Pasien Dikarantina di Rumah Sakit Darurat Tidak Manusiawi

  • 3 tahun yang lalu
Sebuah klip dari rumah sakit darurat Tiongkok menarik perhatian di media sosial, klip itu diambil di wilayah Xishuangbanna, Tiongkok Barat Daya.

Video tersebut menunjukkan pasien secara individu, dikurung di dalam kabin kecil.

Mereka tampak terisolasi di dalam, selain adanya jendela kecil. pasien terlihat menjulurkan kepala keluar, saat para pekerja mengantarkan makanan.

Orang yang memposting klip tersebut, mengatakan pasien rumah sakit semuanya dinyatakan positif terkena virus PKT, dan harus dikarantina di sana selama tiga minggu. Biaya tinggal di sana dilaporkan sekitar 50 dolar AS (Rp 718 ribu) per hari.

Orang yang mempostingnya juga menyatakan bahwa otoritas Tiongkok, tampaknya menghasilkan banyak uang dari pasien yang sakit.


Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)”
New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global.
Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok)

Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/
Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/
Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/
Saksikan juga video kami di ☛ https://www.dailymotion.com/ntdindonesia
Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan
Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.dailymotion.com/ntdkehidupan

#karantina #rumahsakitdarurat #rumahsakitsementara #kabin #isolasi #tiongkok #cina #china #pkt #partaikomunistiongkok #pandemi #wabah #epidemi #lockdown #covid19 #viruscoronabaru

Dianjurkan