Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi Usul Jam Masuk Sekolah Tak Bersamaan
- 3 tahun yang lalu
SEMARANG, KOMPAS.TV - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi), mengusulkan jam masuk dan pulang sekolah bagi siswa selama pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 dijadwalkan tidak bersamaan.
Usulan tersebut disampaikan Hendi pada Rabu (7/4/2021) siang, saat meninjau pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 2 Kota Semarang. Hendi yang sebelumnya melihat uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Negeri Pekunden, menilai secara umum proses pembelajaran tatap muka sudah berjalan bagus dengan protokol kesehatan ketat.
Menurut wali kota semarang yang akrab disapa Hendi ini, untuk penjadwalan jam masuk dan pulang sekolah menurutnya perlu dibuat secara berbeda supaya tidak ada penumpukan siswa atau tidak ada kerumunan.
"Ada empat kelas, empat kelas itu dibagi jam 08.00, jam 08.10, jam 08.20, dan jam 08.30, saya tanya sama kepala sekolahnya, kenapa begitu, supaya menghindari kerumunan dan kontak fisik. Maka mungkin sekolah-sekolah lain juga harus begitu, misalkan kayak SMP 2, kalo bisa tiap kelas masuknya diberi jarak, diberi jarak itu, pasti kerumunannya akan berkurang," ujar Hendi.
Para siswa yang disapa Hendi mengaku pembelajaran tatap muka menurut mereka lebih menyenangkan dan lebih enak daripada daring atau online. Terlebih saat pembelajaran tatap muka mereka bisa bertemu dengan teman-teman.
Di SMP Negeri 2 Kota Semarang, awal uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) khusus untuk kelas 7 dan dibatasi hanya 16 siswa per kelas. Pembelajaran tatap muka digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, mulai siswa datang hingga pulang harus diantar dan dijemput orangtua. Sementara siswa lainnya tetap mengikuti pembelajaran secara daring.
Pemerintah Kota Semarang sendiri untuk tahap awal hanya mengizinkan uji coba pembelajaran tatap muka di 2 SD dan 2 SMP, yakni SD Pekunden dan SD Lamper Kidul 02, serta SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 2 Kota Semarang. Sesuai rencana uji coba pembelajaran tatap muka akan digelar selama 2 pekan dan setelah itu akan dilakukan evaluasi.
#HendrarPrihadi #KotaSemarang #PembelajaranTatapMuka
Usulan tersebut disampaikan Hendi pada Rabu (7/4/2021) siang, saat meninjau pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 2 Kota Semarang. Hendi yang sebelumnya melihat uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Negeri Pekunden, menilai secara umum proses pembelajaran tatap muka sudah berjalan bagus dengan protokol kesehatan ketat.
Menurut wali kota semarang yang akrab disapa Hendi ini, untuk penjadwalan jam masuk dan pulang sekolah menurutnya perlu dibuat secara berbeda supaya tidak ada penumpukan siswa atau tidak ada kerumunan.
"Ada empat kelas, empat kelas itu dibagi jam 08.00, jam 08.10, jam 08.20, dan jam 08.30, saya tanya sama kepala sekolahnya, kenapa begitu, supaya menghindari kerumunan dan kontak fisik. Maka mungkin sekolah-sekolah lain juga harus begitu, misalkan kayak SMP 2, kalo bisa tiap kelas masuknya diberi jarak, diberi jarak itu, pasti kerumunannya akan berkurang," ujar Hendi.
Para siswa yang disapa Hendi mengaku pembelajaran tatap muka menurut mereka lebih menyenangkan dan lebih enak daripada daring atau online. Terlebih saat pembelajaran tatap muka mereka bisa bertemu dengan teman-teman.
Di SMP Negeri 2 Kota Semarang, awal uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) khusus untuk kelas 7 dan dibatasi hanya 16 siswa per kelas. Pembelajaran tatap muka digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, mulai siswa datang hingga pulang harus diantar dan dijemput orangtua. Sementara siswa lainnya tetap mengikuti pembelajaran secara daring.
Pemerintah Kota Semarang sendiri untuk tahap awal hanya mengizinkan uji coba pembelajaran tatap muka di 2 SD dan 2 SMP, yakni SD Pekunden dan SD Lamper Kidul 02, serta SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 2 Kota Semarang. Sesuai rencana uji coba pembelajaran tatap muka akan digelar selama 2 pekan dan setelah itu akan dilakukan evaluasi.
#HendrarPrihadi #KotaSemarang #PembelajaranTatapMuka