Mati Suri Kawasan Wisata Siring Tendean Banjarmasin, Warga Menanti Kembali Dibuka
- 3 tahun yang lalu
BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Sejak maret 2020, objek Wisata Siring Menara Pandang dan sekitarnya hingga saat ini masih ditutup oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dengan alasan menghindari resiko penyebaran covid-19.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin, Ihsan Al-Haq menjelaskan penutupan tersebut dilakukan lantaran ada kekhawatiran timbulnya klaster baru yang diakibatkan membludaknya pengunjung.
Ihsan Al-Haq, menyebut minimnya sumber daya manusia untuk melakukan pengawasan dan keterbatasan sarana prasarana juga menjadi alasan masih ditutupnya objek wisata ini.
"Karena lokasi itu bebas diakses, jadi protap untuk menegakkan protokol kesehatan itu susah, tidak ada pagar, tidak ada pintu masuk," tandasnya.
Kendati ditutup, tempat ini ternyata masih bisa didatangi pengunjung.
Seperti Alfi yang mengaku sengaja datang ke siring menara pandang bersama dua temannya untuk memotret dan berswafoto.
Sebagai wisatawan ia sangat ingin tempat wisata ini dibuka kembali, walaupun dengan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.
"Untuk wisata siring kan sudah lama ditutup, hampir satu tahun. Harapan saya sih dibuka, tapi kalau buka kita harus jalankan protokol kesehatan," ucap Alfi.
Sementara, pelaku Wisata Khas Kota Banjarmasin dengan wisata susur sungainya pun berharap sektor wisata dapat kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.
Akibat penutupan yang berlangsung lama, perputaran perekonomian dari sektor pariwisata di kawasan ini dipastikan menurun dan berdampak pada melemahnya kemampuan ekonomi para pelaku usaha wisata terkait.
"Memang sepi pak, tapi namanya kita orang di bawah ya kami pasrah, menunggu kebijakan pemerintah," kata seorang pengemudi atau motoris perahu wisata di siring, Hardiansyah.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin, Ihsan Al-Haq menjelaskan penutupan tersebut dilakukan lantaran ada kekhawatiran timbulnya klaster baru yang diakibatkan membludaknya pengunjung.
Ihsan Al-Haq, menyebut minimnya sumber daya manusia untuk melakukan pengawasan dan keterbatasan sarana prasarana juga menjadi alasan masih ditutupnya objek wisata ini.
"Karena lokasi itu bebas diakses, jadi protap untuk menegakkan protokol kesehatan itu susah, tidak ada pagar, tidak ada pintu masuk," tandasnya.
Kendati ditutup, tempat ini ternyata masih bisa didatangi pengunjung.
Seperti Alfi yang mengaku sengaja datang ke siring menara pandang bersama dua temannya untuk memotret dan berswafoto.
Sebagai wisatawan ia sangat ingin tempat wisata ini dibuka kembali, walaupun dengan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.
"Untuk wisata siring kan sudah lama ditutup, hampir satu tahun. Harapan saya sih dibuka, tapi kalau buka kita harus jalankan protokol kesehatan," ucap Alfi.
Sementara, pelaku Wisata Khas Kota Banjarmasin dengan wisata susur sungainya pun berharap sektor wisata dapat kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.
Akibat penutupan yang berlangsung lama, perputaran perekonomian dari sektor pariwisata di kawasan ini dipastikan menurun dan berdampak pada melemahnya kemampuan ekonomi para pelaku usaha wisata terkait.
"Memang sepi pak, tapi namanya kita orang di bawah ya kami pasrah, menunggu kebijakan pemerintah," kata seorang pengemudi atau motoris perahu wisata di siring, Hardiansyah.