besar yang akan menyeretnya di akhirat kelak.

Sesuai sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,

"Bila engkau melihat Allah Taala memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan) dari Allah." (HR. Ahmad, Shahihul Jami no. 561)

Disinilah kita perlu mengetahui bahwa kebahagiaan dunia itu semu menipu dan acapkali melalaikan kita dari akhirat. Sebagaimana firman-Nya,

"Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." (QS. Luqman: 33)

Allah Taala juga berfirman,

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu" (QS. Al Hadid: 20)

Wallahu'alam bis shawab

Dianjurkan