Limbah Pohon Salak jadi Miniatur Kapal dan Bangunan

  • 3 tahun yang lalu
PADANG, KOMPAS.TV - Seorang nelayan di Kota Padang Slamet mengolah sampah jadi bahan bernilai guna.

Berawal dari kekhawatiran akan banyaknya sampah pelepah pohon salak di lingkungannya

Dan ditengah penghasilan sebagai nelayan yang kian tidak pasti, Slamet mengolah limbah pelapah pohon salak ini menjadi karya seni bernilai jual tinggi.

Untuk menciptakan satu miniatur kapal, Slamet mengaku bisa menghabisi waktu hingga satu setengah bulan tergantung tingkat kerumitan dan ukurannya.

Hal tersebut karena dirinya juga kadang mesti melaut sebagai pekerjaan rutin yang tekini.

Namun jika difokuskan, Slamet mengaku hanya membutuhkan waktu paling lama kurang dari dua minggu.

Untuk harga miniatur buatannya, ia mengaku tidak mematok harga karena merupakan karya seni dan tergantung ketertarikan pembeli.

Namun hasil karyanya tersebut sempat dibeli hingga jutaan rupiah oleh seorang turis yang tertarik dengan miniatur kapal yang ia buat.

Kini karya-karyanya inipun menjadi penunjang ekonomi baginya.

Video Editor: Rengga