Menuju Wajah Ideal Transportasi Publik Jabodetabek

  • 3 tahun yang lalu
Terciptanya sistem transportasi perkotaan berbasis angkutan umum massal yang terintegrasi menjadi salah satu strategi utama meretas tantangan transportasi di Jabodetabek saat ini yaitu tingginya penggunaan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil.



Integrasi layanan transportasi yang efektif, efisien, aman dan, nyaman, serta terjangkau oleh masyarakat diharapkan mampu membuat pergerakan orang yang menggunakan angkutan umum massal di Jabodetabek mencapai 60% di akhir 2029 sesuai target Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).



Saat ini, berbagai implementasi kebijakan untuk menurunkan tingginya penggunaan kendaraan pribadi, sudah, sedang, dan akan terus dilakukan. Salah satunya mendorong masyarakat untuk berpindah dari kendaraan bermotor pribadi ke angkutan umum massal.



Namun, proses penggunaan angkutan umum massal harus dilihat secara utuh. Tidak hanya sekedar memanfaatkan KRL, MRT, LRT atau BRT tetapi juga pemanfaatan non motorized transportation di dalamnya. Ajakan pemanfaatan NMT seperti bersepeda dan berjalan kaki sebagai bagian dalam pemanfaatan angkutan umum massal serta alat bertransportasi pada  jarak-jarak yang masih terjangkau terus dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan.



NMT pada pemanfaatan angkutan umum massal dapat dilakukan baik pada tahapan first mile yaitu dari titik awal berangkat menuju angkutan umum massal ataupun last mile yaitu perpindahan dari angkutan umum massal menuju titik terakhir tujuan dengan berjalan kaki atau bersepeda. Artinya, berjalan kaki dan bersepeda adalah bagian yang tak terpisahkan dari penggunaan angkutan umum massal baik berbasis jalan maupun rel
Menuju Wajah Ideal Transportasi Publik Jabodetabek