Tutup Desember 2020, Taman Margasatwa Ragunan Buka Kembali
- 3 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi corona, hari ini (13/03/2021), lokasi wisata Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta Selatan kembali dibuka.
Sebelumnya, Taman Margasatwa Ragunan ditutup sejak Desember lalu untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dibuka kembali, protokol kesehatan wajib dipatuhi pengunjung Taman Margasatwa Ragunan.
Sementara, mencegah kerumunan, pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan dibatasi hanya 50% dari kapasitasnya.
Berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan, pengunjung wajib terlebih dahulu melakukan registrasi secara daring.
Hal ini, dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah pengunjung harian Taman Margasatwa Ragunan.
Sebelumnya, usai ditemukan varian baru virus corona B117 asal Inggris, kini kembali ditemukan varian baru virus corona di tanah air.
Varian N439K ini dinilai lebih pintar dari jenis mutasi corona lainnya.
Mutasi corona varian B117 bukan satu-satunya mutasi corona yang harus diwaspadai.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mewanti-wanti soal adanya varian baru virus corona N439K.
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut mutasi N439K sudah ada di Indonesia.
Sebelumnya, Taman Margasatwa Ragunan ditutup sejak Desember lalu untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dibuka kembali, protokol kesehatan wajib dipatuhi pengunjung Taman Margasatwa Ragunan.
Sementara, mencegah kerumunan, pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan dibatasi hanya 50% dari kapasitasnya.
Berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan, pengunjung wajib terlebih dahulu melakukan registrasi secara daring.
Hal ini, dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah pengunjung harian Taman Margasatwa Ragunan.
Sebelumnya, usai ditemukan varian baru virus corona B117 asal Inggris, kini kembali ditemukan varian baru virus corona di tanah air.
Varian N439K ini dinilai lebih pintar dari jenis mutasi corona lainnya.
Mutasi corona varian B117 bukan satu-satunya mutasi corona yang harus diwaspadai.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mewanti-wanti soal adanya varian baru virus corona N439K.
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut mutasi N439K sudah ada di Indonesia.